Sepertinya
sudah menjadi jalan hidup pria kelahiran Blora ini untuk tidak
jauh-jauh dari tanaman padi. Adalah Sersan Mayor Sucipto, yang
kesehariannya bertugas di Satpamwal Denma Mabes TNI. Dalam mengawali
karier militernya, di pendidikan Perbekalan dan Angkutan Cimahi, suami
Jumiati ini mengambil kelas makanan. Dari sinilah, dia mulai berurusan
dengan pangan (beras). Apalagi dalam penempatan kerja selanjutnya ia
mendapat pekerjaan di bagian dapur satuannya, mau tidak mau ia harus
berurusan pula dengan beras.
Titik awal lainnya muncul ketika saat itu, sang ayahanda, bapak
Mardi, datang dari kampung dengan membawa benih padi sambil mengatakan
kalau beliau sudah cukup berupaya mengembangkan benih padinya dan
meminta putranya untuk meneruskannya. Permintaan tersebut tentu harus
dilaksanakan, karena baginya pekerjaan petani juga merupakan panggilan
jiwanya, sehingga walaupun jauh berada dari tempat asalnya ia tetap
berupaya memanfaatkan peluang untuk mengolah dan menggarap lahannya.
Keterampilan yang secara tidak langsung diajarkan sang ayahanda,
tentu dipraktikkan dengan menanam padi di lahan sekitar Mabes TNI,
Cilangkap sejak tahun 2007. Awalnya, dari hasil pertanian tersebut,
kebutuhan keluarganya belum dapat dikatakan mencukupi, sehingga
timbullah suatu keinginan untuk meningkatkan hasil pertaniannya.
Berbekal motivasi inilah, bapak berusia 35 tahun ini mulai mengembangkan
daya inovasinya di bidang pertanian dan mendengarkan masukan dari para
ahli pertanian untuk mengembangkan padi secara pola tanam yang lebih
profesional. Melalui berberapa percobaan dengan cara menggabungkan
beberapa varietas padi bibit unggul untuk disilangkan atau dikawinkan,
tumbuhlah varietas padi yang lebih unguul. Langkah Serma Sucipto ini
terbukti dapat mendekatkan TNI dengan masyarakat khususnya petani,
karena sekarang sudah ada 19 kelompok tani di sejumlah daerah yang
menanam benih padi hasil ciptaan Sucipto.
Dari hasil itulah, Serma Sucipto dapat mengembangkan cipta karyanya
untuk membantu petani. Dia mengatakan, setelah mendapat benih padi dari
ayahandanya, ia menanam padi itu pada waktu luang di sekitar Mabes TNI,
Cilangkap. “Awalnya tidak luas, ± 3.000 – 4.000 m2, “ katanya. Bermula
dari lahan tersebut, Serma Sucipto dibantu dengan anggota Detasemen
Markas (Denma) Mabes TNI lainnya dan masyarakat yang bergerak di bidang
pertanian tergerak hatinya untuk membentuk sebuah paguyuban yang
dinamakan Penyayang Alam Umat Semesta (PAUS) untuk melakukan suatu
penelitian dan pengembangan padi unggul serta pupuk organik.
Kegiatan penelitian dan pengembangan padi unggulan ini tidak berhenti
sampai disini saja, karena masih ada beberapa varietas padi unggul dan
pupuk/obat padi (organik) menuju proses penyempurnaan dengan menggunakan
perlengkapan dan peralatan tradisional (manual). Dengan adanya
penelitian dan pengembangan ini, maka terciptalah varietas padi unggul
yang dinamakan Siliwangi Parikesit Dewi Sri Agung (SPDSA) dan pupuk cair organik Maradewi melalui pola tanam semi SRI (System Rice Intensification)
dengan bahan dari tumbuh-tumbuhan berupa tanaman umbi-umbian dan
rempah-rempah yang langsung ditemukan Sucipto dan adiknya Dewi Dede
Maryani pada tahun 2009 silam.
Benih padi hasil ciptaannya yang juga biasa dikenal dengan benih padi
Sri Agung telah memiliki bulir sekitar 400 - 500 bulir per tangkai.
Jumlah ini tergolong tinggi, karena biasanya yang ada hanya ± 200 bulir.
Dalam hitungan petani, varietas padi yang ada bisa menghasilkan 4-5 ton
untuk 1 hektar lahan. Akan tetapi, petani yang menggunakan benih padi
ini memperkirakan hasilnya akan di atas rata-rata, atau bahkan ada yang
memperkirakan di atas 8 ton per hektar. Ditambah pula dengan hasil
laboratorium balai penelitian dan pengembangan pertanian, padi Serma
Sucipto ini lebih unggul 1,5–2 kali lipat dari padi biasa, serta
terdapat berbagai macam kandungan vitamin seperti vitamin A, B, E,
Inositol, Omega 3, Omega 6, dan Omega 9.
“Saya yakin padi ini memang padi hebat, karena hasilnya pun sangat
besar, “kata Kosim, petani di desa Tegal Panjang, Cariu. Demikian juga
dengan Sairih, petani lainnya, menceritakan kehebatan padi temuan Serma
Sucipto ini, karena padinya memiliki batang yang kuat dan tak roboh
diterpa angin meski tingginya di atas tanaman padi rata-rata. Bapak 2
orang putra ini semakin semangat, karena banyak pihak yang mendukung
upayanya, termasuk dari atasannya. Tak ketinggalan, dukunganpun didapat
dari lembaga bentukannya bersama sejumlah anggota Denma Mabes TNI
lainnya dan masyarakat sekitar khususnya kelompok tani Tegal Panjang
yang berupaya untuk melestarikan sumber kekayaan hayati itu. Selamat
Sersan, semoga hasil jerih payahmu makin bermanfaat bagi banyak orang.
TNI AD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar