Rabu, 30 Oktober 2013

ABDULRACHMAN SALEH

Anak Keluarga Dokter
 Abdulrachman Saleh dilahirkan dari keluarga dokter yang mempunyai disiplin dan pendidikan yang sangat kuat.  Tepatnya Abdulrachman Saleh dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1909, di kampung Ketapang (Kwitang Barat) Jakarta.   Dan sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa beliau, pemerintah kemudian menetapkan nama jalan tersebut menjadi jalan dr. Abdulrachman Saleh.  Ayah beliau, dr. Mohammad Saleh berasal dari Salatiga dan beristrikan seorang gadis Jakarta yang bernama Ismudiati.   Nama Mohammad Saleh cukup dikenal sebagai seorang dokter yang sosiawan di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat kota Probolinggo.   Beliau lulus menjadi dokter seangkatan dengan dr. Sutomo tokoh nasional pendiri Budi Utomo.
Sejak kecil Abdulrachmaman Saleh dan saudara-saudaranya selalu dalam asuhan ayah bunda dengan penuh kasih sayang, tetapi mereka juga dibiasakan hidup tertib dan serba mandiri.   Keluarga Mohammad Saleh merupakan keluarga besar, sebelas orang putranya, dua meninggal dunia waktu masih anak-anak dan sekarang hanya tinggal sembilan orang.  Putra dan putri keluarga Saleh mendapat didikan disiplin yang kuat, sampai-sampai pada makananpun sangat menjadi perhatian bagi keluarganya untuk pertumbuhan badan putra putrinya.   Pengetahuan merupakan prinsip utama bagi hari depan mereka.   Tidak kekecewaan yang beliau peroleh sebagai hasil jerih payah mendidik dan memberi disiplin kepada putra-putranya.  Memang hasil dari pendidikan dan pengajaran yang ditanamkan di hati setiap putra-putranya membuktikan kenyataan bahwa ketujuh putra-putrinya kesemuanya menjadi orang yang b erguna bagi masyarakat.
Maman, demikian panggilan Abdulrachman dari waktu kewaktu setiap hari hampir tiada waktu yang terbuang tidak berarti, setiap waktu yang ada selalu dimanfaatkan untuk mengetahui sesuatu.   Putra ini mewarisi sifat ayahnya yang memiliki sifat periang dan baik hati.   Sejak kecil Maman dijiwai hidup dan sifat serba ingin tahu terhadap sesuatu yang sangat menonjol.  Setiap mainan pemberian orang tuanya selalu ingin dibongkarnya, dan senantiasa bagian-bagian mainan yang telah berserakan tak menentu, dapat dipasangnya kembali.   Hal ini sering menimbulkan kesal pada orang tuanya karena mainan yang baru tidak pernah dibiarkan utuh dalam keadaan semula.   Pembawaan sifat serba ingin tahu yang dimiliki sejak kecil, kelak menjadi dasar bagi sukses dalam hidupnya, sehingga menjadi tokoh yang all round.

Keluarga besar Marsekal Muda TNI Anumerta Abdulrachman Saleh
Ketika belum sekolah Maman kecil tempat tinggalnya berpindah-pindah, karena keluarga Saleh mendarma baktikan ilmunya kepada masyarakat dari kota yang satu pindah ke kota yang lain.   Tenaga dokter waktu itu sangat dibutuhkan dan jumlahnya sangat sedikit sekali bila dibangdingkan masyarakat yang membutuhkan,  karena tidak adanya keseimbangan antara penderita dan dokter-dokter pribumi maka keluarga saleh selalu berpindah-pindah.   Semula dari Jakarta dipindahkan ke Boyolali, Jawa Tengah, tak lama menempati kota ini keluarga Saleh menuju Kolonedale, Sulawesi Tengah disusul lagi kepindahannya ke Bondowoso, Pasuruan, Probolinggo.
Betruntunglah Maman yang dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga yang berpandangan luas dan jauh kedepan, oleh karena itu masalah pendidikan menjadi hal yang utama dalam keluarga tersebut.   Pendidikannya dimulai dengan Holland Indische School (HIS), Meer Urgebreid Lagere Onderwijs (MULO).   Setelah lulus MULO maksudnya hendak melanjutkan studinya ke School Tot Opleding van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta, untuk mengikuti jejak ayahnya.   Akan tetapi baru beberapa bulan ia masuk STOVIA, sekolah itu dibubarkan.
Pemerintah Belanda beranggapan bahwa dasar sekolah ini kurang memenuhi syarat-syarat, karena untuk menjadi dokter dibutuhkan dasar yang kuat dari Algemene Middelbare School (AMS).    Sekolahnya terpaksa dilanjutkan ke AMS Malang.   Kecerdasan dan kekuatan menghadapi sesuatu, merupakan modal bagi kelancaran pelajarannya, sehingga Maman terkenal anak yang pandai di kelasnya.
Mengikuti Jejak Orang Tua.
Sebagai seorang dokter, bapak Mohammad Saleh tentu menginginkan putra beliau melanjutkan cita-cita dan jejak beliau.   Ditambah pula lingkungan dan nilai-nilai sekolah lebih mendorong pemuda Abdulrachman untuk terjun dalam bidang kedokteran.   Kegagalannya di STOVIA tidak menghambat cita-citanya.   Setelah menamatkan AMS dengan nilai-nilai yang gemilang, ia memasuki Geneeskundige Hooge School (GHS) di Batavia.
Masa-masa kemahasiswaannya, tidak disia-siakan begitu saja.   Beliau aktif di bidang kemahasiswaan, begitu pula kegiatan-kegiatannya di luar fakultas.   Ia bukan seorang mahasiswa yang berjiwa text-book thinker.   Jiwanya yang serba ingin tahu mendorongnya untuk menyeburkan diri dalam organisasi-organisasi atau perkumpulan-perkumpulan yang sangat sesuai bagi dirinya.   Bakatnya di bidang olahraga sangat besar.   Waktu luang diisinya dengan kegiatan-kegiatan dalam organisasi keolahragaan, dimana ia dapat memupuk bakatnya.
Maman pernah menjadi anggota Indonesia Muda.   Dalam perkumpulan ini ia terjun dalam bidang olahraga atletik, berlayar, anggar.   Di samping perkumpulan olahraga, perkumpulan yang bersifat sosial juga tidak luput dari perhatiannya.   Sebelum masuk dalam Kepanduan iapun menggabungkan  diri dalam persatuan pemuda Jong Java yang bersifat kedaerahan dan ikut aktif pula di dalamnya.
Ketika Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) berdiri, ia menyebutkan diri dalam perkumpulan itu.   Pada tahun 1952 INPO diganti nama menjadi KBI (KepanduanBangsa Indonesia).   Peleburan ini dilakukan untuk mengganti nama Belanda dengan nama Indonesia.   Organisasi Kepanduan ini pun menuntut segenap perhatiannya.  Di kalangan KBI ia disayangi karena keramahannya dan keuletannya, dan juga disegani oleh anggota-anggota lainnya karena sifatnya yang berdisiplin.   Akhirnya ia menjadi seorang pemimpin yang berwibawa dalam Kepanduan.  Bakat-bakat kepemimpinanannya kelihatan makin nayata.   Dengan sifat yang tegas dan progresif sebagai pemimpin, Maman juga sanggup memberantas segala sesuatu yang kurang baik dalam organisasi Kepanduan.   Hal-hal yang tidak pada tempatnya selalu diusahakan untuk menjadi lebih teratur.   Ia juga tidak segan-segan mengoreksi sesama kawan yang menyeleweng atau kurang disiplin.   Untuk ini teman-teman sekepanduan lebih menyukai menyebut pemuda Abdulrachman dengan Karbol.   Karbol asalnya dari Krullebol yang waktu perpeloncoan disebut Karbol.
Sebelum Perang Dunia II, terdapatlah suatu Aeroclub di Jakarta bertempat di Kemayoran yang merupakan perkumpulan olah raga terbang.  Anggotanya sebagian besar hanya terdiri dari bangsa Belanda.   Biaya untuk masukpun dalam perkumpulan tersebut sangat tinggi, sehingga pemuda-pemuda Indonesia banyak yang tidak mampu menjadi anggota.
Bidang penerbangan ini mulai menarik baginya.   Berkat kemauannya yang keras, dan semangat pantang mundur dalam bersaing dengan pemuda-pemuda Belanda, akhirnya brevet terbang dapat diperolehnya.
Selama masa kemahasiswaan yang dilaluinya dari tahun ketahun, di samping belajar untuk menjadi dokter, ia juga mengembangkan keterampilannya dalam bidang-bidang lain sehingga ia sungguh-sungguh menjadi orang yang all-round.
Sudah menjadi tradisi bagi keluarga dr. Saleh yang menurun dari ayah kepada putra-putranya, bahwa sebelum mengakhiri masa belajarnya, mereka telah melangsungkan perkawinan terlebih dahulu.    Dalam tahun 1933 Maman memasuki kehidupan berumah tangga dengan gadis pilihannya bernama Ismudiati, seorang pendidik yang berasal dari Purworejo.    Perkenalannya dimulai di rumah Dr. Mardjono di Probolinggo,   dari perkawinan ini lahirlah dua orang putra yang bermana Pandji Saleh dan Triawan Saleh.
Setelah memperoleh gelar dokter, ia memperdalam pengetahuannya di bidang ilmu faal.  Dokter muda ini termasuk mahasiswa yang pandai, sehingga terpilih menjadi asisten dalam ilmu faal, mula-mula dosen pada NIAS, Surabaya, dan akhirnya iapun menjadi dosen pada Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta, dan kemudian menjadi guru besar di Klaten sampai wafatnya.
Pendiri Radio Republik Indonesia (RRI)
Dalam tahun 1934 berdirilah perkumpulan yang menamakan dirinya Vereniging voor Oosterse Radio-Omroep (VORO) di mana salah satu pelopor dari perkumpulan tersebut adalah dr. Abdulrachman Saleh.   Tujuan perkumpulan ini menyiarkan kesenian-kesenian ketimuran.   VORO mempunyai pemancar sendiri berkekuatan 40 watt dengan gelombang 88 meter.
Pada tahun 1936 pemimpin VORO berpindah dari tangan Gunari ketangan dr. Abdulrachman Saleh.   Sejak waktu-waktu itu VORO mengalami kemacetan dalam bidang keuangan, karena itu studio berpindah tempat mencari sewa yang semurah-murahnya.   Mula-mula studio bertempat di Kramat 81 kemudian pindah ke jalan Menteng 20.   Sejak tahun 1937-1942, kemajuan VORO bertambah besar, ini berkat kegiatan dr. Abdulrachman Saleh yang besar bantuannya dalam bidang tehnik dan keuangan.
Setelah Pearl Harbor di bom pada tanggal 7 Desember 1941, seluruh daerah Asia Tenggara secara berangsur-angsur berpindah kekuasaannya ke tangan “Dai Nippon”.   Indonesiapun sebagai daerah yang strategis letaknya, lagi pula kaya akan bahan-bahan mentah tak luput menjadi calon batu loncatan bagi Jepang untuk menyerbu Australia.   Pemerintah Belanda di Indonesia dioper oleh Balatentara Jepang.  Pada masa Jepang dr. Karbol bekerja sebagai pengajar pada Perguruan Tinggi Jakarta.  Keaktifannya di luar perguruan tinggi pada masa Jepang, ikut dengan mahasiswa-mahasiswa dalam latihan militer pada PETA Jakarta.
Tanggal 14 Agustus 1945 adalah saat kekalahan Jepang setelah mengalami pemboman atom di Hirosima.   Kekalahan Jepang berarti berakhirnya penjajahan dan penindasan bangsa lain terhadap bangsa Indonesia.   Pemuda bersama seluruh rakyat bangkit melucuti sisa-sisa tentara asing yang masih tinggal.   Tidak ketinggalan pemuda-pemuda pegawai Kantor Radio Jepang juga merasa wajib untuk ikut berjuang dan membentuk suatu gerakan rahasia untuk menguasai kantor itu  karena radio merupakan mass media yang utama.   Gerkan  ini diketahui oleh Kempetai (dinas rahasia Jepang), sehingga proklamasi kemerdekaan yang diucapkan atas nama Sukarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10 pagi, tidak dapat langsung disiarkan.   Penyiaran proklamasi terpaksa tertunda untuk beberapa jam lamanya.
Untuk dapat menyiarkan proklamasi kemerdekaan terpaksa pegawai-pegawai radio bagian tehnik termasuk Pak Karbol menyalurkan siarannya melalui pemancar yang bergelombang 16 meter, yang berada di Bandung.   Pemancar ini sudah agak lama tidak dipakai, dahulu pemancar tersebut dipergunakan oleh Markas Balatentara Jepang untuk memberi instruksi-instruksi kepada tentaranya yang tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia.   Penggunaan siaran gelap ini diketahui oleh Pemimpin Kantor Radio bangsa Jepang.   Dua orang Indonesia diminta pertanggungan jawabnya, yaitu Bachtiar Lubis dan Jusuf  Ronodipuro.  
Ketika bertemu dengan pemuda Jusuf Ronodipuro pada tanggal 18 Agustus 1945 menceritakan bahwa Hosokkyiku (pusat siaran radio pendudukan Jepang di Jl Merdeka Barat) ditutup, beliau bertekat membuat radio siran nasional.   Pemancar berkekuatan 100 Watt segera dibuat dari ruang Laboratoriun Ilmu Faal,  sejak tanggal 22 Agustus 1945 berkumandanglah “The Voice of Free Indonesia” atau  “Radio Suara Indonesia Merdeka”.   Siaran ini dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.   Siaran Suara Indonesia Merdeka inilah yang menyiarkan pidato Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia untuk pertama kalinya pada tanggal 25 Agustus 1945 dan Wakil Presiden Republik Indonesia Bung Hatta pada tanggal 29 Asgustus 1945.   
Kemudian penyiaran keluar negeri melalui pemancar di Bandung untuk kedua kalinya dihentikan atas perintah Markas Besar Tentara Sekutu di Timur Jauh.   Kebutuhan untuk mengadakan penyiaran keluar negeri dirasakan sangat besar manfaatnya,  karena adanya berbagai kendala yang berupa larangan penyiaran terpaksa siaran-siaran dilakukan di luar studio.  Dipelopori oleh dr. Abdulrachman Saleh disiapkanlah pemancar-pemancar secara ilegal.   Berkat keahliannya dalam bidang tehnik, tak lama kemudian siaran radio kita dapat mengudara dengan nama Radio Indonesia Merdeka dengan gelombang 85 meter,   tempatnya di sebuah Gedung di Jl Mentang Raja Jakarta.   Kemudian dengan berstudio di Perguruan Tinggi Kedokteran di Salemba 6 (kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), mulai memancarlah siarannya di angkasa :  Siaran Radio Indonesia Merdeka keluar negeri dengan call : This is the Voice of Free Indonesia.   Waktu itu Balatentara Jepang dengan perasaan geram mencari-cari sumber siaran kita diluar studio, namun   usaha mereka tidak pernah berhasil.  
Semua ini dapat berhasil  dengan baik berkat jerih payah dan daya upaya Pak Abdulrachman Saleh, yang sebenarnya bukan seorang pemimpin dari Djawatan Siaran Radio.   Tetapi karena wataknya yang ringan tangan dan demi untuk kemerdekaan negara ia mencurahkan tenaga dan pikirannya kepada perjuangan di bidang radio.   Dan berkat bimbingan Pak Karbol dengan dibantu oleh para aktivis radio, dapatlah disusun dasar-dasar dari Radio Republik Indonesia pada tanggal 11 September 1945.   Terkenal sebagai Triprasetya RRI yang merupakan testament  Prof. Dr. Abdulrachman Saleh.   Dan terkenallah semboyan RRI menantang segenap musuh revolusi :  Sekali di udara tetap di udara.
Peran sebagai insan radio ini membawa Profesor, Dr Abdulrachman Saleh sebagai ketua organisasi Radio Republik Indonesia.   Ketika stasiun radio setasiun radio sudah pindah kembali ke Jl. Merdeka Barat organisasinya sudah meliputi sepuluh stasiun yaitu:
  1. Stasiun Jakarta (Pusat)
  2. Stasiun Bandung
  3. Stasiun Jogyakarta
  4. Stasiun Semarang
  5. Stasiun Surakarta
  6. Stasiun Purwokerto
  7. Stasiun Surabaya
  8. Stasiun Madiun
  9. Stasiun Kediri
  10. Stasiun Magelang
Dalam pertemuan pada tanggal 10 September 1945 di kediaman pemuda Adang Kadarusman di Menteng, Jakarta,  dimana pertemuan dipimpin oleh Abdulrachman Saleh, telah diambil beberapa keputusan yang mendasar antara lain, 11 September 1945 ditetapkan sebagai berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI).   Tri Prasetya RRI, yaitu sumpah pegawai RRI kepada Republik Indonesia dan menjaga RRI sebagai alat perjuangan bangsa.   Kemudian organisasi semua radio tunduk kepada pusat yang diketuai oleh Profesor, Dr Abdulrachman Saleh.     
Setelah siaran-siaran RRI lancar,  Pak Karbol merasa bahwa sudah tiba saatnya beliau mempelopori perjuangan di bidang lain.   Beliau lalu mengundurkan diri dari bidang radio dan masuk kedalam Tentara Republik Indonesia untuk membentuk Angkatan Udara Nasional bersama-sama dengan Adi Sutjipto, seorang bekas murid Pak Karbol di Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta.
Mengabdi di AURI
Setelah Indonesia merdeka beliau mengalihkan perhatiannya pada perjuangan di bidang kedirgantaraan, dengan memilih berjuang ke AURI.   Pada saat AURI masih dalam pertumbuhan, beliau bersama perintis Angkatan Udara lainnya tidak mengenal lelah dan gentar untuk mengembangkan kejayaan sayap tanah air.    Dalam tahun 1947 ketegangan antara Pemerintah Indonesia dan fihak kolonialis Belanda makin lama makin memuncak.  Untunglah bahwa pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1945 telah membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian mempunyai Djawatan Penerbangan.  Nama TKRI itu kemudian diganti dengan nama Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Djawatan Penerbangan dengan Dekrit Presiden pada tanggal 9 April 1946 menjadi TRI Angkatan Udara.  Pucuk pimpinannya dipegang oleh Komodor Udara (sekarang Laksamana) S. Suryadarma dan Wakil I Komodor Sukarnen Martokoesoemo, Wakil II Komodor Muda Udara Adisutjipto.  Tugas yang dibebankan kepada anggota-anggota  TRI Angkatan Udara tidaklah ringan,  terutama pada bidang pembangunan dan pembentukan penerbangan militer.  Juga usaha merintis jalan ke arah penerbangan sipil dalam keadaan darurat tidak dapat dianggap enteng.
Kebutuhan akan tenaga ahli sangat kurang,   ditambah pula pesawat terbang yang tersedia merupakan barang-barang rongsokan, bekas pesawat terbang Jepang.   Demikian pula keadaannya dengan penerbang-penerbang Indonesia, hanya ada beberapa gelintir saja.   Dari beberapa gelintir penerbang-penerbang Indonesia ini, tenaganya diminta untuk ikut membentuk Angkatan Udara.   Sebagai mantan penerbang olahraga sebelum Perang Dunia ke II Pak Karbol tidak ketinggalanmenyumbangkan darma baktinya bagi bangsa dan tanah airnya.
Di Yogyakarta Pak Karbol belajar mengemudikan pesawat Cureng bersayap dua, dan Adisutjipto bertindak sebagai instrukturnya.   Dipelajarinya tipe-tipe pesawat lain diantaranya Glider, Hajabusya, bomber.   Pesawat-pesawat tersebut semuanya merupakan warisan Jepang yang mesin-mesinnya diperbaiki sendiri oleh beliau.   Banyak pesawat-pesawat rongsokan Jepang yang telah rusak diperbaikinya sehingga dapat dipergunakan lagi oleh AURI.
Untuk beberapa waktu lamanya beliau tinggal di Yogyakarta menjadi instruktur penerbang pembantu Adisutjipto.  Tak lama kemudian pada tahun 1946 tugasnya dipindahkan untuk menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Maospati (Madiun) dan bertempat tinggal di Malang.
Ketika tinggal di Madiun putra kedua lahir.  Pemberian nama bagi putra kedua berdasarkan atas kenang-kenangan masuknya beliau ke TRI Angkatan Udara.  Nama Tri dan Awan menjadi Triawan.  sifat “air minded” yang beliau miliki kelihatan nyata, sampai-sampai putranya diberi nama demikian.
Satu kelucuan lagi dalam sifat dr. Abdulrachman yaitu sewaktu kepindahan beliau dari Madiun ke Malang diikuti oleh keluarga.  Dengan menaiki Cureng, putra Triawan yang masih bayi ditempatkan dikoper kecil, untuk menghemat tempat dalam pesawat.  Disini kelihatan sifat beliau sejak kecil yang selalu sederhana dan praktis.

Abdulrachman Saleh dalam suatu kegiatan ketika menerangkan pesawat AURI yang sedang terbang
Di Malang  Abdulracman mendirikan  Sekolah Tehnik Udara yang pertama, di Madiun juga membentuk Sekolah Radio Udara.  Tenaga beliau sangat dibutuhkan dimana-mana, selain dibidang penerbangabn, juga dibidang kedokteran.  Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta yang selama Clash I telah dipindahkan ke Klaten, membutuhkan tenaga guru besar.   Bagaimana mungkin beliau yang tinggal di Malang harus mengajar setiah hari ke Klaten yang jaraknya cukup jauh.  Untuk melaksanakan tugas mengajar di Klaten beliau menggunakan peaswat Hayabusha  dengan diterbangkan sendiri melalui Pangkalan Udara Maospati.
Disini kita jumpai lagi keparaktisannya dalam kehidupannya setiap hari.  Untuk memudahkan tugasnya apabila ada persoalan penting yang harus beliau selesaikan di Madiun, dipasang suatu tanda oleh  ajudannya yang ada di Pangkalan Udara Maospati.  Sebaliknya apabila Pak Karbol hendak menugaskan sesuatu, beliau tinggal melemparkan secarik kertas dengan pesan-pesan pada ajudannya.  Bila tak ditemuinya tanda-tanda, perjalanan dilanjutkan ke Pangkalan Udara Panasan dan dari sini dengan mengendarai sepeda motor.
Ada suatu kejadian istimewa yang mungkin hanya dapat terjadi pada diri beliau saja.  Ketika beliau mendarat di Maguwo, dengan kereta api menuju ke Klaten, tiba-tiba kereta api berhenti di tengah jalan, loko nya mogok.  Tak segan-segan beliau segera turun tangan membetulkan mesinnya yang rusak sehingga kereta dapat meneruskan perjalanan dengan selamat sampai di Klaten.  Contoh ini merupakan cermin bagi kita betpa dr. Abdulrachaman Saleh benar-benar melaksanakan asas “ilmu untuk amal”.  Dalam kehidupannya beliau sangat sederhana dalam segala hal, tidak terdapat padanya sifat-sifat sombong.  Hidupnya secara intensif dan penuh inisiatif yang menjadikan dirinya bermanfaat untuk keluarganya, masyarakat dan tanah air.
Gugur Bersama Pesawat Dakota VT-CLA
Menjelang bulan Juli 1947 dr. Abdulrachman Saleh bersama-sama dengan Pak Adisutjipto mendapat tugas dari pemerintah untuk pergi ke luar negeri yaitu ke India.  Tugas ini maksudnya untuk mencari bantuan luar negari berupa instruktur dan obat-obatan.  Seorang industrialis India bernama Pat Naik meminjamkan pesawatnya jenis Dakota untuk tugas mengangkut obat-obatan  bagi PMI.   Dalam tugas ini terjadi  peristiwa yang sangat menyakitkan bangsa Indonesia yang terjadi pada sore hari tanggal 29 Juli 1947.   Pada hari itu bertolak dari Singapura pesawat Dokota India VT-CLA ke Yogyakarta dengan membawa obat-obatan  sumbangan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia.   Pemberangkatan pesawat tersebut telah mendapat persetujuan pemerintah Inggris dan pemerintah Belanda.  
Tanggal 28 Juli 1947 pers dan radio Malaya telah menyiarkan berita bahwa sebuah pesawat Dakota VT-CLA dengan muatan obat-obatan akan tiba keesokan harinya (29 Juli 1947) di Yogyakarta.  Katanya sudah memperoleh persetujuan dari Pemerintah Belanda.  Namun kenyataannya ketika pada siang hari menjelang sore pesawat udara yang mengangkut obat-obatan ini hendak mendarat di Pangkalan Udara Maguwo dari arah Utara muncul dua buah pesawat Mustang Belanda.  Secara bertubi-tubi peluru dimuntahkan kearah peasawat Dakota VT-CLA, pesawat ini kehilanggan ketinggian dan membuat pendaratan, ke arah Selatan kota Yogyakarta.  Pesawat membentur pohon, patah menjadi dua dan terbakar, hanya sebagian ekornya saja yang masih utuh.  Semua awak pesawat dan penumpang meninggal dunia kecuali seorang penumpang yang kebetulan duduk di bagian ekor pesawat yang masih hidup.  Penumpangnya, temasuk dr. Abdulrachman Saleh, Adisutjipto, Adisumarmo Wiryokusumo, Zainal Arifin, pilotnya Alexander Noel Constantine (Wing Comander Australia), Squadron Leader Inggris Roy Hazelhurst, juru tehnik India Bidha Ram dan Ny. Constantine, sedangkan yang selamat yakni Gani Handonotjokro.
Masyarakat Yogyakarta tidak menyangka samasekali bahwa pesawat terbang tersebut berisi orang-orang penting yang membawa obat-obatan, mereka hanya mengira bahwa serangan itu memang sesuai dengan siasat musuh yang akan membom Yogyakarta.   Dikalangan AURI ada anggapan bahwa apabila pesawat tersebut dikemudikan oleh Pak Adisutjipto dan pak Abdulrachman Saleh sendiri yang mengenali dari udara kubu-kubu musuh dan daerah-daerah di sekitar Yogyakarta dengan baik, mungkin tak sampai terjadi peristiwa yang menyedihkan itu.
Tetapi bagaimanapun juga kejadian ini merupakan suatu musibah yang sangat menyedihkan seluruh seluruh rakyat Indonesia, AURI khususnya.  Betapa tidak, pahlawan-pahlawan pembina dan tulang punggung penerbangan kita telah tiada.  Ini semua adalah pengchianatan dari Jenderal Spooe, yang secara biadab dan pengecut telah memerintahkan untuk menyerang pesawat Dakota VT-CLA jenis angkut yang tidak bersenjata, sehingga tidak berdaya untuk membela diri. Akhirnya pesawat jatuh di desa Tamanan, kecamatan Banguntapan, dekat desa Ngoto, Bantul, Yogyakarta.
Usaha ini memang sejak lama menjadi rencana Belanda yakni untuk  melumpuhkan tenaga-tenaga initi dari penerbangan kita.   Kota Yogyakarta berkabung dengan jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA, peti-peti jenazah ditempatkan berjejer di Hotel Tugu.  Pada hari pemakaman rakyat penuh sesak disepanjang jalan Malioboro untuk memberi penghormatan yang terakhir kalinya pada pahlawan-pahlawan penerbangan kita.  Jenazah dr. Abdulrachman Saleh dimakamkan di pemakaman Kuncen, Yogyakarta.
Penghargaan Kepada Marsda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh
Sebagai rasa terima kasih AURI yang tak terhingga atas jasa-jasa beliau dan Komodor Muda Udara Adisutjipto yang ikut membina sayap tanah air, almarhum dianugerahi pangkat Laksamana Muda Udara,  dan ditempat jatuhnya pesawat didirikan tugu peringatan.   Tepat pada hari ulang tahun republik Indonesia, 17 Agustus 1952 AURI telah menetapkan Pangkalan Udara Bugis, Malang menjadi Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.
Sebagai penghargaan jasanya yang sangat besar di bidang kedokteran umumnya dan bagi ilmu faal khususnya, maka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada tanggal 5 Desember 1958 telah meresmikan dr. Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia.  Pada tanggal 16 April 1959 Presiden Sukarno berkenan memberikan Satyalencana Bintang Garuda kepada Ibu Abdulrachman Saleh, sebagai tanda terima ksih rakyat epublik Indonesia atas jasanya.  Penghargaan dan penghormatan yang berikutnya juga telah diberikan pada tanggal 15 Pebruari 1961 oleh Presiden kepada Ibu Abdulrachman Saleh yakni Bintang Mahaputra.
Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh atau lebih dikenal dengan nama panggilan “Pak Karbol” adalah salah satu diantara Pahlawan Pembina Angkatan Udara Republik Indonesia yang serba bisa dan serba guna atau “all raound”.   Karena beliau adalah seorang penerbang dan teknik radio, seorang guru besar dalam ilmu kesehatan/ilmu faal, seorang bintang lapangan dalam olahraga, seorang pemimpin yang pandai, berwibawa dan jujur dan mendahulukan kepentingan tugas negara di atas kepentingan pribadi.   Oleh karena itu Taruna Akademi Angkatan Udara sangat perlu mengambil suri tauladan dari pahlawan tersebut dalam semangat, kepandaian dan pengorbanan.   Untuk penghargaan, penghormatan dan pengabdian nama pahlwan udara tersebut, maka sesuai dengan Surat Keputusan Komandan Akademi Angkatan Udara Nomor : 145/KPTS/AAU/1965 tertanggal 3 Agustus 1965 dianggap perlu nama “Pak Karbol” yang diberikan pada Taruna Akademi nama panggilan “Kadet” diganti dengan nama panggilan “Karbol”.   Dalam perjalanan sejarah panggilan “Karbol” berubah menjadi “Taruna”, namun sebutan “Karbol” dikukuhkan kembali sebagai panggilan Taruna Akademi Angkatan Udara   berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep/179/VII/2000 tanggal 18 Juli 2000.
Prof. Dr. Abdulrachman Saleh bukan hanya milik TNI AU saja, tetapi beliau adalah milik bangsa Indonesia, maka sudah selayaknya apa bila beliau dijadikan sebagai suri tauladan dalam pengabdian kepada nusa, bangsa dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor: 071/TK/1974 tanggal 9 November 1974 tentang Penetapan Pahlawan Nasional.  Pada tangal 14 juli 2000 atas prakarsa Kepala Staf TNI AU Hanafi Asnan kerangka jenasah Bapak Abdulrachman Saleh dan Adi Sutjipto beserta istri dipindahkan ke lokasi tempat jatuhnya pesawat VT-CLA.  Lokasi tersebut dibangun menjadi monumen yang sangat megah sekaligus sebagai makam kedua tokoh TNI AU beserta istri drngan nama Monumen Perjuangan TNI AU sebagai penganti nama Monumen Ngoto.     

Pemindahan jenazah Abdulrachman Saleh 
Jelaslah bagi kita mengapa tanggal 29 Juli merupakan Hari Berkabung bagi AURI.  Sebab dengan gugurnya kedua pelopor Penerbangan Nasional, bangsa Indonesia telah kehilangan tenaga yang sangar besar artinya.  Hari Berkabung itu kemudian dijadikan Hari Bhakti AURI, karena pahlawan-pahlawan itu telah gugur dalam kebaktiannya kepada tanah air.
Berkat hasil serta semangat perjuangan beliau dimasa lampau, Prof. dr. Abdulrachman Saleh diakui sebagai pelopor bangsa pada berbagai bidang, merintis Ilmu Faal di Indonesia, ikut mencetuskan suara RRI ke udara dan yang ikut meletakkan dasar-dasar bagi Angkatan Udara kita hingga dewasa ini semakin kuat, berkuasa di udara.
TNI.

PULAU NATUNA DI BOMBARDIR PESAWAT TNI AU

Sejumlah pesawat tempur TNI AU terdiri dari enam Su-27/30 Sukhoi Skadron 11, empat F-16 Fighting Falcon Skadron 3, empat Hawk 109/209 Skadron 12, empat Hawk 109/209 Skadron 1 dan tiga EMB-314 Super Tucano Skadron 21 akan menggempur dengan bom dan roket dengan sasaran Pulau Natuna pada Kamis (31/10).
Pesawat-pesawat tersebut secara bergantian akan memuntahkan bom dan roket terhadap sasaran di darat dan pantai maupun laut sekitar Pulau Natuna yang dikuasai musuh.
Sebelum pengeboman dilakukan, sebuah pesawat intai Boeing 737-200 Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasnuddin Makassar yang dikawal dua Sukhoi melakukan pengintaian dan pempotretan udara disekitar Natuna, pengintaian juga dilakukan pesawat Cassa 212 Skadron Udara 4 Lanud Abdurachman Saleh Malang yang dikawal dua pesawat Hawk 109/209.
Selain itu dilakukan pengintaian bersenjata (ARM RECCE) oleh pesawat Hawk 109/209 Skadron, F-16 Fighting Falcon, Su-27/30 Sukhoi dan EMB-314 Super Tucano.
Untuk mengendalikan pertempuran dan pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU, pada H-2 diterjunkan 13 pasukan tim Pengendali Tempur (Dalpur) oleh CN-295 Skadron 2 pada dini hari untuk menghidari pantauan musuh.
Usai pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU, sekitar 400 Pasukan Khas Angkatan Udara (Paskhasau) yang diterjunkan oleh tujuh pesawat C-130 Hercules mengadakan penyerbuan kedaerah musuh untuk membesihkan sisa-sisa musuh yang masih tersisa untuk menguasai obyek vital, sedangkan untuk mengoperasikan kembali pangkalan yang sudah dikuasai C-130 Herculen dilakukan air landed membawa Paskhas yang terlatih di bidang PLLU, Meteorologi maupun fasilitas pangkalan agar menudahkan operasi selanjutnya.
Dalam pertempuran tidak tertutup kemungkinan akan terjadi penyanderaan dan evakuasi korban-korban pertempuran, untuk membebaskan penyanderaan Tim Paskhasau akan melakukan operasi SAR Tempur (Sarpur) sedangkan untuk korban pertempuran akan dilakukan Pengungsian Medis Udara (PMU) dengan C-130 Hercules dengan membawa korban langsung ke Jakarta.
Kegiatan tersebut merupakan skenario Latihan Operasi Udara dengan sandi “Angkasa Yudha 2013” yang digelar di Pulau Natuna yang disaksikan Menhan RI Purnomo Yusgiantoro, Anggota DPR RI Komisi I, Pejabat Mabes TNI dan pejabat TNI AD, TNI AL dan TNI AU.
Dalam latihan tersebut didukung juga oleh pesawat CN-235 dalam penerjunan Tim Bravo, satu C-130 KC (Tanker) untuk pengisian bahan bakar di udara (Air Refueling) serta Helikopter SAR maupun helikopter dukungan VIP.
Kasau Masekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, latihan ini merupakan pembinaan kemampuan dan kekuatan satuan-satuan TNI AU secara berjenjang mulai tingkat perorangan, tingkat satuan, antar satuan hingga tingkat latihan puncak Angkasa Yudha, untuk menguji kesiap siagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi.
Latihan ini juga ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel jajaran Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korpaskhas dan Dinas terkait.
Latihan ini menerapkan prinsip unity of command. Prinsip ini tercermin sejak tahap Geladi Posko hingga tahap Geladi Lapangan, diterapkan dalam rangkaian Operasi Pertahanan Udara, Operasi Serangan Udara Strategis, Operasi Lawan Udara Ofensif, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi.
Menurut Kasau, Perbaikan doktrin serta skenario latihan memang perlu selalu diperbaiki. “Doktrin harus disesuaikan dengan trend ancaman masa depan dan kemampuan perang kita kita, sedangkan skenario harus berpedoman dari ancaman masa kini yang paling mungkin terjadi”.
Hal tersebut dimaksudkan sebagai koreksi untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang pasti ditemui selama latihan berlangsung. Hanya dengan cara perbaikan secara terus menerus seperti itulah, kita dapat melakukan perubahan-perubahan agar dapat menyiapkan kekuatan tempur yang lebih kuat, handal dan benar-benar siap menghadapi ancaman, jelas Kasau.

TNI. 

SUPER TUCANO TIBA DI LANUD SUPADIO

Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga menyambut kedatangan tiga pesawat Super Tucano EMB-314/A-29 di shelter Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Senin (28/10). Kedatangan pesawat pengganti pesawat OV-10 Bronco berhome base di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh bertujuan untuk ikut serta dalam latihan Angkasa Yudha 2013 yang dipusatkan di Ranai Kepulauan Natuna. Turut serta menyambut Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono, para penerbang dan perwira teknik Skadron Udara 1.
Kedatangan pesawat tempur ringan buatan negara Brasil dipimpin langsung Komandan Skadron Udara 21 Letkol Pnb James Yanes Singal. Sedangkan ground crew dan perlengkapan pesawat Super Tucano didukung oleh 2 pesawat Hercules yang tiba di Lanud Supadio pada hari yang sama.
TNI. 

ELANG KHATULISTIWA LATIHAN AIR REFUELING

TNI Angkatan Udara sedang melaksanakan Latihan Angkasa Yudha 2013. Latihan yang rutin tiap tahun dilaksanakan ini merupakan latihan puncak bagi TNI Angkatan Udara. Latihan ini merupakan akumulasi dari latihan tingkat perorangan, tingkat satuan yang berguna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi. Oleh sebab itu TNI AU mengerahkan semua unsur dan kekuatan yang dimilikinya.
Salah satu kekuatan udara yang dimiliki TNI Angkatan Udara adalah Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa Lanud Supadio, yang tentunya terlibat dan ikut serta dalam latihan Angkasa Yudha. Untuk meningkatkan dan mengasah ketrampilan para penerbang maka Skadron Udara 1 dengan pesawat Hawk 200 dan Skadron Udara 32 dengan pesawat Hercules melaksanakan latihan air refueling, Senin (28/10).
Menurut Danlanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga dalam beberapa hari kedepan TNI Angkatan Udara melaksanakan latihan Angkasa Yudha. Latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel dijajaran Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korpaskhas dan dinas terkait serta menguji doktrin yang digunakan dalam penyelenggaraan operasi udara.
“Skadron Udara 1 Lanud Supadio ikut terlibat dalam latihan Angkasa Yudha. Untuk menyukseskan latihan tersebut maka selama tiga hari dilaksanakan latihan Air Refueling. Latihan Air Refueling ini tentunya latihan yang sangat penting sekali untuk meningkatkan profesional dan skill bagi seorang penerbang pesawat tempur. Latihan ini diperlukan apabila seorang penerbang sedang melaksanakan pertempuran di udara atau akan menyerang ke sasaran musuh yang letaknya cukup jauh dari home base. Dan apabila pesawat tempur tersebut memerlukan pengisian fuel (bahan bakar) maka tidak perlu pulang ke home basenya namun dapat mengisi bahan bakar di udara (air refueling),” jelas Danlanud Supadio.
Disisi lain, lanjutnya dengan adanya pengisian bahan bakar di udara juga dapat menghemat waktu sehingga penyerangan ke daerah musuh dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun demikian untuk melaksanakan latihan air refueling ini tidaklah mudah karena dibutuhkan ketepatan, ketelitian, kecakapan seorang penerbang dan tentunya mempunyai jam terbang yang memadai.
TNI. 

Pesawat Tempur Taktis EMB-314 Super Tucano Mendarat Mulus di Lanud Sjamsudin Noor

Di era 90-an, pesawat tempur milik TNI AU kerap unjuk kebolehan di langit Kalimantan Selatan dengan Homebase Pangkalan Udara (Lanud) Sjamsudin Noor.  Pilot pesawat tempur tersebut melakukan atraksi-atraksi diatas langit dengan manuver berbahaya. Seperti terbang sangat rendah dan flypass menukik seakan jatuh membuat penonton berdebar. Ada juga pesawat ringan dengan baling-baling atau warga sering menyebutnya pesawat capung yang mampu melakukan atraksi berputar-putar seakan lepas kendali. Sayang, atraksi yang membuat anak bangsa itu bangga akan kekuatan militer negerinya dan kehandalan personel TNI AU di udara kini tak pernah lagi terlihat di Kalsel.
Pagi ini, Senin (28/10) sebanyak tiga pesawat tempur yang bisa dibilang baru dimiliki TNI AU jenis EMB-314 Super Tucano tiba-tiba saja melintas di langit Banjarmasin. Pesawat yang masih asing terlihat menimbulkan beberapa pertanyaan sebagian warga khususnya di Kota Seribu Sungai ini.
Pesawat tempur taktis TNI AU tersebut mendarat di Lanud SAM dalam rangka Latihan Angkasa Yudha 2013. Pesawat buatan pabrik pesawat terbang Embraer Brazil tersebut merupakan pesawat tempur taktis yang dilengkapi dengan teknologi modern yang dapat digunakan untuk berbagai misi, seperti serangan ringan, pengintaian serta dapat dioperasikan pada malam hari (memiliki FLIR & NVG Compatible) sehingga sangat ideal untuk melaksanakan misinya dalam COIN (Counter Insurgency) dengan presisi yang tinggi. Sistem persenjataan Super Tucano terdiri atas 2 machine gun kiri dan kanan serta dapat dipasang bomb sejenis MK-81 maupun MK-82, Cluster, Rocket Pod dan juga dapat dipasang Laser Guided Bomb.
Sebelumnya ketiga pesawat tempur taktis tersebut sempat flypass diatas langit Kota Banjarbaru. Kedatangan Super Tucano tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh Malang, Letkol Pnb James Yanes Singal, SE., dan disambut oleh Komandan Lanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Esron S.B. Sinaga, S.Sos. Menurut Komandan Lanud SAM kedatangan Super Tucano tersebut, dalam rangka untuk melakukan Latihan Angkasa Yudha 2013 yang dipusatkan di Ranai Kepulauan Natuna serta Lanud Supadio Pontianak dan Batam. Lebih lanjut, Danlanud SAM menambahkan kegiatan ini juga untuk memastikan kesiapan Lanud Sjamsudin Noor sebagai pangkalan aju dalam memberikan dukungan operasi udara.
Selain ada tiga pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano, ada Helly Puma SA-330 dan dua pesawat Hercules C-130 yang juga singgah di Lanud SAM, guna mendukung kegiatan dan kelancaran penerbangan tiga pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano. Meski hanya sekejap, kedatangan pesawat-pesawat tersebut mampu menunjukkan kepada publik Banjarmasin bahwa kekuatan TNI AU itu masih bisa diandalkan guna menjaga Pertahanan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai dan banggakan sampai saat ini.
TNI. 

Latma Safkar Indopura-25/2013 Berakhir

Latihan bersama (Latma) Safkar Indopura antara TNI Angkatan Darat dengan Singapore Army forces (SAF) hari ini resmi berakhir dengan ditandai pernyataan penutupan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman dan Kepala Staf Angkatan Darat Singapura Mayjen Ravinder Singh pada Upacara penutupan bertempat di Murai Urban Training Fasilities (MUTF) Singapura, Selasa (29/10). 

Upacara penutupan yang  dihadiri oleh Panglima Kostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo, Komandan Pusterad Mayjen TNI Zahari Siregar, Panglima Divisi InfanteriI1/Kostrad Mayjen TNI Daniel Ambat, serta pejabat di TNI Angkatan Darat.
Sebelum Upacara penutupan, Kasad Jenderal TNI Budiman dan Kasad Singapura Mayjen Ravinder Singh menyaksikan kegiatan demonstrasi Pertempuran Jarak Dekat (PJD) di wilayah pemukiman yang diperagakan Prajurit  dari gabungan Batalyon 323-Raider/Kostrad, Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha dan Brigif 13-Galuh/Kostrad serta dari 3rd Brigade Infantry 6th Batalyon Regiment SAF.
Usai menyaksikan peragaan pertempuran jarak dekat,  Kasad menyaksikan Static Display alat persenjataan Infanteri  Angkatan Darat Singapura. Usai menyaksikan Static Display, Kasad mengendarai Panser angkut personil Terrex mengitari area latihan. Usai mengendarai Panser Angkut Personil Terrex, Kasad menerima Driving Licence  kehormatan.   
Dalam amanat penutupan Safkar Indopura-25/2013 Kasad mengatakan latihan bersama ini selain merupakan wahana meningkatkan ketrampilan dan kemampuan  profesionalisme prajurit, juga sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama dan jalinan persahabatan antar Angkatan Darat kedua negara.
Ditambahkan, Interaksi antar prajurit peserta latihan maupun kegiatan lain yang menyertainya dapat menjadi sarana yang efektif dalam menbangun komunikasi dan berbagi pengalaman, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan sikap saling percaya, saling mengerti dan saling menghargai.
Sedangkan Kasad Singapura Mayjen Ravinder Singh mengatakan , sejak tahun 1989 Latma Safkar Indopura memainkan peranan significant untuk membantu  TNI dan SAF  meningkatkan kemampuan militer Angkatan Darat kedua negara melalui saling membagi pengetahuan dan pengalaman. Pada tingkat hubungan pribadi, latihan bersama ini  juga membangun dan memperkuat persahabatan antar prajurit dari kedua negara. 
Pelaksanaan Latma Safkar Indopura-25/2013 tahun ini sekaligus menandai peringatan 25 tahun kegiatan latihan bersama antara Angkatan Darat kedua negara. (Kapten Inf. Deddy Triyanto,SE)
TNI. 

Amankan Senjata AK-47, TF Bravo/Indobatt Mendapat Apresiasi

Amankan Senjata AK-47, TF Bravo/Indobatt Mendapat Apresiasi
Kompi Mekanik B atau di jajaran Sektor Timur UNIFIL lebih dikenal sebagai TF Bravo merupakan salah satu Unit Manuver yang dimiliki oleh Sektor Timur UNIFIL selain Spanbatt, Indbatt, Indobatt, dan Nepbatt. Setiap harinya TF B melaksanakan kegiatan di bawah OPCON Komandan Sektor Timur.
Sesuai SECEAST OPORDER 06/2013 salah satu kegiatan TF B adalah melaksanakan kegiatan patroli bersama LAF. Beberapa waktu lalu, sesuai DTO, 1 Tim Patroli TF B di bawah pimpinan Serka Eko Yudho melaksanakan kegiatan SVP CH CR 369 bersama dengan 1 Tim Patroli dari LAF.
Bertemu di Meeting Point yang telah ditentukan, Dantim TF B berkoordinasi dengan Dantim LAF, berkaitan dengan itinerary dan tugas di lapangan. Yang menjadi daerah patroli pagi itu adalah daerah Kleyaa, yang selama ini dinilai sebagai daerah yang banyak terjadi pelanggaran dikarenakan banyaknya kehadiran pemburu.
Sekitar 1 jam melaksanakan patroli, Tim Patroli mendengar suara tembakan sebanyak 5 kali. Segera Tim Patroli keluar dari kendaraan dan mengamati daerah sekitar. Dengan menggunakan teropong, didapati tidak jauh dari lokasi berhentinya patroli terdapat 2 kendaraan sipil yang mencurigakan. Tim Patroli TF B melaporkan kejadian di lapangan ke TOC TF B, kemudian ditindaklanjuti dengan melaporkan ke Komandan TF B. Perintah Komandan TF B, segera koordinasi dengan Tim Patroli LAF untuk bertindak sesuai STIR V26.
Tim Patroli LAF dan Tim Patroli TF B mendekati kendaraan, kemudian dengan pengamanan dari Tim Patroli TF B, Tim Patroli LAF melaksanakan pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan bawa kehadiran pasukan UNIFIL adalah untuk membantu kehadiran LAF di Libanon Selatan. Dari hasil pemeriksaan tersebut, LAF menangkap 6 (enam) personil dan awalnya mengamankan 5 senjata jenis Shotgun untuk berburu. Kemudian dilaksanakan pemeriksaan lebih inten terhadap kendaraan dan didapati kendaraan tersebut menyembunyikan 2 senjata berburu jenis shotgun dan 1 pucuk AK 47 dengan amunisi 1 Magazen penuh. Seluruh personil, senjata dan kendaraan diamankan dan dibawa oleh LAF ke Markas Brigade LAF.
Peristiwa  tersebut merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi Pasukan Garuda di Lebanon. Apresiasi diberikan oleh segenap Pejabat di SECEAST HQ dikarenakan Tim Patroli TF B mampu bertindak secara tepat sesuai Mandat 1701 dan STIR V26. Untuk itu, Komandan Satgas Indobatt XXIII-G/UNIFIL, Letkol Lucky Avianto hadir di UNP 7-3 untuk mengambil Apel Luar Biasa.
Dalam arahannya, Komandan Satgas menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada Komandan TF B, Kapten Marinir Adid Kurniawan Wicaksono beserta seluruh anggota TF B, khususnya Tim Patroli yang melaksanakan kegiatan SVP CH CR 369.
TNI. 

Kendaraan Tempur Kopaska

Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com)
Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com)

Satuan Komando Pasukan Katak Armada Kawasan Barat, memiliki alat alustista baru kendaraan tempur bawah air SEAL CARRIER dari Swedia. Kendaraan bawah air ini menyerupai kapal selam mini dan diperkirakan masih terbatas kepemilikannya di negara-negara Asia. Awal Oktober 2013 , prajurit SATKOPASKA KOARMABAR melakukan uji coba SEAL CARRIER diawaki 2 teknisi dari Swedia dan 4 prajurit SATKOPASKA, di laut lepas teluk Jakarta.
SEAL-Carrier-650
Kendaraan tempur bawah air  ini dipersiapkan Komando Pasukan Katak sebagai salah satu sarana infiltrasi melalui bawah permukaan laut, dengan sasaran khusus dermaga laut atau pun kapal-kapal perang musuh.
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Air
SEAL CARRIER mampu menyelam hingga kedalaman 40 meter dengan kecepatan 4  knot. Jika berada di permukaan air, kecepatan SEAL CARRIER menjadi 30 knot dan 5 knot untuk operasi setengah menyelam (awash).
Kendaraan tempur khusus ini dilengkapi dengan NAVIGATIONAL seperti:  Fluxgate compass, Speed logg, GPS, Dead reckoning system, Electronical chart, Echosounder, Gyro roll/ pitch, Magnetic compass serta Depth gauge.
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut buatan Swedia
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut buatan Swedia
SEAL CARRIER merupakan transportasi taktis bagi para penyelam tempur. Kapasitas kendaraan ini normalnya mengangkut enam penyelam tempur beserta perlengkapannya, serta dapat beroperasi dalam tiga mode yang berbeda, di permukaan, setengah tenggelam, dan di bawah permukaan air. Dengan panjang 10,2 m x Lebar 2,1 meter dan berat 3800 kg, SEAL CARRIER  memiliki kemampuan menyelam selama 2 jam.
seal-carrier-kopaska
Selain SEAL CARRIER, kendaraan ini juga memiliki varian SEAL AUV  untuk mengangkut Autonomous Underwater Vehicle (AUV) atau Remotely Operated Vehicle (ROV)  yang berupa bahan peledak atau ranjau. Ada juga varian SEAL RWSV -Remote Weapon Station Vehicle,  untuk bantuan tembakan  yang dilengkapi dengan turet otomatis.
Sweden_SEAL_Carrier
seal-carrier-plus-spec
Spesifikasi Propulsion:
Diesel engine: 350 HP
Water jet: 275 kW (Rolls Royce)
Fuel capacity: 300 litres
Thrusters: 2 x 5 kW
Battery: 25 kWh
Maximum surface speed: 30+ knots
Speed at full payload:
on surface: 30 knots
semi-submerged: 5 knots
submerged: 4 knots
Range:
on surface: 150 nm
on surface (w. extra fuel): 225 NM
submerged: 10 NM
Design depth: 50 meters
Max recommended sea state: 4
JKGR.

Batalyon Infanteri Mekanis TNI AD

 
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela (photo: id-photographer.com)

Perkembangan teknologi di dunia militer menuntut perubahan taktik dan strategi demi memenangkan suatu pertempuran. Pada awal abad ke 21, satuan Light Infanteri atau Infanteri berjalan, masih menjadi kekuatan utama angkatan darat di semua Negara. Akan tetapi dengan tuntutan mobilitas yang tinggi serta efektifitas penggunaan manpower maka banyak negara mulai menggunakan system Mounted Infantry atau Infanteri Mekanis, termasuk Indonesia.
Saat ini TNI AD memiliki 3 batalyon infanteri Mekanis yang berada di bawah Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti, Kodam Jaya. Ketiga Batalyon Infanteri Mekanis itu adalah: Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela serta Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha diresmikan pada tanggal 16 Februari 2010 dan bermarkas di Jl. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta Timur. Perbedaan yang paling menonjol dari Batalyon Infanteri Mekanis adalah penggunaan Kendaraan Tempur berupa Panser yang jumlahnya sebanyak 82 kendaraan tempur Panser, untuk Yonif Mek 201/JY.
Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013 (photo: tniad.mil.id)
Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013 (photo: tniad.mil.id)

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai tugas  melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan, baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang  lebih besar dengan Brigade Infanteri ataupun Komando Utama (Kotama).  kemampuan bela diri  para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudh rata-rata telah tingkat Dan satu Karate.  Satuan ini berada di bawah jajaran Satuan Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibu Kota/Jaya Sakti Kodam Jaya.

Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela
Pada tahun 2010,  KSAD Jenderal George Toisutta mencanangkan pembangunanan 3 Batalyon Mekanis di 3 Kodam yang dimulai dari Kodam Jaya. Tujuan pembentukan Btalyon Infanteri Mekanis untuk mensetarakan kekuatan dan kemampuan tempur serta mobilitas satuan TNI Angkatan Darat dengan satuan-satuan angkatan darat negara maju yang telah memiliki kemampuan mekanis.
Untuk tujuan itu, dibentuk lagi Batalyon Infanteri Mekanis  202/Tajimalela pada bulan Juni 2011 bermarkas di Rawalumbu Bekasi Jawa Barat. batalyon ini telah  menerima 45 unit ranpur ANOA 6×6  yang  menjadi kekuatan baru di jajaran TNI-AD dalam upaya meningkatkan kekuatan pertahanan.
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela (photo: id-photographer.com)
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela (photo: id-photographer.com)

Batalyon Infanteri Mekanis dilatih untuk melakukan perang kota. Di pertengahan September 2013, Yonif 202 Mekanis/Tajimalela melakukan latihan perang kota dengan Tentara Batalyon 1 Brigade 5 Infantri Darwin Australia, bertempat di bertempat di IPSC/PMPP TNI, Sentul, Bogor. Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, baik perorangan maupun tingkat satuan dari para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis.

Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning.
Batalyon Infanteri Mekanis yang dibentuk di bawah Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibukota/Jaya Sakti  adalah Yonif  Mekanis 203/ Arya Kamuning. Batalyon ini memiliki sejarah yang panjang dalam operasi militer maupun berubahan teritorial.
Serah terima Jabatan Danyonif Mekanis 203/AK dari Letkol Inf Raden Dwi Tjahyo Harsono kepada Mayor Inf Irhamni Zainal, 28/10/2013 (photo: tniad.mil.id)
Serah terima Jabatan Danyonif Mekanis 203/AK dari Letkol Inf Raden Dwi Tjahyo Harsono kepada Mayor Inf Irhamni Zainal, 28/10/2013 (photo: tniad.mil.id)

Singkat cerita, pada tahun 1962 Yonif 325/Arya Kamuning yang semula di bawah  Brigade Infanteri 1 Siliwangi (Brigif 1/Slw) dijadikan pasukan organik Brigif 12/Guntur.  Selanjutnya 1 Januari 1964,  Yonif 325/Arya Kamuning  dimasukkan ke dalam  Kodam V/Jayakarta dan berubah nama menjadi Yonif 203/ Arya kamuning. Pada tahun 2012, Batalyon  ini berubah nama dan mendapatkan status menjadi Yonif Mekanis 325/ AK.

Pengembangan Batalyon Infanteri Mekanis
Untuk meningkatkan kemampuan mereka, ketiga Batalyon Infanteri Mekanis yang berada di bawah Kodam Jaya, sering  terlibat dalam Pasukan PBB yang bertugas di Lebanon maupun Kongo. Batalyon Infanteri Mekanis, juga secara rutin melakukan latihan perang dengan Batalyon Mekanis negara sahabat, seperti dengan Singapura dalam  Safkar Indopura 2013.
Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia (photo: ikahan.com)
Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia (photo: ikahan.com)

Sebelumnya 26 Agustus hingga 22 September 2012 sejumlah personel Batalyon Infanteri Mekanis  melakukan latihan bersama tentara Australia di Puckapunyal, Victoria dan  1st Brigade di Darwin dalam Kartikaburra 2012. Kegiatan Kartikaburra Exchange Program merupakan kegiatan pertukaran perwira TNI AD ke Australia untuk melihat dan mencari informasi tentang pembinaan satuan mekanis Australian Army yang telah menggunakan model infanteri mekanis sebagai satuan utamanya.
Latihan Bersama Indonesia - Australia (JOCIT)
Latihan Bersama Indonesia – Australia (JOCIT)

Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti
Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti merupakan pasukan yang bertugas mengamankan Ibukota Negara Indonesia, Jakarta. Komposisi pasukan ini:
  1. Yonif 201/Jaya Yudha (basis Gandaria, Jakarta Timur)
  2. Yonif 202/Taji Malela (basis Bekasi)
  3. Yonif 203/Arya Kemuning (Tangerang)
  4. Yonkav 9/Cobra di Serpong, Tangerang
  5. Peleton Intai Keamanan (Tontaikam)
  6. Kompi Protokol
Brigade Infanteri 1-1 Pik/Jaya, memiliki unit yang lebih kecil yakni Peleton Intai Keamanan (Tontaikam),  dengan kemampuan super dalam menanggulangi aksi terorisme. Untuk selalu terampil dan kemampuannya terpelihara, satuan ini memiliki program pelatihan yang terus menerus, sehingga Tontaikam  selalu siap digerakkan kapan saja. Latihan itu termasuk dengan satuan anti teroris dari Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Polri. Komandan Peletonnya berpangkat Letnan Satu dengan jumlah personel 46 orang.
Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia (photo: ikahan.com)
Latihan Batalyon Infanteri Mekanis, Kartikaburra-2012, Darwin Australia (photo: ikahan.com)

TNI Angkatan Darat berencana membentuk tiga Batalyon Infanteri Mekanis di tiga komando daerah militer (kodam) untuk menghadapi ancaman sesuai perkembangan lingkungan strategis global yang makin dinamis dan beragam. Pembentukan tiga batalyon infanteri mekanis  merupakan bagian dari penataan organisasi Angkatan Darat menghadapi tuntutan dan kebutuhan organisasi, agar lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas. Selain di Kodam Jaya, Batalyon Infanteri Mekanis juga akan dibentuk di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih dan Kodam VI/ Tanjungpura.
JKGR.

Kabar Terakhir Rencana Pembuatan Tank Tempur Indonesia - Turki

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM5BWHolXwPM4smiIO9Ff87gqbT92Gj4DSBCEnlKA7ocD0vPr2AM9onT-YfeuPw2v5pjCqzA7uPaatE5nOshykI3tEcQNx_WfEIEwtTC1MhhtI8GE94bZky82OSMxitYfbCQJg7JbKmCXD/s400/Tank+Medium_Pindad.JPG

Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu.

Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Zekeriya berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Zekeriya.

Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.

Tanam investasi
Zekeriya juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci. “Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Zekeriya. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.

Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.

Namun, ujar Zekeriya, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia. Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.

Prototype Tank Buatan Indonesia, Medium SBS Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1Vt9qPZHCTP7-b_JidTKScdOKntpR_XH6YkuJfpRqOl8rmd1KFDpFpivZ8twB1EJppBTPECQu4ffNFN9Q2FBUoabn_3njS6lumVuLngE89vQR6P-kAbMqUqa3e4aD04VMrdWvZHlg3KA/s1600/mediumtankpindad.jpg

PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan.

Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.

"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning kepada detikFinance Rabu (30/10/2013).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIup5vBiCebr0xKrF1tOdhgG1yWmnHItdErfEusZuh2t3bk_6SBJewg6K3M5cKYCJKfFwcXkjh7vuHZ8NjhDwiAp6wfa8JkSSa_RktvLT8Mc8ZurIUKEm7pBPbgix5O0rKVNvDcsCuOlQ/s400/tank-medium-pindad.jpg

Tank ini merupakan loncatan dari pengembangan panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo. Ketika prototype tank bernama SBS ini tuntas, produsen senjata dan kendaraan tempur pelat merah ini siap melanjutkan ke proses sertifikasi di Kementerian Pertahanan."Nanti kalau sudah jadi prototype diajukan sertifikasi baru diproduksi," jelasnya.

Tank produksi bangsa Indonesia ini, bisa disejajarkan dengan tank kelas medium seperti Marder. Selain mengembangkan tank sendiri, Pindad juga ikut membantu Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Turki mengembangkan medium tank.

TNI Gencar Patroli Perbatasan Darat dan Laut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmcukgZ298NSGPf2XqslhzfaNxnbsnh6VkpWXgFF5w1pZkr_lHPBaZVcookByDKZylwrAssMBCCGYl2Fk0r5UbPuow6U0l2kNw4c71B4N9xmLongFb6aDwBRrAWP2XXV-FtTH8Cal4_0aQ/s1600/linud+2.jpg

Guna menjaga utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbagai cara dilakukan TNI. Di antaranya dengan melakukan patroli darat dan laut. Berbagai kegiatan seperti patroli di pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negara Australia dan Timor Leste digelar penjaga perbatasan negara dari TNI Kodam XVI Patimura.

Patroli yang dipimpin langsung Panglima Kodam XVI, Mayor Jenderal Eko Wiratmoko ini menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Cuaca ekstrim, intaian badai hingga terpaan gelombang tinggi akan terus dilalui guna menjaga perbatasan negara.

Para prajurit TNI itu akan menyusuri 3.000 mil di perbatasan perairan indonesia dengan Timor Leste dan Australia.

Mayjen TNI Eko Wiratmoko terlihat menyambangi sejumlah Pos Satgas, serta Koramil pulau-pulau terluar di wilayah kerja Kodam XVI Patimura seperti pulau Lirang Pulau Romang, Pulau Leti, Pulau Wetar dan pulau disekitar Provinsi Maluku yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Mayjen TNI Eko Wiramoko juga menyempatkan memeriksa peralatan senjata yang dimiliki personel di perbatasan. Hal itu dilakukannya untuk memastikan kekuatan TNI di garis depan negara, jika diganggu negara asing.

Puluhan Pesawat Tempur TNI AU Beraksi di Natuna

http://static.liputan6.com/201310/pesawat-tempur-tni-131018c.jpg

Rombongan peserta latihan berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Rabu (30/10/2013) sekitar pukul 06.30 WIB dan tiba di Lanud Ranai, Riau, pukul 08.05 WIB dengan menggunakan pesawat Boeing 737.

Dalam rombongan, tampak Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang saat tiba di Banda Ranai disambut Tarian persembahan.

Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan. Latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi. Tujuannya, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) dan dinas terkait.

Operasi udara yang akan dilaksanakan terdiri atas operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara opensif, serangan udara langsung (SUL).

Selain itu, operasi perebutan dan pengendali pangkalan udara (OP3U), bantuan tembakan udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.

Pesawat tempur yang dilibatkan antara lain 8 pesawat Hawk 109/209 di Lanud Supadio, 6 SU-27/30 Sukhoi dan empat F-16 di Batam, 4 Super Tucano dan 1 Flight Hawk MK-53 di Lanud Supadio.

Sedangkan satuan dukungan tempur meliputi 9 pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295, satu Cassa-212 dan 2 Boeing 737 serta 3 Helikopter SA-330 Puma dan 2 Helikopter EC-120 Colibri.
IndoBim.

TNI AU tambah alutsista Helikopter Couger

http://muslimdaily.net/file/Jenis%20Helikopter%20ec725-cougar1.jpg

TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru. Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.  

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta. 

Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.

Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.

Ceko Tawarkan Produk Sistem Pertahanan Radar Dan Kerjasama ke RI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaS5mnn7OguU2gKRXG8p1EPh3Ry5s4RCdx5ZdpnkO2suuxgqPB50zutkXJ44V4UGdlG7EojQn3HjGZhe25uWEkR9BnbNVD_ydgJkNXmEgDk_ZpLVMEUggk-cL1gUlmq2zfPOlHAc027e-e/s1600/RADAR+1.jpg

Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia, Thomas Smetanka, mengatakan, pihaknya kini sedang menjajaki kerja sama dengan militer RI terkait teknologi pertahanan berupa radar. Ceko memang sudah dikenal memiliki catatan yang baik soal teknologi radar, terutama radar pasif ERA Ceko.

Hal itu diungkapkan Smetanka yang ditemui media di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 28 Oktober 2013 dalam perayaan hari jadi ke-95 Republik Ceko. Namun, Smetanka tidak ingin menyebut nilai dari kontrak tertentu terkait kerja sama di bidang pertahanan ini.

"Ada beberapa perusahaan Ceko yang menawarkan teknologi pertahanan kepada militer Indonesia. Salah satu teknologi yang coba dijual yakni radar pasif yang dapat digunakan untuk memantau wilayah udara. Kami juga memiliki radar untuk menara pemantau lalu lintas udara [ATC]," ungkap Smetanka.

Selain teknologi radar, Smetanka melanjutkan, masih ada pula kemungkinan kerja sama pembelian senjata ringan. Namun, Smetanka enggan memaparkan lebih lanjut teknis kerja sama di bidang pertahanan itu.

"Saya tidak dapat memaparkan hal tersebut secara spesifik, karena masih dalam tahap penjajakan," kata dia.

Kerja sama di bidang radar itu dicetuskan saat Presiden Republik Ceko, Vaclav Klaus berkunjung ke Indonesia pada Juli 2012. Terkait hubungan bilateral, Smetanka mengaku kedua negara selama ini bersahabat sangat erat.

Kapal Perang Malaysia Berlabuh di Semayang

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/29/00142862013-10-28-14.08-.17-780x390.jpg

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia kerap memanas di banyak soal, mulai dari persoalan militer, tapal batas, hingga urusan sepak bola. Meski demikian, ketika dua kapal perang Malaysia mampir ke Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (28/10/2013) sore, para tentara Diraja Malaysia ini disambut dengan tangan terbuka.

"Ini kunjungan persahabatan agar terjalin hubungan persahabatan yang lebih erat antarsesama angkatan laut. Tidak ada terkait isu-isu politik," kata Komandan Pangkalan AL Balikpapan, Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo.

Seperti halnya dilakukan tentara angkatan laut (AL) negara-negara lain, tutur Ariantyo, bahwa kunjungan serupa merupakan salah satu dari tiga fungsi utama AL. Selain itu, terdapat fungsi penegakan hukum dan kekuatan pertahanan.

"Dan, ketiga ini diplomasi. Kedatangan mereka ini adalah diplomasi untuk membangun kepercayaan antarsesama angkatan laut," kata Ariantyo.

Ratusan tentara Malaysia datang dengan dua kapal perang, Senin sekitar pukul 15.00. Mereka membawa KD-Perak 173 jenis Corvette dengan 69 anak buah kapal (ABK). KD Perak dipimpin Letkol Muhamad Hasrulsah bin Abdul. Kapal Malaysia ini dilengkapi persenjataan tempur yang mampu mengantisipasi serangan udara, laut, dan bawah laut.

Datang bersamaan dengan KD-Perak, kapal jenis patroli dengan nama lambung KD-Todak 3506 yang membawa serta 35 ABK. Todak dikomandani oleh Mayor Jamari bin Katimin. Mereka tiba dan merapat di pelabuhan kapal laut Semayang.

Sejumlah pemimpin dari pangkalan AL, Angkatan Udara di Balikpapan, Kodim, dan Polresta Balikpapan turut hadir menyambut kedatangan kapal. Kedua pimpinan kapal menerima pengalungan bunga sesaat turun dari kapal.

"Di sini nanti akan ketemu pejabat Balikpapan dan Kaltim. Mereka dalam kunjungan selama tiga hari," kata Ariantyo seusai pengalungan bunga.

Desain Baru KFX-E Dari KAI

http://arc.web.id/images/stories/artikel/KFX-E_KoreanAerospaceIndustries.jpg

Pabrik pesawat asal Korea Selatan, Korea Aerospace Industry, kembali mempublikasikan desain baru dari KFX. Desain baru ini mirip dengan yang pernah dipublikasikan pada pertengahan tahun lalu, namun kali ini memiliki 2 sirip tegak. Alhasil, tampilan KFX-E (demikian sebutannya), sangat mirip dengan F-35. Hal ini pun menampik dugaan KFX-E merupakan pengembangan dari FA-50.
Selain itu, dari segi dimensi, KFX-E terlihat lebih besar dibanding T-50 dengan bobot kosong sekitar 9,3 ton. Bahkan, desain ini lebih besar dibanding F-16 sekalipun. Namun demikian, desain ini tetap lebih kecil dibanding desain KFX sebelumnya yaitu C-103 dan C-203, yang merupakan desain dari Badan Litbang Korsel (Agency for Defence Developement).Meski begitu, desain KFX-E memang mirip dengan desain C-103, namun dengan mesin tunggal.
http://arc.web.id/images/stories/artikel/KF-X-KAI%20small.jpg
Berbeda dengan C-103, pada KFX-E tidak menyertakan penyimpanan senjata internal. Pada desain KFX-E juga pylon senjata hanya terdapat 9 buah, sementara pada desain C-103 ada 10. Hal ini pun membuat KFX-E kurang stealatih dibanding desain C-103, meski konfigurasi 2 fin dipercaya mampu mereduksi radar cross section.Selain itu, untuk menghemat biaya, KFX-E akan banyak menggunakan teknologi yang telah ada dan terbukti pada FA-50. Diantaranya Flight Control, elektronik, auxiliary powerr, hingga roda pendarat.

Namun seperti dikutip Aviationweek, KAI meyakinkan KFX-E bukanlah pengembangan dari FA-50. Pasalnya, Korsel tidak diperkenankan memodifikasi FA-50 tanpa seijin Amerika Serikat. Desainer KAI sendiri diduga belum mengerjakan desain KFX-E sedetail yang telah dikerjakan tim ADD. Namun demikian, KAI masih punya banyak waktu, pasalnya pemerintah Korsel sendiri tampak tidak terburu-buru dalam proyek KFX.

Senin, 28 Oktober 2013

Deretan persenjataan baru yang bikin TNI makin sangar


Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memperkuat persenjataannya. TNI berharap secara bertahap, kebutuhan minimal akan sistem persenjataan bisa tercapai tahun 2019. 

Sejumlah senjata paling mutahir untuk matra darat, laut dan udara telah tiba untuk memperkuat TNI. Lembaga analisa militer Global Firepower menaikkan rangking militer Indonesia dari urutan 18 menjadi urutan 15 sejak Juni 2013 lalu.

"Kita sekarang sedang melakukan modernisasi militer, membangun tentara yang lebih tangguh," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-18 di Jakarta, Kamis (30/8).


1. TNI AD

TNI AD diperkuat sejumlah senjata canggih. Di antaranya 61 unit Tank Leopard Ri, 42 unit Tank Leopard 2A4, dan 50 tank Marder. Tank produksi Pabrik Rheinmettal, Jerman ini tiba secara berangsur mulai Oktober 2013. Tank kelas berat tersebut akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Untuk artileri, TNI Angkatan Darat membeli MLS Astros II dari Brasil. MLS Astros II merupakan mobil tempur yang mampu meluncurkan 2 roket, 4 roket dan 16 roket. Jika dalam posisi laras peluncuran 2 roket, jangkauan yang dicapai hingga 300 km. 
Astros II akan dioperasikan Yonarmed I/105 Tarik Ajusta Yudha, Singosari, Malang, Jawa Timur.
TNI AD juga menambah daya gempur lewat udara dengan sejumlah helikopter serang. Kini Dinas Penerbang TNI AD mengandalkan 3 buah Mi-35 Hind E produksi Rusia, maka kini TNI AD telah membeli 8 unit Apache tipe AH-64E seharga USD 500 juta dari AS. Helikopter serang canggih ini akan ditempatkan di Laut China Selatan.
Sejumlah panser dan persenjataan lain juga akan memperkuat TNI AD.

Tak cuma membeli ke luar negeri. SBY juga mewajibkan industri pertahanan dalam negeri bangkit dan berkembang. Kelak Indonesia diharakan bisa memproduksi tank baja, kapal selam hingga jet tempur.

Tentu saja memperkuat militer tidak murah. Tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp 25 triliun. Hingga Rp 2014, Rp 150 triliun dianggarkan untuk alutsista dan pembangunan industri pertahanan.

Dari penelusuran merdeka.com, berikut persenjataan yang dibeli Kementerian Pertahanan untuk memperkuat TNI. Harapannya, TNI bisa disegani seperti era Presiden Soekarno.


2. TNI AL

Di matra laut, TNI AL juga ingin menunjukkan taringnya sebagai penjaga samudera. TNI telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Kapal itu diharap sudah bisa memperkuat Indonesia mulai tahun 2015. Saat ini wilayah laut Indonesia yang begitu luas hanya dijaga dua kapal selam.

TNI AL juga akan membeli 11 helikopter antikapal selam dan menghidupkan kembali skadron antikapal selam. Indonesia pernah memiliki skadron ini tahun 1960an, tapi kemudian dihapus. Helikopter ini diharapkan sudah datang tahun 2014 dan ditaruh di Surabaya.
TNI AL berencana memesan 35 kapal cepat rudal (KCR) untuk mewujudkan kebutuhan minimum. Dua KCR, yakni KRI Celurit-641, dan KRI Kujang-642 telah memperkuat armada barat.? 
Selain itu TNI AL ingin membeli tiga kapal frigat buatan Inggris. Kapal ini awalnya dipesan Brunei Darussalam, tetapi kemudian tidak jadi karena butuh personel banyak untuk mengawakinya. 
Untuk marinir, 17 Tank Amfibi BMP-3F dari Rusia telah datang sejak 2012. Idealnya korps baret ungu ini memiliki 95 tank BMP-3F. Kemhan berjanji akan terus melengkapinya secara bertahap.

3. TNI AU

Kedatangan dua Sukhoi SU-30 MK2 pada Februari 2013 lalu memperkuat kekuatan elang udara RI. Secara bertahap, diharapkan TNI AU bisa memiliki 16 jet Sukhoi.

16 Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan juga akan memperkuat TNI AU. Satu skadron? ini direncanakan untuk menggantikan pesawat Hawk yang akan segera dipensiunkan.
Selain itu hibah 24 pesawat F-16 D Blok 52 hibah dari Amerika Serikat diharapkan sudah datang pertengahan tahun 2014.
Pesawat serang darat A29A Super Tucano dari Brazil juga sudah bertahap tiba di Indonesia. Pesawat dengan kualifikasi antigerilya dan serangan darat ini menggantikan OV-10 Bronco yang sudah dibebastugaskan.
Untuk pesawat angkut, TNI AU dapat tambahan CN-295. Selain itu 6 unit C-130 H Hercules ditambah hibah Australia sebanyak 4 unit untuk pesawat yang sama.
Pesawat lain yang direncanakan akan hadir di antaranya Helikopter Cougar, Grob, dan pesawat latih KT-1.?