Armada tank Sherman KKO AL
Dalam suasana HUT RI Ke-68, rasanya cukup menarik untuk menengok
sejarah alutsista Indonesia yang punya andil besar dalam kemerdekaan
Republik ini. Dengan niat mengajak Anda benostalgia, di tulisan ini
dikupas sosok tank dengan kanon pertama yang dimiliki Korps Marinir TNI
AL (d/h KKO AL). Tank yang dimaksud adalah M4A3 Sherman, jenis tank
kelas medium asal Amerika Serikat.
Disebut medium tank karena bobot Sherman yang mencapai 33 ton dan
dibekali kanon kaliber 75mm. Meski masih kelas medium, tapi inilah sosok
ranpur roda rantai dengan bobot terberat yang pernah dimiliki TNI.
Dalam hal bobot, Sherman boleh jadi baru akan tumbang setelah kedatangan
MBT Leopard yang akan memperkuat kavaleri TNI AD, dimana bobot Leopard sekitar 60 ton-an. Inilah ‘cikal bakal’ eksistensi kavaleri korps Marinir, utamanya sebelum kehadiran generasi ranpur tahun 60-an asal Uni Soviet.
- Sejarah M4A3 Sherman di Indonesia
Sebagai tank yang dirancang dan hadir secara penuh pada palagan
Perang Dunia Kedua, Sherman diciptakan dalam banyak versi untuk dapat
digunakan dalam beragam misi. Bersama tank ringan M3A3 Stuart, Sherman
seolah menjadi identitas kehadiran militer AS di medan pertempuran Eropa
tatkala melawan NAZI Jerman dan turut aktif pula dalam perang di
kawasan Asia Pasifik dalam menghadapi Jepang. Dari sekian banyak versi
Sherman, M4A3 adalah versi yang pernah digunakan militer Indonesia.
Menilik sejarahnya, M4A3 Sherman hadir di Tanah Air dibawa oleh
pasukan Inggris dalam mendukung kampanye militernya di Indonesia.
Tercatat Inggris mendaratkan 21 unit M4A3 Sherman, tugas awal tank
bongsor ini tak lain untuk melabrak rakyat Surabaya akibat terbunuhnya
Brigjen AWS Mallaby. Dalam perjalan opearasi tempurnya melawan pejuang
Indonesia, Sherman dengan kanon 75mm M3 L/40 terbukti efektif memukul
posisi pertahanan pejuang Republik. Tapi toh semangat ‘bambu runcing’
pada akhirnya mampu membuat keok beberapa Sherman.
Defile tank Sherman sekutu pada 31 Agustus 1946 di Surabaya.
Di hari pertama penggelaran Sherman, satu unit tank ini berhasil
dirontokkan tembakan meriam anti tank kaliber 40mm eks Jepang yang
mengambil posisi tembak di persimpangan rel KA Jalan Diponegoro Kawasan
Kembangkuning. Tak hanya itu saja, tercatat dalam duel empat jam di
Surabaya, ada dua Sherman lagi yang hancur akibat terjangan meriam
kaliber 40 dan 105 mm milik TKR Laut. Selain dua unit hancur, satu unit
Sherman terpaksa kabur dalam kondisi rusak berat.
Nah, singkat cerita pasca mundurnya Inggris dari Indonesia dan
posisinya “digantikan” kembali oleh Belanda yang bercokol lagi mulai
1946 – 1949. Sisa-sisa unit Sherman Inggris yang tertinggal di Indonesia
kemudian beralih tangan ke pihak Belanda, dalam hal ini kavaleri KNIL.
Dalam film dokumenter, tank Sherman diketahui juga ikut diterjunkan
dalam agresi militer Belanda kedua di Jogjakarta pada 19 Desember 1948.
- Sherman Masuk Etalase Alutisista Indonesia
Setelah melewati perjuangan merebut kemerdekaan yang tak kenal lelah,
maka tercapai pengakuan atas eksistensi Negara Indonesia oleh
pemerintah Belanda di akhir tahun 1949. Paska pengakuan kedaulatan bukan
perkara mudah bagi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia untuk menata
organisasi dan unit-unit militer yang ada, maklum pada masa perjuangan
unit militer belum dikelola secara profesional. Untuk itu periode 1949
adalah masa yang penting bagi TNI untuk melakukan konsolidasi dan
pembenahan.
Seperti tertulis dalam berbagai literatur, pada masa konsolidasi TNI
mendapat tantangan dalam mengatur integrasi antara personel TNI yang
notabene mantan pejuang 45 dengan anggota eks KNIL (Koninklijk
Nederlands Indisch Leger) dan Veld Politie dalam wadah Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS). Tantangan berat dihadapi oleh
anggota KNIL, pada umumnya mereka gusar akan nasibnya setelah penyerahan
kedaulatan. Kemudian masih banyaknya terjadi dualisme kepemimpinan
dalam kelompok ketentaraan Indonesia antara kelompok APRIS dengan
kelompok pejuang gerilya.
APRIS terbentuk sebagai hasil kesepakatan dalam Perundingan
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang mensahkan
terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), yang merupakan
penggabungan RI dengan negara-negara federal bentukan Belanda. Sebagai
imbalan terbentuknya APRIS, pemerintah Belanda menghibahkan beberapa
peralatan militernya yang ada di Indonesia, dengan syarat APRIS
berkewajiban menerima para mantan anggota KNIL ke dalam struktur APRIS.
Dan mulai saat itu dimulailah babak awal penataan alat utama sistem
senjata (alutsista) untuk TNI.
Salah satu penjabaran dari terbentuknya APRIS yakni pembentukan
satuan kavaleri Angkatan Darat dan Laut RIS (ADRIS/ALRIS). Khusus untuk
satuan kavaleri ADRIS, meski pucuk pimpinannya dari TNI, namun sebagian
besar personel pengawak dan instruktur latih berasal dari mantan anggota
satuan kavaleri KNIL, VET (Verkennings Eskadron Tank/Eskadron Tank
Intai) dan VEP (Verkennings Eskadron Panserwagen/Eskadron Panser Intai).
Arsenal kavaleri yang diterima APRIS antara lain meliputi panser angkut
personel ringan Bren Carrier, panser intai Humber Scout Car Mk. 1-3, M8
Greyhound, truk lapis baja M3A1 Scout Car, tank ringan M3A3 Stuart dan
tank medium M4A3 Sherman.
Dan dari kavaleri KNIL di kemudian haribeberapa Sherman dihibahkan ke
pihak KKO AL. Setidaknya saat peresmian Batalyon Tank KKO pada 17
Agustus 1961, ada 9 unit Sherman yang masuk inventaris KKO AL. Sejak
awal kehadirannya di Indonesia, Sherman memang menjadi arsenal kekuatan
brigade mariner Inggris. Boleh jadi, Sherman yang diterima TNI AL sudah
dibekali dengan kemampuan tambahan untuk ‘berenang.’ Meski sejatinya
bukan tank yang punya kemampuan amfibi, Sherman bisa dilengkapi
perangkat Duplex Drive untuk mengarungi air secara terbatas. Duplex
Drive memang dikembangkan oleh Inggris dan digunakan untuk mendaratkan
Sherman di pantai dalam penyerbuan di pantai Normandia tahun 1944.
Tank Sherman versi Duplex Drive, memberi kemampuan tank tambun ini untuk berenang.
Tak diketahui persis sampai tahun berapa M4A3 Sherman memperkuat
kavaleri KKO. Kelangkaan suku cadang dan biaya operasional yang tinggi
dinilai membuat gelar Sherman tak efisien, sebagai informasi Sherman
masih menggunakan mesin bensin yang terbilang boros. Lain dari itu,
jumlah unit yang terbatas membuat proses retrofit pun tak efektif
dilakukan. Tapi uniknya, ‘tank buyut’ ini masih saja digunakan dalam
konflik militer di negara-negara Amerika Selatan sampai tahun 1989.
Jumlah produksi Sherman pun terbilang fantastis, yakni hampir 50 ribu
unit dalam beragam varian. Sayangnya,jejak Sherman di Indonesia sukar
dilihat secara fisik, setidaknya penulis belum pernah melihat Sherman
yang dijadikan monumen atau dipajang pada museum di Indonesia.
- Profil Sherman
M4 Sherman atau nama resminya Medium Tank M4 adalah tank utama yang
digunakan pasukan Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Ribuan unit
Sherman didistribusikan kepada negara partisipan perang yang berada di
pihak sekutu, termasuk Persemakmuran Inggris, dan Tentara Soviet, lewat
program “Lend-Lease”.
Nama Sherman diberikan oleh pasukan Inggris sesuai dengan nama
Jendral pasukan Union dalam Perang Saudara Amerika yaitu William
Tecumseh Sherman. Nama dari pasukan Inggris inilah yang menjadi sebutan
umum bagi tank M4 yang terkenal. Sherman merupakan hasil penyempurnaan
dari tank medium Grant & Lee. Dengan tambahan turret yang dapat
berputar secara penuh dan sistem gyrostabilizer membuat kru tank dapat
menembak dengan akurat pada saat tank bergerak. Sang desainer
menghadirkan kehandalan mesin, kemudahan dalam perawatan dan produksi,
ketahanan, standarisasi suku cadang dan amunisi dalam varian yang
terbatas, dan ukuran juga berat yang menengah dalam tank ini.
Tank Sherman saat beraksi dalam pendaratan dari sungai.
Faktor-faktor tersebut membuat tank ini menjadi lebih unggul dalam
beberapa hal jika dibandingkan dengan tank ringan dan medium Jerman yang
berpartisipasi dalam Blitzkrieg Jerman pada 1939-1941, dan masih lebih
hebat dengan varian barunya di akhir masa perang. Sherman diproduksi
dalam skala besar dan menjadi tulang punggung dalam setiap serangan
pasukan sekutu, produksinya dimulai pada tahun 1942.
Aslinya Sherman diproduksi untuk mendukung infantri, sesuai dengan
Doktrin Amerika Serikat pada saat itu yang memberikan tugas untuk
menghancurkan tank lainnya kepada tank M10 atau populer dengan nama M10
Wolverine. Tetapi pada kenyataannya, Sherman masih lebih unggul daripada
tank-tank Jerman di medan perang Afrika Utara yang kebanyakan tank
ringan Panzer III yang relatif berukuran lebih kecil. Pada masa
selanjutnya, Sherman ternyata benar-benar kalah telak melawan tank
Jerman yang lebih baik dari Panzer III yaitu Panzer IV dan tank-tank
keluaran terbaru yaitu tank medium Panther dan tank berat Tiger I dan
Tiger II dengan lapisan baja yang lebih tebal dan kuat serta senjata
yang lebih besar. Mobilitas, daya tahan serta jumlahnya, juga didukung
oleh perkembangan superioritas kekuatan udaranya, membuat kelebihan
Sherman menjadi hampir tidak punya efek.
Khusus di palagan Normandia, badan Sherman ditambah dengan pemotong semak agar dapat melewati semak-semak tebal di daerah Normandia dengan lancar. Tank ini adalah salah satu tank dengan varian terbanyak diantara tank-tank yang berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Faktor tersebut didukung dengan kemudahan produksi Sherman, juga biaya produksi yang relatif lebih murah dari tank-tank Sekutu kebanyakan.
Indo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar