Minggu, 29 September 2013

ADEN 30mm: Senjata Utama Hawk 100/200 TNI AU

Sudah lumrah bila pesawat  tempur punya senjata internal, alias senjata yang secara embedded melekat di dalam struktur body-nya. Jenis senjata yang dimaksud adalah kanon yang disiapkan untuk multi fungsi, mulai dari tugas meladeni dog fight hingga misi serangan ke target di permukaan. Banyak keuntungan yang didapat dari pola penempatan senjata internal, diantaranya kemampuan pesawat bakal lebih banyak dan bervariasi dalam membawa jenis senjata.
Armada jet tempur TNI AU, mulai dari era Uni Soviet seperti MiG-21 Fishbed, hingga terus ke era jet tempur Barat, seperti F-86 Sabre, A-4E Skyhawk, F-5E/F Tiger II, F-16 A/B Fighting Falcon, dan Sukhoi Su-27/30 Flanker dari Rusia, kesemua pesawat tempur tadi dibekali yang namanya kanon internal. Tapi ada satu pesawat tempur yang unik, pesawat yang berangkat dari platform jet latih ini tidak punya senjata internal, bisa disebut alutsista yang satu ini sebagai pesawat tempur ringan. Yang dimaksud tak lain varian jet Hawk 100/200 yang memperkuat dua skadron tempur TNI AU.
Hawk 100 tak lain adalah jet latih lanjut dengan kemampuan serang darat, sementara Hawk 200 yang berkursi tunggal dan avionic lebih canggih, lebih difokuskan sebagai pesawat tempur ringan yang punya kemampuan multirole. Pesawat buatan British Aerospace ini menjadi alutsista pada skadron 1 Elang Khatulistiwa yang punya home base di lanud Supadio, Pontianak – Kalimantan Barat. Dan skadron 12 Black Panthers di lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru – Riau. Oleh pihak pabriknya, Hawk Indonesia diberi kode 9. Hingga kemudian penulisan kode pesawat ini menjadi Hawk 109/209 bila menyebut Hawk Indonesia.

Pod ADEN 30mm pada Hawk 100




Tampilan belakang pod
Tampilan laras ADEN 30mm

Meski masuk kelas pesawat tempur ringan, dan disebut-sebut sebagai armada jet tempur lapis kedua TNI AU, pada kenyataan Hawk 100/200 pada tahun 1999 sempat menjadi andalan utama jet tempur TNI AU, dimana saat itu Indonesia terkena embargo suku cadang militer dari AS. Karena jadi tumpuan sista, Hawk 100/200 pun lumayan banyak terlibat dalam penugasan, selain ikutan dalam operasi Darurat Militer di Nanggroe Aceh Darussalam, Mei 2003, sebelumnya Hawk 100/200 juga dilibatkan dalam operasi di Timor Timur, terutama pasca referendum. Bahkan dalam operasi di Timor Timur inilah jet Hawk 100/200 sempat ‘menantang’ duel F/A-18 Hornet AU Australia yang terbang selaku black flight.
Kombinasi Senjata Hawk 100/200
Dalam paket jualnya, Hawk 100/200, terutama Hawk 200 punya beragam pilihan konfigurasi senjata. Untuk Hawk Indonesia, kombinasi senjata untuk misi combat air patrol yakni kanon ADEN 30mm dan dua rudal AIM-9 P4 Sidewinder. Rudal ini dipasang pada rel di ujung sayap. Selebihnya dapat dicantelkan pada gantungan terluar di sayap.Kemudian untuk kanon ADEN 30mm, berjenis pod dan dipasang secara portable di bawah body bagian tengah.

Hawk 100 dengan pod ADEN 30mm

 
Hawk 100 AU Emirat Arab dengan pod ADEN 30mm

Sementara untuk misi serangan ke permukaan, selain keberadaan ADEN 30mm, kombinasi senjata favoritnya adalah varian bom konvensional dan roket FFAR. Untuk sasaran yang lebih advance pun Hawk TNI AU dapat melepaskan rudal jenis AGM-65G Maverick.
ADEN 30mm
Bobot dan dimensi Hawk 100/200 yang  terbilang ringan, berimbas positif pada kemampuan manuver yang unggul di kelasnya. Tapi disisi lain juga membawa konsekuensi pada jenis senjata yang dapat dibawa. Salah satu efek negatifnya, jet tempur ini tak punya kanon internal. Rencana British Aerospace untuk menambahi kanon internal pupus begitu tahu dimensi ruang tak mencukupi. Bila dipaksakan, maka Hawk 200 hanya mampu dipasangi sebuah kanon saja. Itupun dengan konsekuensi cantelan bagian dalam pada sayap kanan harus dikosongkan untuk menjaga stabilitas pesawat. Apa boleh buat, kini Hawk 200 harus beropersi tanpa bekal kanon internal.
Dan jadilah kemudian ADEN 30mm sista portable yang diandalkan untuk Hawk 100/200 TNI AU, pasalnya kanon adalah senjata yang efektif untuk misi perang di udara dan perang misi tempur ke permukaan. Bahkan, bila dilirik lebih lama lagi, Hawk MK.53 yang sejak tahun 1980-an menjadi jet latih lanjut skadron 15 TNI AU, juga punya kemampuan membawa ADEN 30mm.

 Hawk 200 TNI AU dengan pod ADEN 30mm



 
 Pesawat lawas, Hawk MK.53 skadron 15 TNI AU juga bisa dipasangkan ADEN 30mm

 Hawk 100 denngan konfigurasi ADEN 30mm plus rudal Sidewinder



ADEN (Air Defence Enfield) dikembangkan atas dasar spesifikasi British Air 1424 (standar sista pesawat AU Inggris) pada tahun 1950. Sista ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan sistem senjata pada pesawat tempur AU Inggris. Atas dasar konsep ini maka munculah kanon ADEN MK.I dengan kaliber 30mm, model senjata ini dibuat sederhana, kompak dan mudah dioperasikan oleh pilot. Senjata ini dibuat oleh pabrik Enfield, yang merupakan salah satu divisi dari pabrik senjata dan amunisi Royal Ordnance (sekarang telah bernanung di bawah grup British Aerospace).
ADEN dipasang di dalam suatu tempat berupa tabung (pod), dimana di dalam tabung tersebut dipasang komponen senjata berikut amunisinya. Kemudian pod tersebut dipasang pada bagian bawah badan pesawat. Untuk tempat kemasan senjata, dibuat dalam dua pilihan, yakni Pylon dan Blister. Cara kerja senjata ini adalah, rotasi amunisi ke laras dilakukan dengan sistem silinder (drum berputar) yang memiliki lima kamar peluru dengan berpedoman pada pergerakan gas yang dioperasikan dengan sistem slide. Sementara pengokangan dilakukan dengan sistem angin, yakni dengan ketentuan pengoperasian manual.
Sebagai hasil pengembangan dari versi sebelumnya, pada ADEN MK.V dimutakhirkan dengan modifikasi pada sistem dudukan senjata, dimana telah dibuat dengan bahan alumunium alloy. Pemilihan bahan tersebut dengan pertimbangan untuk melawan residual tinggi yang terjadi akibat tekanan beban yang tinggi. Dengan penggunaan metarial ini, diharapkan usia pakai senjata akan lebih tinggi. Kemudian ada modifikasi pada sistem gas, hal ini untuk meningkatkan performa rata-rata tembakan mulai dari 1.200 hingga 1.400 proyektil per menit.
Walau spesifikasi resmi ADEN 30mm punya kecepatan tembak 1.200 hingga 1.400 proyektil per menit dengan jangkauan tembak efektif 1.510 meter, namum hasil modifikasi pada versi MK.V menunjukkan kemampuan kinerja yang dapat ditingkatkan menjadi 1.500 sampai 1.700 proyektil per menit. Secara umum, amunisi ADEN dibuat dalam tiga kategori standar, mulai dari amunisi untuk latihan (practice), amunisi jenis ledakan tinggi (high explosive), dan amunisi anti lapis baja (armour piercing). Dengan kombinasi amunisi yang disiapkan, maka kanon ini dapat menghadapi target sasaran di udara dan tentunya juga efektif menghajar target berupa kendaraan tempur lapis baja.


Amunisi ADEN 30mm
 
Proses reload amunisi pada pod ADEN 30mm di pesawat Hawk
 
Jet Sea Harrier pun mengusung pod ADEN, nampak dua pod pada bawah body
 
 Kendali penembakan ADEN 30mm oleh pilot Hawk dapat dilakukan lewat HOTAS (Hands on Thorttle and Stick). Tapi konsep kanon dalam pod ini juga punya titik lemah, semisal kapasitas muat amunisi yang terbilang terbatas, dimana setia pod ADEN 30mm hanya bisa membawa 100 – 200 amunisi. Bisa dibayangkan, betapa harus iritnya seorang pilot Hawk dalam melepas tembakan ke suatu permukaan. Tapi model ADEN dalam kemasan pod bukan hanya untuk Hawk semata, jet tempur legendaris Sea Harrier pun menganut kanon model pod yang sama.
Selain dibuat dalam kaliber 30mm, ADEN juga ditawarkan dalam kaliber 25mm. Bobot ADEN 25mm lebih ringan 10% dari bobot ADEN 30mm, namun tenaga geraknya tiga kali lebih besar, dan bisa melontarkan proyektil hingga 1.850 per menit. 
Spesifikasi ADEN 30mm:
  • Kaliber                  : 30mm
  • Panjang pod       : 1,59 meter
  • Panjang laras     : 1,080 meter
  • Berat Senjata (pod)        : 87 kg
  • Berat Senjata berikut 200 amunisi    : 200 kg
  • Berat Laras                                          : 12,25 kg
  • Kecepatan Proyektil                       :  790 meter per detik
  • Jangkauan Tembak  Efektif          : 1.510 meter
  • Kecepatan tembak                          : 1.200 – 1.400 proyektil per menit
  • Tenaga Sistem penembakan       : Electrical 26 volt DC
Indo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar