Karena proyeksi ancaman dari serbuan tank relatif tidak signifikan di
Republik ini, maka berimbas perkembangan sista anti tank di lingkungan
TNI yang terbilang tak terlalu update. Tapi toh menghadapi tantangan
kedepan, militer Indonesia perlu menyiapkan senjata yang multi purpose
sekaligus punya kategori sebagai light anti tank weapon. Sebuah senjata
ringan yang punya daya hancur tinggi, mudah dioperasikan, dan ideal
digunakan oleh pasukan khusus.
Bersandar pada krietria diatas, maka tak salah bila Armbrust kini
didaulat sebagai senjata pamungkas satuan elit di lingkungan TNI.
Senjata perorangan dengan bobot 6,3 kg ini awalnya diproduksi oleh
perusahaan swasta di Jerman Barat. Maklum pengembangan senjata ini mulai
dilakukan sejak 1970 – 1980, yakni sejak era perang dingin. Baru
kemudian mulai diproduksi dan digunakan secara masif setelah reunifikasi
Jerman Barat dan Jerman Timur pada 1990. Produksinya pun sejak itu
dilakukan oleh MBB (Messerschmitt-Bölkow-Blohm) dan Pouderies Réunies de
Belgique (PRB). Sebagai catatan, MBB adalah perusahaan dirgantara yang
bermitra dengan PT. Dirgantara Indonesia dalam memproduksi helikopter NBO-105.
Senjata ini dipandang ideal untuk pasukan khusus, pasalnya Armbrust
bila ditembakkan tidak menimbulkan suara yang keras, bahkan
disebut-sebut suara asal senjata ini tidak lebih keras dari letusan
pistol. Dengan dioperasikan secara dipanggul, pola tembakan Armbrust
berupa satu kali hentakan begitu proyektil diluncurkan (single shot),
tak ubahnya seperrti RPG. Unggul dengan dimensi dan bobot yang ringan,
serta hentakan kecil, sedikit asap, membuat Armbrust dapat diluncurkan
dari sebuah ruangan kecil dan posisi tersembunyi. Tak heran Armbrust
laris manis digunakan dalam beberapa laga pertempuran, seperti pada
perang di Negara Balkan tahun 90-an.
Personel Taipur Kostrad tampak menyandang Armbrust
Menurut pihak pabrikan, seorang personel infantri dapat membawa 4
peluncur Armbrust. Perlu diketahui disini, peluncur Armbrust bersifat
disposable (sekali pakai). Dalam moda operasi standar, Armbrust
menggunakan pembidik simple reflex sight, namun untuk keperluan operasi
khusus juga dapat dilengkapi dengan pembidik laser.
Proyektil senjata ini pada dasarnya berupa granat dengan kaliber 67
mm. Dengan berat total 6,3 kg dan panjang peluncur 850 mm, di dalamnya
suda terdapat hulu ledak HE (high explosive)/HE frag seberat 0,99 kg.
Bagaimama dengan jarak tembaknya? Untuk efektifnya Armbrust dapat
melumat target sejauh 330 meter, meski jarak tembak maksimumnya mencapai
1.500 meter. Kecepatan luncur proyektil Armbrust mencapai 220 meter per
detik dan mampu menembus lapisan baja setebal 330 mm pada jarak 330
meter. Ini dia mengapa Armbrust bisa menjadi senjata yang menakutkan
untuk tank, terutama bagi tank ringan dan panser.
Proses pelontaran proyektil Armbrust
Tidak hanya untuk membabat tank, di hutan pun Armbrust juga efektif
untuk menghancurkan gubuk dan perkubuan musuh. Di lingkungan TNI, secara
gambang Kompi Taipur (Intai Tempur) Kostrad TNI AD sudah beberapa kali
melakukan demo penembakan Armbrust. Selain Taipur Kostrad, menurut
situs Wikipedia, satuan elit Kopassus TNI AD dan Kopaska TNI AL juga disebut-sebut mengandalkan Armbrust sebagai senjata pamungkas.
Di lingkungan militer Asia Tenggara, Armbrust juga digunakan oleh AB Singapura, Kamboja, dan Filipina. Selain itu senjata ringan ini juga dipakai oleh Slovenia, Chile, dan Albania. Singapura sebagai negara dengan industry militer terdepan di Asia Tenggara juga mengambil kesempatan dalam pengembangan Armbrust. Sejak tahun 2004, Singapura lewat ST (Singapore Technologies) Kinetics telah mengambil lisensi produksi Armbrust dan memproduksinya bekerjasama dengan Jerman dan Israel dengan nama MATADOR (Man Portable Anti Tank, Anti DOoR). MATADOR punya spesifikasi yang lebih ganas, punya jarak tembak efektif 500 meter dengan kecepatan luncur proyektil 250 meter per detik. MATADOR-lah senjata yang pada tahun 2009 digunakan oleh AD Israel dalam operasi di jalur Gaza melawan pejuang Hamas, Palestina.
Di lingkungan militer Asia Tenggara, Armbrust juga digunakan oleh AB Singapura, Kamboja, dan Filipina. Selain itu senjata ringan ini juga dipakai oleh Slovenia, Chile, dan Albania. Singapura sebagai negara dengan industry militer terdepan di Asia Tenggara juga mengambil kesempatan dalam pengembangan Armbrust. Sejak tahun 2004, Singapura lewat ST (Singapore Technologies) Kinetics telah mengambil lisensi produksi Armbrust dan memproduksinya bekerjasama dengan Jerman dan Israel dengan nama MATADOR (Man Portable Anti Tank, Anti DOoR). MATADOR punya spesifikasi yang lebih ganas, punya jarak tembak efektif 500 meter dengan kecepatan luncur proyektil 250 meter per detik. MATADOR-lah senjata yang pada tahun 2009 digunakan oleh AD Israel dalam operasi di jalur Gaza melawan pejuang Hamas, Palestina.
Armbrust ideal untuk dilontarkan dari ruangan dan sudut yang sempit
- Kaliber : 67 mm
- Berat : 6,3 kg
- Panjang : 850 mm
- Lebar : 126 mm
- Tinggi : 140 mm
- Kecepatan Proyektil : 210 meter/detik
- Jarak Tembak Efektif : 300 meter
- Jarak Tembak Max : 1.500 meter
- Feed system : Single shot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar