Minggu, 22 September 2013

Demi Bangsa, Dia Membela Indonesia Bersama Timnas PSSI

Satu lagi sosok satria pembela persepakbolaan nasional lahir dari kawah chandra dimuka TNI Angkatan Darat, dia adalah seorang prajurit muda yang kerap mewarnai perhelatan Tim Garuda yang dihormati kawan sekaligus disegani lawan. Figur anak muda kelahiran Jepara, 14 Juni 1992 itu terlahir bernama Agung Supriyanto. Diawali dari hobinya bermain sepak bola sejak duduk di kelas dua sekolah dasar di Jepara, kemudian ia mendaftarkan diri pada sekolah sepak bola. Di kelas lima, Ia terpilih memperkuat SD Negeri 5 Bangsri Jepara untuk mewakili sekolahnya mengikuti pertandingan sepak bola antar sekolah dasar di wilayahnya. Setelah lulus SD, berkat kepiawaiannya mengolah si kulit bundar, Ia pun mendapatkan tawaran untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Jepara. Hingga pada suatu ajang pertandingan sepak bola, Ia kembali berhasil menunjukkan prestasinya mengolah bola, sehingga menjadikan sekolahnya menjadi juara. “Syukur Alhamdulillah, dari kelas satu hingga kelas tiga, sekolahku dapat juara terus”, ucapnya.

Prestasinya yang gemilang tersebut membuat anak tunggal dari pasangan Purbonodan Kasmirah ini ditawari masuk SMAN 1 Jepara. Pada saat menempuh pendidikan di SMAN 1 Jepara, lagi-lagi pemuda lajang ini mampu mengharumkan sekolahnya melalui prestasi sepak bola menjadi juara. Setelah lulus dari SMAN 1 Jepara, kemudian Agung mendapat tawaran dari guru-gurunya yang lebih mengenal bakatnya untuk masuk Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI Angkatan Darat khusus sepak bola atau yang lebih dikenal dengan Secaba Sus Sepak Bola Kartika Nusantara. Sekolah Calon Bintara Sepak Bola tersebut diprakarsai oleh Jenderal (Purn) George Toisutta. Bermula dari sanalah, Ia menyambut tawaran itu dengan mengikuti seleksi di Semarang, hingga ia terpilih menjadi salah satu dari 16 peserta seleksi dari seluruh Jawa Tengah.

Setelah lolos tes di Semarang, pemuda yang juga pengagum Bambang Pamungkas ini pun melanjutkan proses seleksi di tingkat pusat, yaitu di Bandung, Jawa Barat. Pada seleksi akhir tersebut lagi-lagi Ia terpilih menjadi salah satu dari 30 peserta dari seluruh Indonesia yang lolos tes. Seiring berjalannya waktu, setelah menempuh pendidikan khusus sepak bola di Secaba TNI Angkatan Darat selama 1,5 tahun, Ia mendapatkan tawaran bermain bola dari pelatih Danurwindo yang telah mengamatinya sejak melaksanakan pendidikan di sekolah sepak bola, untuk bermain di PPSM KN Magelang yang merupakan Divisi Utama Liga Primer Indonesia. Setahun memperkuat PPSM KN Magelang, Ia direkomendasikan oleh Danurwindo untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-22, dan akhirnya terpilih untuk ikut membela timnas besutan Aji Santoso. Menurutnya, mendapat kesempatan membela timnas merupakan sebuah kebanggaan bagi setiap pemain. “Saya merasa bangga bercampur haru. Hal ini merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya dapat membela timnas,” ujarnya.

Sebagai anggota militer, sebenarnya ada banyak hal yang bisa mendukung kariernya di klub PPSM KN Magelang maupun timnas U-22, diantaranya adalah dalam hal pembentukan karakter dan masalah kedisiplinan. Ia pun mengaku, menjadi pemain sepak bola merupakan cita-citanya sejak kecil. Berkat ketekunan dalam berlatih, dia pun bisa masuk ke klub yang dilatih oleh pelatih senior Danurwindo, serta akhirnya bisa juga memperkuat timnas. “Akhirnya cita-cita kecil saya kesampaian.

Saya sangat bersyukur dengan pencapaian ini. Ini adalah awal untuk meraih prestasi menuju ke arah yang lebih baik”, ungkap laki-laki pengagum pesepakbola asal Brazil Ronaldo. Oleh karena itu, melalui prestasi yang baru dirintisnya tersebut, Ia berupaya penuh mendedikasikannya untuk kedua orang tuanya, teman, dan orang-orang terdekat yang mendukungnya selama ini termasuk atasannya mulai dari Kasad, para Asisten Kasad, Ketua PSAD, serta Danrindam III/Siliwangi. “Biasanya menjelang digelarnya pertandingan, para komandan saya menelepon memberi support”, ungkap remaja berpangkat Serda ini. Bukan hanya itu saja, setiap usai pertandingan, Ia juga mengaku kebanjiran ucapan selamat dari para atasannya itu, apalagi ketika pemain yang pernah membela klub Persijap Jepara U-21 itu mencetak gol pengunci kemenangan Garuda Muda atas Timor Leste pada babak kualifikasi Piala Asia AFC U-22 beberapa bulan yang lalu. “Saya memang cukup dekat dengan para komandan saya, kata mereka, saya sudah dianggap seperti anak sendiri”, tambahnya.

Walaupun prestasi yang ditorehkan baru seumur jagung, hal ini tidak menyurutkan prajurit lajang pemegang nomor punggung 18 di timnas PSSI U-22 untuk terus berprestasi di setiap event pertandingan, baik di kancah nasional maupun internasional. Hal ini dibuktikannya sampai sekarang pun Ia masih dipercaya oleh pelatihnya Aji Santoso untuk melakukan latihan bersama dengan salah satu pemain top lainnya seperti Andik Vermansyah di PSSI U-22 dalam rangka persiapan untuk menghadapi Sea Games 2013. Apalagi Ia telah dapat mewakili anggota TNI Angkatan Darat di timnas yang tentunya menjadi tolok ukur keberhasilan program Secaba Khusus Sepak Bola Kartika Nusantara. Tahun ini Kartika Nusantara telah menciptakan 18 pemain baru dari TNI Angkatan Darat yang berstatus pemain profesional yang bergabung di Divisi Utama PPSM KN Magelang. Hal ini merupakan terobosan dalam pembinaan sepak bola di tubuh TNI Angkatan Darat.

Dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak dibawah koordinasi Bapak Donny Miraza yang menyertakan tenaga profesional di sepak bola TNI Angkatan Darat seperti pelatih Danurwindo dan lainnya, Agung dan teman-temannya sesama prajurit pesepak bola bisa mencapai ini semua, karena materi yang diberikan oleh pelatih, sama seperti latihan yang dilakukan oleh timnas saat ini. Atas pertimbangan tersebut, maka Ketua PSAD berupaya menjalankan program Kartika Nusantara untuk memenuhi sarana dan prasarana latihan serta program latihan dalam pencarian bibit unggul guna mendukung timnas PSSI generasi ke depan. Ketika ditanya bagaimana konsep persiapan pembinaan atlet sepak bola untuk prestasi yang baik, secara terbuka Ia menjelaskan bahwa dalam pembinaan ini ada beberapa persyaratan yang tidak bisa ditinggalkan, diantaranya atlet harus selalu dalam keadaan sehat, baik itu sehat jasmani maupun rohani. “Atlet harus mempunyai mental dan fisik yang selalu terlatih; dapat menguasai teknik, taktik, dan strategi yang telah diajarkan pelatih dalam setiap materi yang diberikan dengan serius; makan makanan yang bergizi seimbang dengan tenaga yang dikeluarkannya, serta istirahat yang cukup”, ujarnya mantap. Dapat bermain kolektif, penuh konsentrasi, dan berupaya menang dalam setiap pertandingan. Dalam latihan dibutuhkan pelatih yang berkualitas, profesional, bukan sekadar pelatih sepak bola biasa serta tidak lupa untuk selalu berdoa dan memohon doa restu dari orang tua, keluarga dan handai taulan serta para atasan, agar semua yang diinginkan dapat mencapai hasil yang memuaskan.

Dengan usia yang masih 20 tahun, langkah karier Serda Agung Supriyanto di tingkat sepakbola Indonesia masih sangat panjang. Ia berharap bisa menjadi pemain profesional dan dapat bergabung dengan Persija Jakarta bermain bersama sang idolanya yaitu Bambang Pamungkas dalam satu tim. Peluang untuk menjadi penerus Bambang Pamungkas sebagai ujung tombak andalan Timnas senior pun sangat terbuka lebar bagi pemain yang berprestasi, bahkan bisa melebihi pencapaian idolanya sebagai pencetak gol terbanyak. Sebagai prajurit TNI Angkatan Darat, ia juga memiliki kewajiban untuk memperkuat korpsnya dalam wadah Persatuan Sepak bola TNI Angkatan Darat (PSAD) jika tak lagi menjadi pemain profesional, sehingga akan kembali ke markas dan menjadi seorang militer yang sapta margais. Selamat berjuang Serda Agung, berikan hasil maksimal untuk Indonesia, ciptakan gol-gol indahmu ke gawang lawan, dan gapailah mimpimu untuk membawa Timnas menjadi Juara ..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar