Rabu, 30 September 2015

SLMM Changbogo Class: Sang Ranjau Pembunuh dari Kedalaman Laut

web_submarine_torpedo_02

Kehadiran kapal selam Changbogo Class yang akan mulai memperkuat Korps Hiu Kencana TNI AL pada awal tahun 2017, juga membawa lompatan teknologi dalam sistem kesenjataan bawah laut. Bila di kapal selam (kasel) terdahulu, yakni Type 209 (Cakra Class) kasel hanya bisa melontarkan torpedo SUT (surface and underwater torpedo) 533 mm, maka di Changbogo Class kasel dapat melontarkan rudal anti kapal dan hebatnya bisa menghantarkan ranjau.

Modus operasi SLMM
Modus operasi SLMM

Sebagai kasel diesel listrik dengan bobot 1.442 ton (di permukaan), Changbogo Class memang tak dilengkapi sistem VLS (vertical launch system) guna meluncurkan rudal balistik. Di kasel diesel listrik umumnya dan tentunya juga di Changbogo Class, ketiga fungsi mulai dari tempat peluncuran torpedo, peluncuran rudal anti kapal dan peluncuran ranjau, dilakukan lewat tabung peluncur yang sama, alias salome (satu lobang rame-rame). Dalam sekali berlayar, Changbogo Class dapat memuat 28 unit ranjau.

Dari kacamata penulis, kapal selam meluncurkan torpedo dan rudal anti kapal sudah sering terdengar. Tapi lain hal kemampuan kapal selam sebagai penghantar ranjau laut (minelayer). Dalam terminologi peperangan konvensional, ranjau laut dirancang dengan bentuk bulat yang diluncurkan dari kapal perusak (destroyer) dan punya cara kerja pasif. Namun ranjau laut yang diluncurkan dari kapal selam punya wujud dan cara kerja berbeda. Secara teknologi ranjau laut yang diluncurkan dari kasel disebut SLMM (Submarine Launched mobile Mine).

Slmm

Ranjau laut konvesional
Ranjau laut konvesional

Struktur SLMM MK67
Struktur SLMM MK67

Karena diluncurkan dari tabung torpedo, SLMM punya bentuk layaknya torpedo. Dari segi kaliber dan rancangan pun mirip dengan torpedo. Cara kerjanya, SLMM dilepaskan dari kasel lewat tabung peluncur, SLMM dapat diarahkan menuju area atau target penjebakan, semisal di teluk, selat atau dermaga. Bila SLMM telah sampai di area target, selanjutnya SLMM akan tidur atau berbaring di dasar laut.

Nah, SLMM yang dilengkapi sensor magnetic, sensor seismik, tenaga penggerak (propeller) dan hulu ledak, akan mendeteksi secara otomatis pergerakan target yang melintas di atasnya. Target bisa di setting untuk menghajar kapal selam atau kapal permukaan. Bila saatnya tiba, target telah dikunci oleh sistem TDD (target detection device), maka SLMM akan ‘bangun’ dari tidurnya dan siap melibas target langsung dari dasar laut tanpa disadari kehadirannya oleh lawan. Dalam konsep gelarannya, jelas SLMM jadi alutsista bawah air yang amat menakutkan, ibarat menyimpan ‘bom waktu’ di behind enemy lines.

SLMM MK67
SLMM MK67

SLMM juga dapat diluncurkan dengan sistem substrike, menggunakan basis torpedo MK46
SLMM juga dapat diluncurkan dengan sistem substrike, menggunakan basis torpedo MK46

Ada beberapa SLMM di kaliber 533 mm, seperti BAE Stonefish, Sea Urchin, MR-80 dan TSM 3500. Rata-rata ranjau laut bergaya torpedo ini mampu berdiam diri di kedalaman maksimum 183 – 200 meter. SLMM juga dapat ditamam di perairan dangkal, seperti Stonefish dapat bersiaga di kedalaman 5 meter. BAE Stonefish diproduksi oleh Inggris dan saat ini telah digunakan AL Inggris dan AL Australia. Di Australia, Stonefish dipasang pada kapal selam Collins Class. Sementara armada kasel AL AS populer menggunakan SLMM MK67 yang punya kaliber 485 mm. (Haryo Adjie)
 

Nasib DN Aidit dan Ahmad Yani, sama-sama berakhir di sumur tua

Nasib DN Aidit dan Ahmad Yani, sama-sama berakhir di sumur tua
dn aidit. ©istimewa

Dalam dunia politik periode 1965, Ketua Central Comite Partai Komunis Indonesia (CC PKI) Dipa Nusantara Aidit punya musuh abadi. Panglima Angkatan Darat Letjen Ahmad Yani menjadi musuh bebuyutan yang selalu menjegal langkah politik PKI. Sebaliknya, PKI pun selalu menyerang Angkatan Darat.

Kedua orang itu memang tak pernah cocok. Ditambah lagi perseteruan Angkatan Darat dan PKI yang maik meruncing, Yani dan Aidit ibarat anjing dan kucing.

Ketika Yani dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat 22 Juni 1962, Aidit khusus menulis puisi untuk menyindir Yani. Puisi itu diberi judul Raja Naik Mahkota.

Udara hari ini cerah benar,
Pemuda nyanyi nasakom bersatu,
Gelak ketawa gadis Remaja,
Mendengar si lalim naik tahta,
Tapi konon mahkotanya kecil,

Ayo maju terus kawan,
Halau dia ke jaring dan jerat,
Hadapkan dia kemahkamah rakyat.

Aidit tak menyukai gaya hidup Yani yang borjuis. Mulai dari mini bar, koleksi jam tangan mewah, hingga hobi golf Yani. Yani yang lulusan pendidikan militer Amerika juga dinilai sebagai agen neokolonial dan imperialisme (Nekolim).

Serangan Aidit berlanjut, tahun 1963 saat Operasi Trikora di Irian Barat selesai, PKI menuding Angkatan Darat memboroskan anggaran dan menyebabkan negara bangkrut. Saat itu kondisi perekonomian Indonesia memang morat-marit.

Yani marah, dia membalas serangan Aidit. "Biar ada 10 Aidit pun tak akan bisa memperbaiki ekonomi kita," kata Yani seperti ditulis dalam buku Sejarah TNI Jilid III terbitan Pusjarah.

Keduanya pun kembali terlibat seteru saat Aidit mengusulkan pembentukan angkatan kelima dimana buruh dan tani dipersenjatai. Aidit beralasan buruh dan tani akan dikerahkan untuk Dwikora menghadapi Malaysia dan serangan Nekolim. Yani menolaknya. tentu saja Angkatan Darat tak mau PKI punya kekuatan bersenjata yang sewaktu-waktu bisa digerakkan.

"Kalau Nekolim menyerang, semua rakyat Indonesia akan dipersenjatai. Bukan hanya buruh dan tani," balas Yani.

Saat itulah beredar Dokumen Gilchrist, Duta Besar Inggris untuk Indonesia. Isinya menyebut ada kerjasama antara militer AS dengan sejumlah jenderal Angkatan Darat yang tak loyal dengan Soekarno. Ada isu Dewan jenderal yang siap mengkudeta Soekarno dan mendirikan pemerintahan baru. Nama Yani masuk di dalamnya. Jelas saja Yani menolak isi dokumen tersebut.

Yani tahu PKI akan segera menyerang, tapi dia meremehkan informasi yang beredar. Intelijen Angkatan Darat ternyata gagal mendeteksi gerakan 30S. Ketidakwaspadaan yang harus dibayar dengan harga sangat mahal. Yani tewas diberondong pasukan penculik 1 Oktober 1965 dini hari di rumahnya. Sejumlah jenderal pimpinan Angkatan Darat juga dihabisi. Mayat mereka dimasukkan ke dalam sumur tua di lubang buaya.

Tapi kemenangan juga bukan milik Aidit. Setelah G30S gagal, Aidit lari ke Jawa Tengah. Beberapa hari kemudian Aidit tertangkap. Beberapa versi menyebutkan Pasukan Kostrad mengeksekusi Aidit dengan berondongan peluru AK-47 di sekitar Boyolali. Sama, jenazah Aidit pun dimasukkan dalam sumur tua.

Demikian akhir permusuhan Yani dan Aidit, hampir serupa walau tak sama. Keduanya bukan pemenang, hanya korban revolusi yang masih abu-abu.

Saat Soeharto marah tak dijadikan pimpinan TNI AD oleh Soekarno

Saat Soeharto marah tak dijadikan pimpinan TNI AD oleh Soekarno
soeharto. ©2012 Merdeka.com

Peristiwa Gerakan 30 September melambungkan nama Soeharto hingga menjadi presiden. Momen-momen perdebatan mewarnai hubungan Soeharto dengan Bung Karno pada saat-saat kritis.

Tampuk pimpinan AD mengalami kekosongan setelah Letjen Ahmad Yani dan lima perwira tinggi AD lainnya diculik dalam G30S. Setelah RRI berhasil dikuasai pasukan Kol Sarwo Edhie, Mayjen Soeharto langsung mengumumkan mengambil alih komando pimpinan AD untuk sementara waktu. Hal itu diakui Soeharto guna mengisi kekosongan komando di AD karena enam petingginya tewas dalam G30S.

Namun, Presiden Soekarno ternyata memiliki pandangan lain. Bung Karno berniat menjadikan Mayjen Pranoto Reksosamodra sebagai pelaksana harian, sementara tongkat pimpinan AD langsung berada di bawah kendali Bung Karno. Hal ini diutarakan Bung Karno saat bertemu dengan Soeharto di Istana Bogor, 2 Oktober 1965.

Mendengar pernyataan Bung Karno itu, Mayjen Soeharto langsung berkomentar halus. Biasanya dia yang selalu menjadi pelaksana harian jika Jenderal Yani berhalangan.

Belum sempat Presiden Soekarno menjawab, Soeharto langsung menyambung ucapannya. "Tetapi, saat ini karena Bapak Presiden telah mengangkat Jenderal Pranoto sebagai pelaksana harian, dan supaya jangan menimbulkan dualisme pimpinan dalam Angkatan Darat, saya serahkan tanggung jawab keamanan ini dan ketertiban umum pada pejabat baru."

Mendengar ucapan Mayjen Soeharo, Bung Karno langsung beraksi. "Jangan, bukan maksud saya begitu. Harto tetap bertanggung jawab mengenai keamanan dan ketertiban," kata Bung Karno.

Mayjen Soeharto kemudian mempertanyakan ucapan Bung Karno. Dengan emosi Soeharto mempertanyakan dasar yang dimilikinya sebagai penanggung jawab.

"Lantas dasar saya apa? Dengan tertulis Bapak telah mengangkat Mayor Jenderal Pranoto dan harus ditaati. Orang bisa mengira, saya ini tidak tahu diri, ambisius dan tidak patuh. Kan repot Pak," kata Mayjen Soeharto dalam Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya terbitan PT Citra Lamtoro Gung Persada 1989.

"Lantas bagaimana caranya?" tanya Bung Karno.

Soeharto kemudian menjawab, satu-satunya cara adalah Presiden Soekarno berpidato kepada rakyat melalui radio soal mandat yang diberikan kepadanya mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban pasca-G30S.

Bung Karno lantas memanggil Komandan Tjakrabirawa Brigjen Sabur. Dia memerintahkan agar Sabur melakukan apa yang diminta Soeharto.

Meski menerima, Soeharto mengaku kurang sreg atas pengangkatan Mayjen Pranoto sebagai pelaksana harian. Soeharto bahkan mengaku tidak percaya kepadanya. Namun demikian, dia hanya diam saja, tidak mengungkapkannya ke Bung Karno.

Tanggal 16 Februari 1966, Soeharto memberikan perintah penangkapan untuk Jenderal Pranoto. Soeharto menuding Pranoto terlibat G30S. Bahkan Pranoto masuk salah satu gembong gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pranoto mencoba menyanggah tudingan yang dialamatkan padanya. Namun percuma, tak ada keadilan atau pengadilan bagi tahanan politik yang sudah dicap PKI.

Tanggal 16 Februari 1981, Pranoto dibebaskan dari tahanan. Dia berjalan kaki ke rumah anak-anaknya di Kramatjati, Jakarta Timur.

Jenderal pilihan Soekarno ini meninggal 9 Juni 1992. Cap tahanan politik belum lepas bahkan saat kematiannya. Nasib Pranoto sama buruknya dengan Soekarno yang meninggal dengan status tahanan rumah.

Ini daftar lengkap pasukan TNI yang disusupi PKI & G30S

Ini daftar lengkap pasukan TNI yang disusupi PKI & G30S

Orang-orang Komunis menyebutnya para perwira berpikiran progresif revolusioner. Mereka lah para tentara yang berhasil direkrut oleh PKI untuk mendukung Gerakan 30 September.

Adalah Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman yang memiliki tanggung jawab untuk itu. Sjam mengaku kekuatan tentara yang dibina PKI sudah cukup kuat untuk mengadakan gerakan di Jakarta. Sedangkan di daerah akan ikut begitu di Jakarta meletup.

Dalam buku 'Dalih Pembunuhan Massal' sejarawan John Roosa menuliskan kekuatan para pembelot yang dipimpin Letkol Untung Samsuri tersebut.

Berikut rinciannya:

1. 2 Peleton dari Brigade 1 Kodam Jaya atau sekitar 60 orang
2. 1 Kompi minus dari Batalyon I Tjakrabirawa atau sekitar 60 orang
3. 5 Kompi Batalyon 530 Brawijaya atau 500 orang
4. 5 Kompi Batalyon 454 Diponegoro atau 500 orang
5. Satu Batalyon dari AURI dan Pasukan Pembela Pangkalan atau 1.000 orang
6. Perseorangan dari berbagai kesatuan sekitar 50 orang

Total prajurit militer sekitar 2.130 orang ditambah kekuatan sipil dan ormas pendukung lain menjadi sekitar 4.130 orang.

Untung membagi tiga pasukannya. Pasukan Pasopati (Cakrabirawa dan Brigif) bertugas menculik para jenderal, Bimasakti (Yon 454 dan Yon 530) bertugas mengawal kawasan Monas dan merebut RRI serta Telkom. Lalu pasukan Gatotkaca yang menjaga Lubang Buaya (Terdiri dari PPP dan sukarelawan).

Untuk Batalyon 530 harus dicatat bahwa mereka berhasil langsung diajak kembali bergabung oleh Soeharto. Bahkan Yon 530 langsung diajak ikut menumpas pasukan G30S. Sementara Yon 454 yang akhirnya bergerak ke Halim, juga jumlahnya makin menyusut dan memilih meninggalkan komandan batalyon dan wakilnya. Sehingga kekuatan ini tidaklah sebesar di atas kertas.

"Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S. Masih ditambah dengan pasukan RPKAD dan Kodam Siliwangi di Bandung yang hanya berjarak tujuh jam berkendara dari Jakarta."

John Roosa juga menilai hanya segelintir pasukan yang mau diajak komandannya ikut gerakan tersebut. Kolonel Latief misalnya, sebagai Komandan Brigade dia punya pasukan tiga batalyon atau sekitar 2.000 orang. Nyatanya hanya 60 orang yang ikut gerakan ini.

"Begitu juga Letkol Untung. Dari 500 anggota Yon I Tjakrabirawa, hanya 60-70 orang yang ikut memberontak," kata sejarawan Petrik Matanasi kepada merdeka.com.

Seperti kata salah satu tokoh G30S, Brigjen Soepardjo, Biro Chusus PKI nyatanya memang hanya omong besar. Mereka mengklaim kalau komandan batalyon berhasil didekati, maka dianggapnya seluruh pasukan akan ikut. Padahal kenyataannya tidak demikian.

Selain para penculik, para tentara yang disiagakan di Monas juga bingung mau berbuat apa. Koordinasi tak berjalan dengan mulus. Gara-gara tak makan seharian, mudah saja mereka diajak Letjen Soeharto untuk bergabung dan balik memukul G30S.

Maka gerakan ini nyaris tak berhasil menjalankan misinya selain menculik 7 jenderal. Dalam waktu 24 jam seluruh komando bubar tak beraturan.

Gerakan gagal ini memberi angin bagi kekuatan antikomunis untuk terus bergerak. Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat Kolonel Sarwo Edhie Wibowo mencatat sekitar 3 juta orang yang diduga terlibat komunis tewas dalam operasi militer.


Soe Hok Gie yakin ada yang sengaja terus beri Soekarno wanita cantik

Soe Hok Gie yakin ada yang sengaja terus beri Soekarno wanita cantik

Istri soekarno. ©2015 berbagai sumber dari google

Bung Karno adalah manusia yang baik dan tragis hidupnya. - Soe Hok Gie

Kritik pada Presiden Soekarno makin kencang menjelang meletusnya G30S tahun 1965. Sang Presiden seperti terbuai dalam mimpi indah bersama para istrinya.

Saat itu Presiden Soekarno memiliki lima orang istri. Sementara perekonomian makin buruk, harga kebutuhan pokok makin mencekik. Namun di istana pesta-pesta tetap digelar. Para buaya keroncong masih tertawa riang di tengah suasana serba sulit.

Adalah aktivis Soe Hok Gie yang mencatat buruknya moralitas para pejabat ketika itu. Gie yakin ada pihak-pihak yang sengaja membuat Soekarno terlena dengan para wanita cantik dan melupakan masyarakat.

Gie menyebut para menteri di sekeliling Soekarno hanya memberikan laporan yang baik-baik saja untuk menyenangkan Presiden. Mereka memisahkan realita dengan presiden.

"Aku yakin bahwa Bung Karno adalah manusia yang baik dan tragis hidupnya. Mungkin dia membuat kesalahan politik, tetapi salah satu sebabnya adalah pembantunya sendiri," tulis Gie dalam Catatan Seorang Demonstran.

Gie menyebutkan para pengawal Soekarno membuat birokrasi makin sulit. Soekarno tak bisa lagi ditemui sembarang orang. Seolah-olah dia menjadi tawanan dalam sangkar emas.

"Dalam suasana seperti ini, ada suatu otak yang secara sistematis berupaya 'mendekadensikannya'. Dia terus menerus disupply dengan wanita cantik yang lihai. Hartini muncul (siapa yang mempertemukannya?) dan membuat Bung Karno dihancurkan. Sejak saat itu wanita-wanita cantik keluar masuk istana: Baby Huawe, Ariati, Sanger, Dewi dan yang lainnya."

"Seolah-olah Bung Karno mau dialihkan hidupnya dari insan yang cinta tanah air menjadi kaisar-kaisar yang punya harem. Tiap minggu diadakan pesta di istana dengan omongan cabul dan perbuatan-perbuatan cabul," kata Gie.

Para mahasiswa menyebut ada menteri yang jadi germo untuk para pejabat di Istana. Ada menteri yang tak kerja dan tukang kawin.

Badai G30S kemudian menerjang. Mahasiswa bersama Angkatan Darat kemudian menjadi motor tumbangnya Soekarno. Di tahanan rumah, Soekarno dilarang menemui semua istrinya. Dia meninggal dalam sepi.

Sjam Kamaruzaman, sosok yang 'menipu' Letkol Untung & Aidit di G30S

Sjam kamarujaman. wordpress.com
Sjam kamarujaman. wordpress.com


Sjam Kamaruzaman, tak banyak yang mengenal sosoknya. Sepak terjangnya di Biro Chusus Partai Komunis Indonesia memang tak banyak terekspos. Badan khusus yang bertugas membina kekuatan komunis di tubuh TNI ini memang serba rahasia. Mereka hanya bertanggung jawab pada Ketua Comite Central PKI DN Aidit. Tak semua anggota PKI tahu keberadaan mereka.

Sjam disebut sebagai ‘the missing link’ atau sosok yang selama ini hilang dalam peristiwa G30S. Dialah yang sebenarnya mengerakkan gerakan itu sepenuhnya.

Aidit banyak berkoordinasi dengan Sjam saat persiapan G30S. Sjam pula yang memanas-manasi Aidit agar cepat bergerak. Dia memberi jaminan pasukan pendukung telah siap. Padahal kenyataannya, hanya beberapa gelintir pasukan yang siap mendukung gerakan itu. Aidit terlalu percaya pada Sjam.

“Biro Chusus mengelabui diri sendiri dengan menganggap ambisi sebagai pencapaian. Pimpinan tidak pernah mempelajari pasukan mana yang bisa bergabung,” analisa Brigjen Soepardjo, salah satu unsur pimpinan gerakan militer dalam gerakan G30S seperti ditulis sejarawan John Roosa dalam bukunya Dalih Pembunuhan Massal.

Aidit termakan analisa palsu Sjam. Apalagi pimpinan PKI itu khawatir dengan kondisi Soekarno yang jatuh sakit. Jika Soekarno keburu meninggal dunia, TNI AD pasti langsung akan bergerak untuk menghancurkan PKI.

Maka Aidit menyimpulkan, lebih baik memukul duluan dengan menculik para jenderal.

Dalam pelaksanaannya, Sjam seolah-olah memimpin gerakan ini. Para perwira militer G30S PKI seperti Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan Kolonel Latief berada di bawah komandonya.

Letkol Untung dan Brigjen Soepardjo sempat ragu bergerak, setelah dukungan tank dan kendaraan lapis baja yang dijanjikan Sjam tak kunjung datang. Kelihatan benar kalau Sjam hanya omong besar. Namun pria yang digambarkan selalu percaya diri ini menyergap dua perwira militer ini.

“Ya Bung kalau begini banyak yang mundur, kalau revolusi sudah berhasil banyak yang mau ikut,” kata Sjam.

Terjadilah peristiwa kelam G30S. Dalam 24 jam, gerakannya layu dan langsung dihajar Kubu Letjen Soeharto. Brigjen Soepardjo mencoba meminta kendali pasukan dari Sjam, namun tak diberikan.

Lemaslah sang jenderal bintang satu itu. Dia terduduk.

“Kita sudah kalah,” katanya.

Letkol Untung ditangkap dalam pelariannya di Jawa Tengah. Brigjen Soepardjo pun demikian. Keduanya tewas dieksekusi mati. (Merdeka)

Minggu, 27 September 2015

Bung Karno Bikin Pemimpin Uni Soviet Tak Bisa Tidur Nyenyak

Bung Karno Bikin Pemimpin Uni Soviet Tak Bisa Tidur Nyenyak
Bung Karno bersama Presiden Nikita Sergeyevich Khrushchev di Uni Soviet. (Istimewa)

Di bekas negara pecahan Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, nama Presiden Soekarno sangat dihormati. Jika orang Indonesia (Muslim) datang berkunjung ke Uzbekistan mengunjungi makam Imam Bukhari, salah satu ahli hadits Nabi Muhammad SAW, akan diberi keistimewaan.


Orang Indonesia akan diizinkan masuk ke bagian dasar bangunan yang merupakan tempat jasad Imam Bukhari disemayamkan. Perlakuan istimewa ini berkat jasa Bung Karno.


Tahun 1961, pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow.


Khrushchev yang berkuasa di Uni Soviet dari tahun 1953 hingga 1964 itu hendak menunjukkan pada Amerika Serikat bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.

Dalam buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan bahwa Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat Indonesia.
Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.


Maka, Bung Karno mengajukan syarat. Dialog pun terjadi antara Bung Karno dan Khrushchev. “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak,” kata Bung Karno.

“Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Khrushchev balik bertanya.
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”

Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitenya untuk menemukan makam dimaksud. Ternyata, hasilnya nihil.

Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”

“Kalau tidak ditemukan, ya sudah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda,” ujar Bung Karno.

Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas. Khrushchev kembali memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini.

Setelah tiga hari pencarian, mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam Al Bukhari.

Imam Bukhari lahir di Bukhara pada tahun 810 M. Ia meninggal dunia dan dimakamkan Samarkand pada 870 M. Ketika ditemukan, makam Imam Al Bukhari dalam kondisi rusak tak terawat.

Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”

Setelah dari Moskow, pada 12 Juni 1961, Bung Karno tiba di Samarkand. Puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini sejak dari Tashkent. 

Soekarno naik kereta dari Moskow ke Samarkand. Bung Karno tiba pada malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur.

Bung Karno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaiki makam Imam Bukhari. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia, apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.


Viva. 

Jumat, 25 September 2015

Rangkaian HUT ke-70 TNI, dari Bakti Sosial hingga Parade Alutsista

AFP PHOTO / SUTANTA ADITYA Tentara Nasional Indonesia bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia melakukan latihan anti-teror di Kantor Walikota Medan, Sumatera Utara, Senin 7 Juli 2014. Latihan ini merupakan persiapan pengamana pemilihan umum presiden pada 9 Juli.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memperingati HUT ke-70 yang akan digelar di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, pada Senin (5/10/2015). Rangkaian HUT TNI akan diisi kegiatan bakti sosial, upacara hingga parade alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI."Upacara Parade dan Defile Peringatan HUT ke-70 TNI akan dipimpin langsung Presiden  selaku Inspektur Upacara (Irup) dengan didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan masing-masing Kepala Staf Angkatan," ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Puspen TNI, Kolonel Berlin, melalui siaran pers, Jumat (25/9/2015).Adapun rangkaian kegiatan HUT TNI telah dilaksanakan dalam bentuk bakti sosial saat Sail Tomini, pada 13-14 September 2015. TNI juga sudah menggelar operasi katarak di wilayah Kodam III/Siliwangi (Cilegon), pada tanggal 19-20 September 2015, yang melibatkan 500 pasien. Selain itu kegiatan Anjangsana pada 22 September 2015, di RSPAD Gatot Subroto, RSAL Dr Mintohardjo dan RSAU Dr Esnawan Antariksa sebanyak 300 pasien.Kemudian, pengobatan massal telah digelar pada 23 September 2015, di wilayah Korem 064/MY dengan melibatkan 3.000 pasien. Puncak Peringatan HUT TNI akan dikerahkan 12.080 prajurit dari ketiga Angkatan dan pengerahan alutsista.Misalnya,TNI Angkatan Darat akan menampilkan Demo Yongmoodo dengan 3.233 prajurit. Demo ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan prajurit dalam teknik beladiri militer dengan baik.  Sementara itu, TNI Angkatan Laut akan menampilkan Operasi Laut Gabungan, Operasi Amphibi dan penembakan senjata startegis Exocet MM 40. Operasi Laut Gabungan merupakan simulasi dalam rangka merebut wilayah laut dan Operasi Amphibi untuk mengembalikan kedaulatan NKRI.Demo tersebut melibatkan 3.374 prajurit TNI AL, 43 KRI, dan 25 Unit Pesawat. Kemudian, TNI Angkatan Udara akan menampilkan Demo Operasi Udara Gabungan untuk merebut keunggulan udara.Demo tersebut melibatkan 1.794 prajurit TNI AU, 130 pesawat, baik pesawat jenis helly, cesna, angkut, latih, dan pesawat tempur seperti 4 pesawat EMB-314, 12 T-50, 10 pesawat Hawk 100/200, 12 jenis F-16 dan 10 pesawat Sukhoi.

Moeldoko dan Hubungan TNI-SAF

ARSIP KEMHAN SINGAPURA Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko menerima penghargaan Darjah Utama Bakti Cemerlang dari Presiden Singapura Tony Tan Kang Yam di Istana Singapura, Selasa (22/9/2015). Penghargaan itu merupakan penghargaan militer tertinggi dari pemerintah Singapura.
Pasukan bersenjata berbaris memasuki halaman Istana Singapura, Selasa (22/9) siang. Tak berapa lama, Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal (Purn) Moeldoko berkeliling menginspeksi pasukan berseragam putih-hitam tersebut.Acara itu, rangkaian dari pemberian penghargaan Darjah Utama Bakti Cemerlang (tentera) dari Pemerintah Singapura kepada Moeldoko. Dengan disaksikan puluhan pimpinan serta anggota militer Singapura, termasuk Menteri Pertahanan Singapura Ng N Heng, Presiden Singapura Tony Tan Kang Yam menyematkan penghargaan itu kepada Moeldoko yang merupakan lulusan terbaik Akademi Militer RI tahun 1981.Darjah Utama Bakti Cemerlang (tentera) merupakan penghargaan militer tertinggi Pemerintah Singapura. Penghargaan ini awalnya hanya untuk tentara Singapura berprestasi. Namun, sejak tahun 2003, penghargaan itu juga diberikan untuk tokoh militer negara sahabat.Hingga saat ini, baru ada 14 tokoh militer di luar Singapura yang menerima penghargaan itu. Mereka berasal dari Australia, Brunei, Selandia Baru, Thailand, Amerika Serikat, dan Indonesia.Khusus untuk Indonesia, Moeldoko merupakan tokoh militer kedua yang menerima bintang kehormatan tersebut. Pada tahun 2009, penghargaan serupa diterima Panglima TNI (saat itu) Jenderal Djoko Santoso.Sementara bagi Moeldoko, Darjah Utama Bakti Cemerlang (tentera) merupakan penghargaan kedua yang diterimanya dari Pemerintah Singapura. Sebelumnya pada 2013, Moeldoko menerima anugerah Pingat Jasa Gemilang dari Menteri Pertahanan Singapura.Saat upacara penyematan Darjah Utama Bakti Cemerlang dijelaskan, penghargaan itu diberikan kepada Moeldoko atas perannya sebagai Panglima TNI 2013-2015. Moeldoko dinilai berhasil membina hubungan baik antara TNI dan angkatan bersenjata Singapura (SAF).Hubungan baik itu antara lain terlihat dari digelarnya latihan bersama TNI dan SAF hingga beberapa kali. Latihan itu misalnya Safkar Indopura, yang merupakan latihan bersama TNI Angkatan Darat dengan SAF di Magelang, Jawa Tengah, November 2014. Pada Desember 2014, TNI Angkatan Udara dengan SAF juga menggelar latihan bertajuk Indopura Elang di Pekanbaru, Riau.TNI dan SAF juga berpartisipasi dalam pertemuan menteri pertahanan ASEAN yang disertai dengan latihan bersama kontra-terorisme. Angkatan bersenjata kedua negara juga bekerja sama dalam sejumlah operasi pertahanan dan keamanan, seperti patroli di Selat Malaka.Pemerintah Singapura meyakini berbagai kerja sama TNI dan SAF merupakan upaya Moeldoko mempererat hubungan Indonesia-Singapura.Peran Moeldoko dalam mempererat hubungan Indonesia-Singapura juga disampaikan Duta Besar RI untuk Singapura Andri Hadi. "Bukan hanya hubungan baik di antara militer kedua negara, tetapi juga people to people. Banyak tentara Singapura bersekolah di Indonesia, demikian sebaliknya," tuturnya.Menurut Moeldoko, diplomasi di bidang pertahanan memang sangat diperlukan. TNI harus menjaga hubungan baik dengan angkatan bersenjata negara lain.



Kompas.

CONTROLMaster200: Sistem Radar Hanud Untuk Rudal Starstreak TNI AD

Control-Master-200-foto-Thales

Melanjutkan artikel sebelumnya, disebut bahwa Indonesia akan mendatangkan paket integrasi sistem senjata dan sensor rudal Starstreak dalam platform ForceSHIELD. Di dalam platform ini sudah tercakup peluncur rudal Starstreak jenis Lightweight Multiple Launcher (LML), VML (Versatile Missile Launcher) RAPIDRanger Air Defence dan radar penjejak target CONTROLMaster200. Dan secara khusus, kali ini kami kupas tentang sosok CONTROLMaster200 yang dipasang pada platform truk Renault 8×8.

Bila nantinya CONTROLMaster200 hadir melengkapi sistem baterai hanud rudal Starstreak, maka ini menjadi varian lain dari jenis-jenis radar mobile SHORAD yang telah dimiliki Satuan Arhanud TNI AD. Jenis radar mobile hanud lumrah hadir sebagai paket dari sistem rudal yang dibeli. Ambil contoh rudal Bofors RBS-70 menggunakan radar mobile Giraffe, rudal Rapier yang menggunakan radar Blindfire, rudal Grom yang menggunakan Mobile Multibeam Search Radar (MBSR), dan rudal Mistral yang menggunakan MCP (Mistral Coordination Post). Masih ada lagi rudal QW-3 yang dioperasikan Paskhas TNI AU yang menggunakan jenis radar TH—5711 Smart Hunter. Selain membawa keunikan pada perbedaan spesifikasi dan kemampuan penjejakan, setiap paket radar juga mengadopsi tipe truk-truk yang berbeda.

forceshield



Radar CONTROLMaster200.
Radar CONTROLMaster200.

CONTROLMaster200 sejatinya adalah kombinasi dari peran tactical radar dan air defence coordination. Paket CONTROLMaster200 terdiri dari komponen high performance radar GM200 yang punya kemampuan 3D dan modul CONTROLView C2 yang ditempatkan pada wujud kontainer di truk. Radar GM200 merupakan teknologi terkini multibeam 3D radar, sementara CONTROLView berperan melakukan segala proses identifikasi dan analisa secara real time, memberi informasi akurat tentang posisi target yang dibutuhkan oleh unit peluncur rudal di lapangan.

Pihak Thales selaku manufaktur menyebut radar ini ideal untuk melakukan counter atas ancaman yang datang dari jet tempur, helikopter, rudal jelajah dan drone (UAV). Menghadapi peperangan elektronik pun, sistem radar ini telah dilengkapi dengan ketahanan maksimal pada ancaman jamming. Tak hanya mampu mendeteksi ancaman dari wahanan udara, radar GM200 mampu memprediksi titik hadirnya serangan artileri dan mortir, dan memberi alert pada unit komando yang membutuhkan perlindungan. Seperti halnya sistem radar terintegrasi pada Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), CONTROLMaster200 dapat terhubung dengan fasilitas radar sipil, bahkan dalam kondisi darurat dapat menggantikan peran radar sipil.

1

Dalam gelar operasinya, CONTROLMaster200 tak hanya mampu meng-handle aktivitas rudal Strarstreak, sistem radar ini dapat menggabungkan komponen dari beragam jenis rudal dan kanon PSU (penangkis serangan udara). Untuk jalur komando, secara real time paparan informasi dari CONTROLMaster200 dapat langsung dilaporkan ke unit komando diatas.

Bagaimana tentang kemampuan radar ini? Lebih detail radar CONTROLMaster200 dapat berputar 360 derajat dengan sudut elevasi 70 derajat dari ground. Data renewel rate pada mode surveillance 20 RPM dan pada mode engagement 40 RPM. Radar dapat menjangkau area seluas 250 km dengan ketinggian 25.000 meter. Kemampuan tracking-nya 200 target dapat diendus secara simultan. Secara teknis, sistem penjejak radar dapat mengikuti pergerakan target dengan kecepatan 1.200 meter per detik. Fitur IFF (Identification Friend or Foe) disematkan pada secondary antenna yang co mouted dengan primary radar.

B-cZZiMIEAA8Ez0

Unruk modul CONTROLView C2 dibangun dalam kontainer standar 20 feet yang dilengkapi pendingin udara dan embedded power generator. Bila modul kontainer dilepas dari truk, maka dapat dengan mudah diangkut ke dalam ruang kargo pesawat sekelas C-130 Hercules. Di dalam modul CONTROLView C2 terdapat dua awak yang berperan untuk peran surveillance dan engagement. Dalam gelar operasinya, CONTROLMaster dapat dioperasikan 24 jam terus menerus dalam kondisi cuaca apa pun. (Gilang Perdana)
 

Pindad Uji R-Han 122 B dan Tandem Shaped Charge Warhead

  PindadPengujian merupakan salah satu validasi desain yang bertujuan mengetahui kesesuaian desain dan performance suatu produk hasil penelitian dan pengembangan. Untuk pembuktian hasil desain tersebut, PT Pindad malaksanakan pengujian hasil penelitian dan pengembangan salah satu produk pertahanan dan keamanan roket dengan menitik beratkan pada daya hancur serta kemampuan tabir.

Pengujian yang dilakukan meliputi uji statis warhead (hulu ledak) roket pertahanan R-Han 122 B dan uji statis tandem shaped charge warhead untuk Anti Tank Guided Missile (ATGM) yang dilaksanakan di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur pada tanggal 16-18 September 2015.

Acara ini dihadiri PT Pindad, beberapa anggota Konsorsium Roket Nasional seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, Direktorat Jenderal Potensi Keamanan Kementerian Pertahanan , Kementerian Riset, Teknologi danPendidikan Tinggi, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, LAPAN, serta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogjakarta.

Kolonel Abdullah Sani, Kepala Bidang Matra Darat Balitbang Kemhan mengatakan, kegiatan pengujian ini merupakan salah satu bagian dari wujud kerja keras sumbangan terhadap bangsa dan negara. “Pengujian warhead roket ini merupakan salah satu program Balitbang Kemhan untuk R-Han 122 B, dimana akan dilaksanakan uji fungsi yang salah satu materinya adalah uji statis. Data-data ini akan sangat kami butuhkan dalam pengembangan roket yang merupakan bagian dari alutsista, sehingga roket ini dapat menjadi kebanggaan dan pada akhirnya bisa digunakan oleh kesatuan-kesatuan TNI,” ujarnya.

Perwakilan dari Kemenristekdikti, Gunawan Wibisana mengatakan sedang disiapkan suatu dukungan berupa forum di tingkat Kementerian agar kegiatan pengembangan roket dapat berjalan secara lebih efektif. “Sudah ada pertemuan-pertemuan yang dilakukan dengan perwakilan dari Kementerian. Semoga environment ini dapat terus terjaga, terutama di tempat-tempat yang dapat mendorong atau membuat kebijakan agar kegiatan yang akan dilakukan dapat lebih terarah dan dapat direalisasikan secara lebih cepat,” tuturnya.


Kadiv Bangprodses PT Pindad, Heru Puryanto mengatakan bahwa pengujian ini dilakukan untuk validasi dan optimasi desain warhead Roket R-Han 122 B. “Akan ada 8 materi uji yang akan dilakukan terhadap warhead untuk mengetahui karakteristik dan performance warhead yang akan dilaksanakan oleh tim teknis Bangprodses PT Pindad,” tutur Heru.

roket-pindadUji statis warhead roket pertahanan yang merupakan program kerjasama PT Pindad dengan Balitbang Kemhan. Dua varian warhead roket R-Han 122 B, High Explosion (HE) dan smoke mengacu pada 8 materi uji yg meliputi : uji fragmentasi, untuk mengetahui jumlah pecahan dan berat pecahan minimum yang mampu mematikan target, uji perkenaan/kerapatan, bertujuan untuk mengetahui jarak mematikan pada radius yang telah ditentukan dengan menggunakan triplek serta plat aluminium, uji kuat suara ledakan dilakukan untuk mengukur kuat suara ledakan dengan menggunakan desibel meter.

Sementara, uji crater dilakukan untuk mengetahui ukuran diameter dan kedalaman crater (lubang/kawah) yang dihasilkan dari ledakan, uji blast effect dilakukan untuk menganalisa efek ledakan dengan mensimulasikan pada tembok dengan jarak yang telah ditentukan, uji bullet impact dilakukan untuk menguji sensitivitas warhead terhadap penembakan dengan menggunakan munisi ringan kaliber 12.7 mm, uji sympathetic detonation dilakukan untuk mengetahui sensitivitas warhead terhadap lingkungan penyimpanan, dan khusus untuk varian asap, dilakukan uji smoke untuk mengetahui kepekatan asap yang dihasilkan.

Selain warhead R-Han 122 B, juga dilakukan uji statis terhadap tandem shaped charge warhead untuk Anti Tank Guided Missile (ATGM) yang merupakan proyek PT Pindad (Persero) dengan Kemenristekdikti. Materi uji yang dilakukan antara lain ; uji daya tembus precursor warhead, uji daya tembus main warhead, serta uji daya tembus warhead dengan sistem tandem. Beberapa materi uji tersebut diledakkan di atas plat baja setebal 30 cm dan uji tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi daya tembus terhadap target.

Data-data yang dihasilkan dari uji statis warhead R-Han 122B dan tandem shaped charge warhead akan dianalisis untuk mengetahui detail performance warhead saat roket ditembakkan dan meledak di sasaran. Selain itu, data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai data pendukung saat dilakukan uji dinamis.


Pindad

Korea akan Tetap Bangun KFX, Tanpa Teknologi AS

Korea Selatan kecewa setelah membeli begitu banyak senjata, namun AS tetap tidak memberikan transfer teknologi. Kisah Korea ini dialami Jepang, belasan tahun silam, saat bekerjasama membangun pesawat tempur dengan AS.

Fitur baru terbesar dari KFX-C103-iA adalah peningkatan kapasitas internal weapon bay
Model Pesawat KFX-C103-iA

Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan, Jung Gyeong-doo mengatakan meskipun AS mungkin tidak memberikan empat teknologi inti yang diperlukan untuk pengembangan jet tempur KF-X, namun Korea akan tetap dapat mendorong proyek KF-X, untuk terwujud. Kontrak pembelian jet tempur F-35A dari AS tidak termasuk menyediakan empat teknologi inti, ujar Kepala Staf Angkatan Udara Jung, saat inspeksi parlemen terhadap ke Markas Besar Angkatan Udara tanggal 22 September 2015.

Sebelumnya, pada tahun 2014 September, militer Korea menuntut transfer 25 jenis teknologi seperti radar AESA, kontrol penerbangan, avionik, dan senjata, saat memutuskan untuk membeli 40 jet tempur siluman AS, F-35A dengan nilai kontrak 7.34 triliun won (US$6.23 miliar).

Namun pemerintah AS menolak untuk menyetujui ekspor dari empat teknologi inti karena masalah keamanan nasional, ujar anggota Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Keempat item itu adalah radar AESA, infrared search and tracking equipment (IRST), electro-optical target tracking devices (EO TGP), dan RF Jammers. Militer Korea berencana untuk menggunakan teknologi itu di tahun 2025. Kini diketahui bahwa empat teknologi itu, tidak termasuk dalam kontrak resmi ketika pemerintah Korea memutuskan untuk membeli pesawat tempur F-35A dari Amerika Serikat.

DAPA sedang mempertimbangkan untuk maju memproduksi radar AESA, infrared search dan tracking equipment dengan cara kerjasama teknologi dengan negara-negara ketiga seperti dari Eropa dan pengembangan teknologinya di Korea.

Tapi hari ini, selama inspeksi parlemen, anggota parlemen kekhawatiran tentang penundaan/ terlambatnya program pengembangan pesawat tempur Korea, sejak Korea menyetujui program pesawat tersebut digarap bersama perusahaan Lockheed Martin, yang merupakan produsen F-35A, yang diharapkan akan mentransfer teknologi inti kepada Korea.

Beberapa pakar militer mengatakan bahwa Korea adalah salah satu pembeli terbesar senjata AS, tetapi AS sangat enggan untuk mentransfer teknologi ke Korea setelah mereka menjual senjatanya ke Korea. “Akhir-akhir ini, AS mengidentifikasi Korea sebagai pesaing di pasar senjata internasional,” kata seorang pejabat militer. “AS tidak memberikan Korea janji transfer teknologi setelah menjual F-15K.”

businesskorea.co.kr

Kamis, 24 September 2015

Jaga Kedaulatan Udara dengan Jet Tempur Rusia

Jaga Kedaulatan Udara dengan Jet Tempur Rusia
Pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia yang tengah pamer kemampuan di pameran dirgantara Paris Air Show. (REUTERS/Pascal Rossignol)


Indonesia berencana kembali membeli satu skuadron jet tempur Sukhoi Su-35 untuk menggantikan pesawat tempur buatan Amerika F-5/F-Tiger. Kepastian itu disampaikan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, usai melakukan inspeksi senjata militer secara mendadak di Mako Yonif 201/JY Jakarta pada awal bulan ini. 

"Kami sepakat membeli satu skuadron pesawat SU-35 dari Rusia untuk menggantikan jet tempur F-5 Tiger," ujar Ryamizard. 

Rencana pembelian Sukhoi SU-35, Ryamizard menjelaskan, juga sudah diberi lampu hijau oleh Presiden Joko Widodo. Dia menyebut pada akhir bulan September, rencananya Kemhan akan bertemu dengan perwakilan dari Rusia untuk membicarakan pembelian salah satu alat utama sistem persenjataan itu. 

Skuadron jet tempur Sukhoi ini akan memperkuat 16 jet tempur Sukhoi lainnya yakni SU 27 SKM dan SU 30 MK2 yang telah bermarkas di Makassar. Mereka dinamakan Sukadron Udara Tempur 11. 

Dikutip dari laman Russia Beyond the Headlines, Ryamizard menjelaskan, alasan Indonesia membeli pesawat karena pilot TNI Angkatan Udara sudah terbiasa mengoperasikan jet tempur buatan Negeri Beruang Merah itu. 

Terkait dengan pembelian, jet tempur Sukhoi akan dibeli dalam beberapa tahap menyesuaikan kapasitas keuangan negara. Diprediksi total harga pembelian pesawat jet tempur itu memakan biaya hingga Rp35 triliun.

Ryamizard pun menepis anggapan rencana pembelian terganggu karena situasi ekonomi global saat ini. 

"Sudah ada pagunya, tinggal dilaksanakan saja, kalau rencana sudah oke. Kalau resapan berjalan semua pasti ekonomi akan berjalan dengan bagus. Hampir ekonomi semua negara baik Rusia, Tiongkok dan Malaysia babak belur ya, jadi jangan terlalu menyalahkan pemerintah," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) di era kepemimpinan mantan Presiden Megawati itu. 

Saat itu dia juga membantah dengan membeli alutsista dari Rusia, berarti Indonesia berpihak kepada mereka. Ryamizard menegaskan, Indonesia menjalin kerja sama dengan negara mana pun. Bahkan, selain dari Rusia, Kemhan turut membeli alutsista dari Tiongkok dan Amerika Serikat. 

"Kita juga beli Boeing, helikopter, pesawat angkut berat dan Hercules. Jadi balance. Dengan Amerika kita kawan, begitu pula dengan Rusia dan Tiongkok. Kita negara yang tidak membentuk blok, sehingga semua dianggap kawan dan tidak ada musuh," kata Ryamizard. 

Sementara, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan, Marsekal Muda TNI M. Syaugi menjelaskan alasan lain membeli Sukhoi yaitu sudah ada kerja sama di antara kedua negara berdasarkan UU No. 16 tahun 2012 mengenai Industri Pertahanan.

"Ada transfer of technology (TOT), ada offset industri dan ada imbal data. Itu ada semua. UU Industri Pertahanan Nomor 16 tahun 2012 kan begitu," ujar Syaugi. 

Offset yang dimaksud dalam UU tersebut yaitu ada komponen tertentu yang dibuat di Indonesia, sehingga tak semuanya diproduksi oleh Rusia.

Sementara, anggota Komisi I DPR RI, Salim Mengga, mengatakan pembelian pesawat Sukhoi SU-35 bisa untuk mengimbangi kekuatan angkatan udara negara tetangga. Ditemui di gedung DPR RI, kawasan Senayan, Jakarta pada 11 September lalu, kekuatan udara negara tetangga terus berkembang dengan burung besi generasi ketiga. 

Malaysia, bahkan sudah lebih dulu memesan pesawat tempur F-35 dan Sukhoi SU-35. Langkah serupa juga dilakukan Singapura dan Australia yang telah membeli F-35. Negeri Kanguru bahkan diketahui sudah mendatangkan 58 unit F-35 untuk menjaga wilayah udara mereka. 

Menurut Salim, Indonesia harus belajar dari pengalaman sempat diembargo oleh AS sehingga kesulitan mencari sparepart pesawat. 

"Kita cari alutsista yang risikonya rendah. Misalnya, kita beli F-16, tetapi dalam perjanjiannya, kita tidak boleh menggunakannya untuk kepentingan keamanan dalam negeri, lalu untuk apa (dibeli)? Jadi, kita cari yang syaratnya ringan. Dengan Rusia, tidak terlalu banyak risikonya," kata Salim. 

Selain itu, tantangan untuk mempertahankan kedaulatan, khususnya udara kian berat. 

"Kita harus tingkatkan pertahanan untuk mengantisipasi konflik di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Laut China Selatan," ujar dia. 

Teknologi Canggih 

TNI AU tentu memilih Sukhoi SU-35 bukan tanpa alasan. Pesawat tersebut tergolong sebagai pesawat generasi ke-4++ dan tepat berada di bawah pesawat siluman generasi kelima. Laman Russia Beyond the Headlines edisi, 4 September 2015 melansir SU-35 bahkan diklaim lebih unggul jika dibandingkan F-16 dan F-18 yang berbasis teknologi tahun 1970-an. Sukhoi yang dijuluki Super Flanker itu juga diketahui baru masuk ke dalam perbendaharaan senjata AU Rusia.

Informasi dari Air Force Technology, SU-35 memiliki kemampuan manuver yang tinggi (+9g) dengan sudut penyerangan yang tinggi. Dilengkapi dengan sistem senjata canggih, membuat pesawat ini memiliki kemampuan tempur luar biasa. 

Sukhoi SU-35 bisa melaju dengan kecepatan maksimum mencapai 2.390 kilometer per jam atau Mach 2,25. Majalah Air Technology bahkan juga menyebut SU-35 mampu mengangkut sejumlah misil udara-ke-udara, udara-ke-permukaan dan misi anti kapal. Pesawat juga dapat dipersenjatai dengan beragam bom terarah, sedangkan sensornya mampu mendeteksi serta melacak hingga 30 target udara dengan radar cross section (RCS) dalam radius 400 kilometer menggunakan moda lacak-dan-pindai. 

Walaupun tak memiliki kemampuan siluman, Sukhoi SU-35 tetap bisa "menghilang" dan tak terlihat di radar musuh pada beberapa kondisi tertentu.

Lihat keunggulan Sukhoi SU-35 dalam tautan ini.

Keunggulan Sukhoi SU-35 juga diakui oleh pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie. Dihubungi VIVA.co.id melalui pesan pendek pada Rabu malam, 23 September 2015, SU-35 telah mengambil alih peran secara umum ke-5 jet tempur AS.

"Irbis radar-control yang terpasang pada SU-35 mampu mendeteksi 30 target dalam jarak 400 kilometer. Sementara, radar yang terpasang pada F-22 hanya mampu melihat jet tempur lawan sejauh 240 kilometer saja," papar Connie. 

Pesawat jet tempur Rusia itu juga diakui unggul dalam hal jelajah dan sistem pertahanan. Dengan teknologi Irbis E-, ujar Connie, Sukhoi SU-35 bisa menangkis serangan jamming yang dilancarkan musuh. Connie beranggapan TNI AU sengaja memilih Sukhoi SU-35 tidak hanya mempertimbangkan pengalaman pernah diembargo AS, tetapi juga adanya keseimbangan kekuatan yang menjadi faktor penentu. 

Ketika ditanya ideal jumlah pesawat yang dibutuhkan TNI AU untuk menjaga kedaulatan udara, Connie mengatakan hal tersebut bisa dihitung dengan cara yuridiksi nasional berbanding kecepatan pesawat. 

"Hal lain yang ikut berpengaruh adalah ancaman yang ada, sehingga bisa mempengaruhi besaran skuadron di tiap pangkalan udara," kata wanita yang meraih gelar doktor politik dari UI itu. 

Irit Bicara

Ketika dikonfirmasi mengenai rencana pembelian jet tempur Sukhoi SU-35, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, yang ditemui pada Rabu siang kemarin terlihat irit bicara. Sama seperti rencana pembelian yang dilakukan tahun 2013 lalu, Galuzin mengaku tidak diberikan kewenangan oleh Moskow untuk berbicara mengenai hal tersebut.

"Saya tidak bisa mengomentari hal tersebut lebih jauh, karena tidak berwenang memberikan pernyataan apa pun mengenai isu itu," kata Galuzin. 

Namun, dia mengaku puas dengan rencana Indonesia yang tetap akan merealisasikan pembelian Sukhoi SU-35. 

"Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, kami siap untuk melakukan transfer of technology (TOT) terhadap Indonesia," ujar diplomat yang pernah bertugas di Jepang. 

Galuzin baru bersedia berkomentar lebih banyak jika upacara serah terima pesawat telah dilakukan. 

Sementara, Duta Besar RI untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, yang dihubungi melalui telepon oleh VIVA.co.id pada Rabu malam menyebut belum ada pertemuan antara Rusia dengan Indonesia usai Menhan Ryamizard memutuskan untuk tetap membeli Sukhoi SU-35. 

"Kan masih proses di dalam negeri. Belum ada kesepakatan mengenai pembelian. Soal lama atau tidak keputusan pembelian, maka hal tersebut tergantung dari negosiasi di pihak yang membutuhkan dan pemasok," ujar Djauhari. 

Lagipula, kata Djauhari, industri pesawat terbang untuk pesawat tempur merupakan industri strategis, sehingga membutuhkan penangan yang berbeda. Proses realisasi pembelian Sukhoi SU-35 pun, Djauhari menambahkan, masih cukup jauh. 
 

Rabu, 23 September 2015

N-219 akan Roll Out 28 Oktober

28 oktober nanti, bisa jadi menjadi hari besar bagi PT. Dirgantara Indonesia. Jika tak ada aral melintang, bertepatan dengan hari sumpah pemuda, pesawat n-219 akan ditampilkan ke hadapan publik.



Saat ini pengerjaan prototipe pesawat n-219 telah mencapai lebih dari 50%. Total nantinya PT Dirgantara Indonesia akan memproduksi 4 buah prototype. 2 prototype untuk uji terbang, sementara 2 lainnya untuk uji statik serta uji struktur pesawat. Ujian ini dilakukan untuk memperoleh sertifikasi dari kementrian perhubungan sebelum akhirnya N-219 diproduksi massal.

N-219 sendiri merupakan pesawat ringan berkapasitas 19 penumpang. Pesawat ini cocok untuk penerbangan perintis karena memiliki kemampuan terbang dan mendarat pada landasan pendek dan berumput. Selain itu N-219 dirancang untuk mampu beroperasi selama 20 hingga 30 tahun mendatang.



Meski dirancang sebagai pesawat perintis, N-219 sudah mengadopsi glass cockpit atau kokpit digital. Ini terlihat dari simulator yang didesain dari PT.DI. Menurut program manaje N-219, Budi Sampurno, pemasangan Glass Kokpit dipercaya akan memudahkan kerja pilot, sehingga ujungnya akan meningkatkan keselamatan terbang. Hingga kini sudah ada 3 maskapai yang meneken MoU akan membeli N-219 dengan total pesanan mencapai lebih dari 70 pesawat.
 
Sementara itu, saat ARCinc mengunjungi Hangar Perakitan, terlihat berbagai kesibukan tengah berlangsung. Diantaranya uji pesawat CN-295 nomo seri AX-2909, perakitan 2 buah NC-212-400 pesanan Philipina, perakitan CN-235 pesanan Thailand dan lainnya.



ARC.

Rusia Puas Rencana Indonesia Beli Pesawat Sukhoi SU-35

Rusia Puas Rencana Indonesia Beli Pesawat Sukhoi SU-35
Pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia yang tengah pamer kemampuan di pameran dirgantara Paris Air Show. (REUTERS/Pascal Rossignol)

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, mengaku puas dengan rencana pembelian pesawat jet tempur Sukhoi SU-35 dari negaranya.
Kementerian Pertahanan rencananya akan membeli satu skuadron pesawat Sukhoi SU-35 dari Negeri Tirai Besi itu.
Demikian ungkap Galuzin yang disampaikan dalam keterangan pers di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 23 September 2015.
 
Tetapi, Galuzin enggan berkomentar banyak terkait rencana pembelian yang telah disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kepada DPR pada awal bulan lalu. 

"Saya tidak berkomentar banyak mengenai hal itu, sebab saya tidak diberi kewenangan untuk menjawabnya," kata Galuzin. 

Dia juga menyebut tidak tahu soal harga jet suhkoi yang ditawarkan oleh negaranya kepada Pemerintah Indonesia. Namun, terkait tukar pengetahuan mengenai teknologi, Rusia mengaku siap membantu Indonesia.

Galuzin baru bisa berkomentar ketika sudah ada penyerahan resmi yang dilakukan oleh pemerintahnya kepada Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Sidik telah mendukung rencana pembelian pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 sebagai pengganti F-5 Tiger yang sudah uzur. 

Pembelian itu dilakukan untuk memperkuat kedaulatan udara Indonesia. Negara tetangga seperti Malaysia dan Australia terus melakukan perkembangan alutsista. 

Hal itu diungkap anggota Komisi I, Salim Mengga. Malaysia telah memesan lebih dulu pesawat tempur F-35 dan Sukhoi SU-35. Singapura dan Australia telah membeli F-35. 

Negeri Kanguru bahkan telah mendatangkan 58 unit F-35 untuk menjaga wilayah udara mereka. Dia menyebut pembelian SU-35 tidak sesulit saat Indonesia membeli jet tempur F-16. Saat itu, Indonesia sempat kesulitan mencari sparepart pesawat yang telah diembargo. 

"Kita cari alutsista yang risikonya rendah. Misalnya kita beli F-16, tapi dalam perjanjiannya kita tidak boleh digunakan untuk keamanan dalam negeri, terus untuk apa. Jadi kita cari syaratnya yang ringan. Dengan Rusia tidak banyak risikonya," kata Salim.

Untuk pembelian satu skuadron Sukhoi SU-35 dibutuhkan anggaran sebesar Rp35 triliun. Sebelumnya RI telah membeli 16 jet tempur Sukhoi yang kini bermarkas di Makassar. Jet tempur itu membentuk Skuadron Udara Tempur 11. 
 
 
 

Ini Dia! Kabar Tentang Rudal Starstreak Arhanud TNI AD

forceshield

Berita mengenai pembelian rudal hanud (pertahanan udara) Starstreak dari Thales, Inggris sudah mengemuka sejak beberapa lama. Pembelian rudal super cepat (high velocity missile) ini pun masuk dalam program MEF (minimum essential force) I Kementerian Pertahanan RI dengan nilai mencapai 100 juta pounsterling. Bahkan satuan tempat bernaungnya rudal ini juga sudah disiapkan, tapi mesti telah lama didengungkan, sosok rudal Starstreak beserta peluncurnya belum juga terlihat di jajaran etalase Arhanud TNI AD.

Sewajarnya bila rudal berkecepatan Mach 3.5 ini sudah tiba, pastinya sudah diikutkan dalam parade HUT TNI 2014 yang digelar besar-besaran bulan Oktober silam di Dermaga Ujung, Surabaya. Ternyata dari petikan informasi yang berasal dari Janes.com (18/9/2015), disebut bahwa Starstreak pesanan Indonesia dengan VML (Versatile Missile Launcher) tengah dalam proses produksi dan pengujian oleh Thales.

1-high-velocity-missile

Mengutip sumber dari TheJakartaPost.com (17/1/2013), pengadaan alutsista ini sudah mulai dibicarakan sejak kedatangan PM Inggris, Tony Blair saat berkunjung ke Jakarta pada tahun 2006 silam. Alhasil kemudian berlangsunglah kontrak pembelian rudal Starstreak pada tahun 2012. “Indonesia membeli 1 baterai rudal Starstreak, yang terdiri dari sembilan peluncur,” ujar Kolonel. Jonni Mahroza, Atase Militer RI di Inggris. Tidak ada informasi lebih lanjut, dalam platform apakah Starstreak ini dibeli oleh Indonesia. Tapi besar kemungkinan, mengacu pada unit peluncur ground based dengan 3 peluncur pada dudukan monopod.

Jumlah satu baterai jelas tak mencukupi untuk upaya pertahanan yang efektif, idealnya dalam satu batalyon terdapat tiga baterai. Baterai bisa diibaratkan satuan setingkat kompi dalam kesatuan infanteri atau kavaleri. Starstreak disiapkan untuk menjadi perisai angkasa untuk wilayah DKI Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan penunjukkan kesatuan Yon Arhanudse (Artileri Pertahanan Udara Sedang) 10 Kodam Jaya selaku operator rudal ini.

Janes.com menyebut pesanan Starstreak Indonesia masuk dalam kontrak RAPIDRanger air defence missile systems. Dan kabarnya, AD Malaysia juga memesan jenis rudal ini. Secara keseluruhan, integrasi dari semua solusi sistem senjata dan sensor ini diberi label ForceSHIELD. Sistem integrasi pertahanan udara ini pernah ditampilkan demonya dalam ajang Indo Defence 2012.

Merujuk ke siaran pers dari Thales (15/1/2014), tersebut bahwa Kemhan RI telah melakukan penandatangan kontrak pembelian paket sistem rudal Starstreak senilai 100 juta pounsterling. Starstreak masuk dalam SHORAD (short range air defence), komponennya terdiri dari radar CONTROLMaster200, RAPIDRanger mobile weapon systems, dan Lightweight Multiple Launcher (LML). Kontrak pemebelian Starstreak juga mencakup materi komunikasi, pelatihan dan logistik suku cadang.

Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender jadi salah satu tipe yang akan digunakan TNI AD
Starstreak dengan platform jip Land Rover Defender jadi salah satu tipe yang akan digunakan TNI AD

Platform ini dioperasikan secara manual, pada bagian bawah deck terdapat ruang penyimpanan rudal cadangan.
Platform ini dioperasikan secara manual, pada bagian bawah deck terdapat ruang penyimpanan rudal cadangan.

Untuk peluncur LML, pernah disinggung sebelumnya di artikel Indomiliter (27/10/2013), bahwa platform Starstreak yang akan diadopsi Indonesia menggunakan basis jip Land Rover Defender. Sosok Jeep Starstreak yang akan di datangkan ke Indonesia ini terlihat dalam ajang Defence Vehicle Dynamics 2014 di Millbrook Proving Ground, Inggris. Tampak dalam foto, satu jip Land Rover dibekali satu tiang model MANPADS dengan tiga peluncur yang siap ditembakkan. Di bawah plat lantai, tersedia ruang untuk penyimpanan 6 unit rudal Starstreak. Peluncur dalam pola LML dilakukan secara manual oleh seorang juru tembak, atau bisa dikatakan mirip dengan cara penembakkan di rudal Mistral Atlas yang juga dipakai Arhanudse TNI AD.

Platrform peluncur RAPIDRanger Starstreak.
Platrform peluncur RAPIDRanger Starstreak.

Platrform peluncur RAPIDRanger Starstreak.
Platrform peluncur RAPIDRanger Starstreak.

Sedangkan untuk RAPIDRanger mobile weapon systems, berupa platform peluncur Starstrak yang disematkan pada rantis 4×4. Pola peluncuran rudal disini dapat dilakukan manual atau bisa juga otomatis lewat moda RCWS (remote control weapon systems). Di RAPIDRanger platform terdiri dari empat peluncur rudal yang sudah terintegrasi dengan perangkat optic dan pencitraan. Model peluncuran ini mengingatkan pada Mistral RCWS yang dipasang pada rantis Renault Sherpa Light yang juga telah dioperasikan Arhanud TNI AD.

Radar CONTROLMaster200.
Radar CONTROLMaster200.

Dan tentang CONTROLMaster200, perannya bisa disamakan dengan radar mobile Giraffe untuk rudal RBS-70 atau Mistral Coordination Post untuk pengendali rudal Mistral TNI AD. Bagaimana tentang kemampuan radar canggih CONTROLMaster200 yang akan melengkapi arsenal Arhanud TNI AD? Simak kupas lengkapnya di artikel Indomiliter selanjutnya. (Gilang Perdana)
 

Polri Beli Pesawat CN295 PTDI

C-295
C-295

PT Dirgantara Indonesia, PTDI dan Direktorat Kepolisian Udara menandatangani kontrak jual beli satu unit Pesawat CN295 dan satu unit Helikopter BELL 412 EP. Dalam keterangan tertulis Direktur Utama PTDI, Budi Santoso mengatakan penandatanganan kontrak jual beli dengan Kepolisian diharapkan menjadi pendorong untuk terjadinya kontrak-kontrak berikutnya.

“PTDI merasa bangga dapat memberikan dukungan terhadap kebutuhan pemerintah, khususnya Kepolisian Udara dan sudah menjadi komitmen PTDI untuk berupaya keras menyelesaikan pesanan tepat waktu,” ujarnya, Senin (21/9/2015).

Ia mengatakan sebelumnya, PTDI di awal bulan September juga telah menandatangani pengadaan dua unit helicopter AS 365 N3+ Dauphin dengan Basarnas.

“Dengan ditandatanganinya kontrak-kontrak ini, segala visi, strategi dan sumber daya sekarang sudah siap untuk bergerak dari tahap pemulihan ke tahap pengembangan bisnis untuk PTDI ke depan,” tuturnya.

Kasubbag Renmin Ditpoludara AKBP Hasanuddin mengatakan kepolisian udara merasa puas dengan produk pesawat yang sebelumnya telah mereka gunakan, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan armada kepolisian udara kembali memesan satu unit CN295 dan satu unit helikopter BELL 412 EP untuk memaksimalkan kinerja dalam menjaga keamanan nasional.

Pesawat CN 295
Pesawat CN 295


Saat ini Kepolisian Udara telah menggunakan pesawat dan helikopter buatan PTDI diantaranya pesawat NC212-200, BO 105, BELL 412 SP, BELL 412 EP.

Pesawat CN295 ini adalah program kerja sama PTDI dengan Airbus Defence & Space. Pesawat ini merupakan pengembangan dari CN235, Badan pesawat

lebih panjang 3 meter daripada CN235. Pesawat ini berkapasitas untuk 40 sampai dengan 50 penumpang.

CN295 digerakkan oleh dua mesin turboprop pratt dan withney yang lebih besar tenaganya dibandingkan dengan CN235.

Sedangkan helikopter BELL 412 EP program kerja sama PTDI dengan Bell Textron, helicopter ini adalah generasi terbaru, keunggulan dari helikopter ini dapat digunakan pada operasi jarak pendek dan taktis dilapangan.

Koran-jakarta.com

“Pertempuran” TNI AU dan TNI AL akan Terjadi di Cilegon

latgab1

TNI akan mengadakan pesta rakyat di puncak perayaan HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Cilegon – Jawa Barat. Apa alasan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memilih lokasi pantai di Banten itu?. Jenderal Gatot mengatakan, acara perayaan HUT TNI tersebut bertemakan kemaritiman. Nantinya akan ada demonstrasi pertempuran dari TNI AL dan TNI AU.

“Kami sampaikan pelaksanaan tahun ini ada yang beda, sesuai dengan apa yang menjadi kebijakan presiden, Indonesia jadi poros maritim dunia. Untuk itu tidak ada alternatif lain, kita harus punya keunggulan di udara dan di laut,” kata Panglima TNI saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/9/2015).

TNI pun memilih lokasi Pantai Indah Kiat di Cilegon. Alasannya agar atraksi pertempuran laut dan udara bisa benar-benar total dilakukan. Lokasi ini juga tak jauh dari ibu kota.


“Tempat yang sedekat mungkin dengan ibukota, tapi kita juga bisa lakukan demonstrasi basah, dalam arti kata AU bisa nembak benar-benaran, AL juga bisa nembak. Karena kalau di dermaga ujung ada pulau Madura,” kata Gatot.

Dalam perayaan ini, Panglima TNI beserta seluruh jajaran kepala staf TNI mengundang masyarakat untuk hadir dan melihat langsung pertunjukan pertempuran tersebut. Dikatakan Gatot, di acara itu, TNI juga akan tetap melakukan parade pasukan dan alutsista.

“Kalau mau lihat pertempuran AU dan AL, silakan besok liat. Jumlah personel ada 5.720. Semua (alutsista) akan ditampilkan,” jelas Jenderal Gatot.

“Karena AD pernah demonstrasikan pertempuran di Baturaja dihadiri presiden waktu saya jadi Kasad. AU dan AL belum karena sibuk. Karena itu saat ini saya tunjukkan kehebatan AU dan AL. Saya nggak boleh ceritakan, supaya masyarakat penasaran mau nonton,” tambahnya.

Detik.com

Instruksi Presiden Beli Sukhoi SU-35

Sukhoi SU-35, Time to Rock and Roll (REUTERS/Pascal Rossigno)
Sukhoi SU-35, Time to Rock and Roll (REUTERS/Pascal Rossigno)

Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu mengatakan segera bertemu dengan perwakilan Rusia untuk membahas pembelian Sukhoi SU-35, akhir September 2015.

“Sejauh ini belum (bertemu perwakilan Rusia), rencananya akhir bulan ini,” katanya di Ruang Rapat Komisi I DPR, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Hal itu menurut dia, telah menerima instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo untuk pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-35.

Menhan mengatakan selama ini TNI AU masih menggunakan pesawat tempur F-5 Tiger yang usianya sudah 40 tahun.

“Ini untuk mengganti F-5 yang usianya sudah 40 tahun, (pilot) lihat terbang saja takut,” ucapnya.

Ryamizard menjelaskan, pembelian Sukhoi SU-35 tidak dilakukan satu skuadron sekaligus, namun secara bertahap. Menurut dia, Indonesia direncanakan akan membeli setengah skuadron pesawat Sukhoi SU-35.


“Itu sudah diproses pemerintah dan instruksi presiden,” ujarnya.

Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq mengatakan pesawat F-5 saat ini di beberapa negara sudah tidak digunakan lagi, seperti Taiwan sejak dua tahun lalu tidak menggunakannya.

Mahfudz menilai skuadron F-5 milik Indonesia sebenarnya sudah tua dan sudah waktunya diganti.

“Namun Panglima TNI ingin mengganti skuadron F-5 jangan tanggung,” ujarnya.

Politikus PKS itu mengatakan Indonesia harus melakukan lompatan dalam modernisasi alutsista dengan memiliki efek tangkal di kawasan, seperti pesawat Sukhoi SU-35.

Kompas.com

Membangun Landasan Pesawat Tempur di Natuna

  sukhoi-5

Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya setuju dengan usulan yang disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu terkait realokasi anggaran pengadaan alutsista untuk memperbaiki infrastruktur di Pulau Natuna. Menurutnya, langkah itu perlu diambil menyusul peningkatan eskalasi ketegangan di Laut China Selatan.

“Itu upaya antisipatif kalau di wilayah itu terjadi konflik yang tidak menguntungkan kita. Karena ada pendapat ahli bahwa wilayah itu berpotensi terjadi kerusuhan jika di Laut China Selatan bentrok,” kata Tantowi di Kompleks Parlemen, Selasa (22/9/2015).

Ia mengatakan, perbaikan infrastruktur di Pulau Natuna bukan bentuk provokasi untuk memanaskan situasi. Sebaliknya, langkah itu merupakan langkah antisipasi, mengingat Natuna merupakan beranda terdepan Indonesia yang berdekatan dengan Laut China Selatan.

“Kita tidak melihat ini sebagai upaya provokatif, tapi defence,” ujarnya.

Sementara itu, Tantowi enggan membeberkan berapa jumlah pasti usulan anggaran yang direalokasi. Hanya saja, menurut dia, jika melihat paparan Ryamizard, jumlah yang diusulkan cukup rasional.


Sebelumnya, Ryamizard mengatakan, Kemenhan menunda pembelian alat utama sistem persenjataan untuk 2016 karena anggarannya dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur di Pulau Natuna yang berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan.

“Pembelian pesawat belum menjadi prioritas, bukan tidak jadi, namun ditunda. Yang penting saat ini menghadapi situasi yang memanas di Laut Tiongkok Selatan,” kata Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu di DPR, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Saat ini, negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok sedang memperebutkan wilayah di Laut Cina Selatan. Ia mengakui Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua negera tersebut namun Indonesia tak boleh diam ketika kondisi memanas.

“Indonesia tidak ada masalah dengan AS dan Tiongkok. Kita punya alutsista, seperti kapal dan pesawat namun yang penting adalah landasan (di Pulau Natuna),” terang Ryamizard.

Ryamizad menilai landasan di Pulau Natuna saat ini tidak bisa digunakan untuk pesawat tempur tapi bisa untuk pesawat angkut. Sedangkan untuk kondisi pelabuhan di wilayah tersebut sangat memprihatinkan karena terbuat dari kayu.

“Pesawat tempur bisa menghisap kerikil (apabila landasan rusak) dan menyebabkan mesin pecah,” katanya.

Kompas.com

Selasa, 22 September 2015

Legislator: pembukaan pangkalan militer di Natuna untuk antisiapasi

Legislator: pembukaan pangkalan militer di Natuna untuk antisiapasi
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) Zul Sikumbang 
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya menyatakan, rencana Kemenhan membuka pangkalan militer di Natuna adalah dalam rangka antisipasi bila terjadi konflik di wilayah tersebut.
"Itu upaya antisipatif kalau di wilayah itu terjadi konflik yang tidak menguntungkan kita," kata Tantowi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa. Ia menambahkan, dari beberapa pendapat ahli, bahwa wilayah yang berpotensi terjadi kerusuhan dunia ada di Laut China Selatan.
"Ketika China bentrok dengan negara lain seperti Amerika Serikat, itu berada di beranda kita. Kita harus siap," kata politisi Partai Golkar.
Ia mengaku, apa yang diusulkan Kemenhan jauh dari kategori ideal dalam rangka mempertahankan keamanan, "Tapi itu harus disesuaikan kemampuan APBN," katanya.
Yang pasti, dengan dibangunnya pangkalan militer di Natuna, bukan dalam upaya povokatif.
"Tapi defense. Prioritas kita kan di poros maritim. Bangunan pangkalan membutuhkan beberapa alat perang," kata dia.

Kementarian Pertahanan meminta tambahan anggaran guna membangun pangkalan militer di Pulau Natuna sebesar Rp450 miliar.

UJI MUNISI SLT C90-CR-RB (M3)

  mlrs-tni-ad

Uji fungsi Munisi SLT C 90-CR-RB (M3) TNI AD ilaksanakan tanggal 10 – 11 September 2015, bertempat di Lapbak Pusdikif Pussenif Kodiklat TNI AD Cipatat Bandung, Jawa Barat.

Materi Uji Fungsi : Uji non destruktif melalui : Pengamatan visual, Pengukuran dimensi dan berat, Konstruksi dan perlengkapan. Sedangkan Uji destruktif melalui : Uji Daya Tembus Baja dan Uji kelancaran kerja.

Dalam pelaksanaan uji dihadiri oleh Danpussenif, Dirbinlitbang Pussenif, Staf umum Angkatan Darat, Staf Litbang Angkatan Darat dan Para Kasubdit Ditpalad.

SLT C90 (Photo: Audrey)
SLT C90 (Photo: Audrey)

C90-CR adalah peluncur roket anti tank yang digunakan unit infantri di lingkungan TNI AD. C90-CR dapat dioperasikan oleh seorang personel dengan cara dipanggul. Pola pengoperasiannya mirip dengan Armbrust, yakni bersifat sekali pakai, begitu roket keluar dari tabung, maka tabung peluncur sudah tak bisa digunakan lagi. Mekanismenya menggunakan piroteknik, jadi tidak diperlukan baterai atau pun sistem pengisian listrik.

C90-CR mempunya bobot yang ergonomis untuk dibawa soerang personel infantri, yakni hanya 4,8 kg. Panjang senjata tak sampai 1 meter (940 mm). Mengandalkan jenis roket tandem HE (high explosive) dengan kaliber 90 mm. Secara umum jangkauan tembaknya bisa mencapai 300 meter untuk target bergerak. Dalam paket peluncur standar, C90-CR sudah dilengkapi pembidik optic dengan 2x pembesaran. Namun untuk misi tempur malam hari, bisa ditambahkan perangkat bidik VN38-C.

TNI AD memiliki versi C90-CR anti armor, C90-CR-RB (M3) anti personel, dan C90-CR-BK untuk penghancur bunker. Senjata ini cukup ampuh digunakan untuk menghantam perkubuan lawan dalam perang di tengah hutan. Selain Indonesia dan Spanyol, C90-CR juga digunakan oleh India, Italia, Malaysia, Equador, Colombia, dan Estonia.

Ditpal-tniad.mil.id
Indomiliter.com

Panser Anoa Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha

Panser Anoa Yon Mekanis 201/JY (all photos:@Baron)
Panser Anoa Yon Mekanis 201/JY (all photos:@Baron)
Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 201/Jaya Yudha merupakan batalyon pengamanan ibukota yang dilengkapi dengan 40 unit Kendaraan Tempur Anoa produksi Industri Pertahanan Dalam Negeri, PT.Pindad, Bandung- Jawa Barat.
yonmek-2
Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 201/Jaya Yudha akan memiliki 51 kendaraan tempur, namunbaru 40 yang dikirim. Sisanya masih diproduksi di Pindad. Yonmek 201/JY juga punya panser Anoa yang dipersenjatai RCWS (remote control weapon system). Yonif 201/Jaya Yudha yang sudah memiliki Anoa jenis APC (armoured personnel carrier) atau ranpur angkut dan jenis Anoa Komando.
yonmek-3
Sistem kendali otomatis berada di dalam ranpur dan terdiri dari layar dan joystick. Pada layar prajurit yang mengoperasikan senjata bisa melihat keadaan medan perang dari CCTV yang terpasang pada senjata yang ada di luar. Laras senjata akan berubah-ubah posisi secara otomatis untuk mengarahkan sasaran sesuai gerakan joystick. Jadi prajurit penembaknya tidak perlu di atas lagi untuk menembak karena rawan sasaran sniper. Jadi bisa dioperasikan dari dalam. Pakai sistem ini bisa lock (mengunci) target 10 sasaran diam. tinggal diarahkan pakai joystick.

Poskotanews.com
All photos:@Baron