Senin, 30 September 2013

Kiprah Sersan Mayor yang Berkemampuan Profesor Pertanian

Sepertinya sudah menjadi jalan hidup pria kelahiran Blora ini untuk tidak jauh-jauh dari tanaman padi. Adalah Sersan Mayor Sucipto, yang kesehariannya bertugas di Satpamwal Denma Mabes TNI. Dalam mengawali karier militernya, di pendidikan Perbekalan dan Angkutan Cimahi, suami Jumiati ini mengambil kelas makanan. Dari sinilah, dia mulai berurusan dengan pangan (beras).  Apalagi dalam penempatan kerja selanjutnya ia mendapat pekerjaan di bagian dapur satuannya,  mau tidak mau ia harus berurusan pula dengan beras.
Titik awal lainnya muncul ketika saat itu, sang ayahanda, bapak Mardi, datang dari kampung dengan membawa benih padi sambil mengatakan kalau beliau sudah cukup berupaya mengembangkan benih padinya dan meminta putranya untuk meneruskannya. Permintaan tersebut tentu harus dilaksanakan, karena baginya pekerjaan petani juga merupakan panggilan jiwanya, sehingga walaupun jauh berada dari tempat asalnya ia tetap berupaya memanfaatkan peluang untuk mengolah dan menggarap lahannya.
Keterampilan yang secara tidak langsung diajarkan sang ayahanda, tentu dipraktikkan dengan menanam padi di lahan sekitar Mabes TNI, Cilangkap sejak tahun 2007.  Awalnya, dari hasil pertanian tersebut, kebutuhan keluarganya belum dapat dikatakan mencukupi, sehingga timbullah suatu keinginan untuk meningkatkan hasil pertaniannya.  Berbekal motivasi inilah, bapak berusia 35 tahun ini mulai mengembangkan daya inovasinya di bidang pertanian dan mendengarkan masukan dari para ahli pertanian untuk mengembangkan padi secara pola tanam yang lebih profesional. Melalui berberapa percobaan dengan cara menggabungkan beberapa varietas padi bibit unggul untuk disilangkan atau dikawinkan, tumbuhlah  varietas padi yang lebih unguul.  Langkah Serma Sucipto ini terbukti dapat mendekatkan TNI dengan masyarakat khususnya petani, karena sekarang sudah ada 19 kelompok tani di sejumlah daerah yang menanam benih padi hasil ciptaan Sucipto.  
Dari hasil itulah, Serma Sucipto dapat mengembangkan cipta karyanya untuk membantu petani. Dia mengatakan, setelah mendapat benih padi dari ayahandanya, ia menanam padi itu pada waktu luang di sekitar Mabes TNI, Cilangkap. “Awalnya tidak luas, ± 3.000 – 4.000 m2, “ katanya.  Bermula dari lahan tersebut, Serma Sucipto dibantu dengan anggota Detasemen Markas (Denma) Mabes TNI lainnya dan masyarakat yang bergerak di bidang pertanian tergerak hatinya untuk membentuk sebuah paguyuban yang dinamakan Penyayang Alam Umat Semesta (PAUS) untuk melakukan suatu penelitian dan pengembangan padi unggul serta pupuk organik.
Kegiatan penelitian dan pengembangan padi unggulan ini tidak berhenti sampai disini saja, karena masih ada beberapa varietas padi unggul dan pupuk/obat padi (organik) menuju proses penyempurnaan dengan menggunakan perlengkapan dan peralatan tradisional (manual). Dengan adanya penelitian dan pengembangan ini, maka terciptalah varietas padi unggul yang dinamakan Siliwangi Parikesit Dewi Sri Agung (SPDSA) dan pupuk cair organik Maradewi melalui pola tanam semi SRI (System Rice Intensification) dengan bahan dari tumbuh-tumbuhan berupa tanaman umbi-umbian dan rempah-rempah yang langsung ditemukan Sucipto dan adiknya Dewi Dede Maryani pada tahun 2009 silam.
Benih padi hasil ciptaannya yang juga biasa dikenal dengan benih padi Sri Agung telah memiliki bulir sekitar 400 - 500 bulir per tangkai. Jumlah ini tergolong tinggi, karena biasanya yang ada hanya ± 200 bulir. Dalam hitungan petani, varietas padi yang ada bisa menghasilkan 4-5 ton untuk 1 hektar lahan. Akan tetapi, petani yang menggunakan benih padi ini memperkirakan hasilnya akan di atas rata-rata, atau bahkan ada yang memperkirakan di atas 8 ton per hektar. Ditambah pula dengan hasil laboratorium balai penelitian dan pengembangan pertanian, padi Serma Sucipto ini lebih unggul 1,5–2 kali lipat dari padi biasa, serta terdapat berbagai macam kandungan vitamin seperti vitamin A, B, E, Inositol, Omega 3, Omega 6, dan Omega 9.
“Saya yakin padi ini memang padi hebat, karena hasilnya pun sangat besar, “kata Kosim, petani di desa Tegal Panjang, Cariu. Demikian juga dengan Sairih, petani lainnya, menceritakan kehebatan padi temuan Serma Sucipto ini,  karena padinya memiliki batang yang kuat dan tak roboh diterpa angin meski tingginya di atas tanaman padi rata-rata. Bapak 2 orang putra ini semakin semangat, karena banyak pihak yang mendukung upayanya, termasuk dari atasannya. Tak ketinggalan, dukunganpun didapat dari lembaga bentukannya bersama sejumlah anggota Denma Mabes TNI lainnya dan masyarakat sekitar khususnya kelompok tani Tegal Panjang yang berupaya untuk melestarikan sumber kekayaan hayati itu. Selamat Sersan, semoga hasil jerih payahmu makin bermanfaat bagi banyak orang.
TNI AD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar