Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia mengerahkan Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror untuk melacak kelompok yang menerbitkan Panduan Pelaksanaan Perang Gerilya Perkotaan yang muncul di internet via laman scribd.com.
Kepala Bidang Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie, Senin 23 September 2013, mengatakan gerakan propaganda yang dilakukan melalui dunia maya itu dikhawatirkan bisa melahirkan ekstremis baru di tanah air.
"Sudah dipelajari oleh Densus 88 Anti Teror, Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) dan tim intelijen Polri. Sekarang dalam penyelidikan," kata
Ronny menegaskan, Polri terus berupaya untuk mengungkap aksi propaganda kelompok teror via internet yang menyebarkan cara menyerang ruang-ruang vital negara di perkotaan tersebut. Polri juga telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mengungkap para pelaku. "Kami terus berupaya untuk menangkap kelompok itu," tegasnya.
Panduan setebal 112 halaman itu dipublikasikan oleh seseorang yang memakai nama Syarif Ramzan Saluev, dan telah diunduh lebih dari seribu kali.
Laman yang bisa dibaca secara cuma-cuma di scribd.com hanya pengantarnya, sedangkan untuk panduan teknis gerilya harus diunduh dengan membayar. Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat berbahaya bagi mereka yang mempunyai bibit ekstrem.
"Hari ini kita dijajah oleh kekuatan militer kafir. Mereka menguasai kota-kota besar dan gedung-gedung pemerintahan. Mereka mengangkat penguasa boneka atas nama sang penjajah. Umat Islam pun menjadi buruan penguasa, dan sebagian besar dari mereka ditahan," demikian paragraf pertama pengantar panduan itu.
Selanjutnya ditulis bahwa penguasa kafir menyebarkan kekuatan intelijen, informan, dan dinas keamanan rahasia di segala penjuru. "Siapapun yang berani berbicara atau mengutarakan ide-ide untuk menegakkan jihad, syariat, dan antidemokrasi –meskipun ia orang tidak bersalah– maka akan segera 'dihabisi'," tulis panduan itu.
Panduan itu kemudian bertanya kepada pembacanya apakah mereka akan berdiam diri dan mencari selamat saja, atau bertindak dan melakukan perlawanan balik. "Manual ini disediakan untuk Anda yang memutuskan untuk berperang. Manual ini disusun bagi rakyat biasa yang memutuskan bahwa perlawanan bersenjata adalah satu-satunya jalan untuk menjatuhkan rezim berkuasa," tulisnya.
Pengantar panduan lantas memberitahukan kepada pembacanya bahwa jaringan perlawanan harus mengadopsi sistem perlawanan gerilya dengan taktik serangan hit and run –menyerang berulang-ulang dan menghilang dengan cepat. Panduan itu menekankan, inti semua serangan itu adalah untuk membuat otoritas penguasa kebingungan dan kehilangan moral tempur.
"Para pejuang harus mulai merencanakan strategi gerilya kota dengan membawa peralatan tempur mereka dalam belantara gedung-gedung bertingkat dan bangunan tembok," tulis panduan itu.
Belakangan pola serangan semacam yang tertulis dalam panduan tersebut marak terjadi dan menyerang anggota Kepolisian. Sejumlah polisi tewas ditembak oleh kelompok teroris dengan metode hit and run. Polisi sampai saat ini terus memburu pelaku penembakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar