Senin, 23 September 2013

Kekuatan kapal selam Indonesia masih jauh dari ideal


Baru-baru ini, situs pemeringkat kemampuan militer negara-negara di dunia, globalfirepower.com menaikkan peringkat militer Indonesia. Tercatat sejak Juni 2013 lalu, situs itu mendudukkan peringkat TNI di posisi 15, naik kelas dari beberapa tahun lalu di peringkat 18.

Kenaikan peringkat ini tentu tak lepas dari kemampuan tempur prajurit TNI, baik AD, AL atau AU. Kenaikan itu juga konon didorong dukungan modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI, salah satunya modernisasi kapal selam milik TNI AL.

Awal 2012 lalu, kapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala/402 tiba di perairan Indonesia, setelah menjalani perbaikan menyeluruh di Korea Selatan selama hampir dua tahun. KRI Nanggala buatan Jerman pada 1981 tipe U-209/1300.

Kapal selam itu bakal mendampingi KRI Cakra-401, yang diproduksi pada tahun dan tempat sama dengan Nanggala, beroperasi di kawasan laut Nusantara sebagai kekuatan pemukul TNI AL.

Kapal selam ini menjalani perbaikan total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. Selama perbaikan, kapal selam bermesin diesel-listrik buatan galangan kapal di Kiel, Jerman, itu diperkuat struktur kapalnya, lapisan baja, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonarnya.

Kapal selam tersebut berbobot mati 1.395 ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot di dalam air, menyelam di kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut.

Selain dua kapal selam itu, Kementerian Pertahanan RI juga berencana menambah tiga kapal selam lagi dari Korea Selatan. Harga kapal selam kelas Changbogo itu ditaksir mencapai USD 350 juta atau Rp 3,5 triliun per unit. Dalam perjanjian pembelian, Korea Selatan menawarkan alih teknologi kepada Indonesia.

Dua kapal rencananya bakal di rangkai di galangan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering. Sedangkan satu lagi digarap PT PAL Indonesia. Namun rencana itu agaknya tak terealisasi. Tiga kapal itu akan dirakit semua di Korea Selatan. Paling lambat tahun 2015, sebuah kapal selam sudah dikirim dan bisa memperkuat Indonesia.

"Rencana seperti itu (membeli tiga kapal selam) untuk melengkapi dua kapal selam yang ada, sehingga nanti kita punya lima kapal selam," teran Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul.

Secara teknis pembelian itu urusan Kementerian Pertahanan. Namun demikian, Iskandar menyebut bila lima kapal selam itu sudah sesuai dengan minimum essential force TNI AL. Artinya, dengan lima kapal selam Indonesia sudah bisa menggelar pasukan ke tempat-tempat strategis di Indonesia

"Lima itu ukuran minimal. Dengan lima kapal selam kita sudah bisa menggelar pasukan, untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Saya tidak bisa bicara ideal kebutuhan, karena ini berkaitan dengan anggaran," terangnya kepada merdeka.com, Jumat malam (1/9).

Lalu bagaimana kondisi Cakra-401 dan Naggala-402, apakah siap? Dia menjawab kondisi kedua kapal selam itu siap 90 persen. "Semuanya over body dari korea. Sehingga dia (kapal selam) kombat sistemnya sudah bagus. Dia punya fire control-nya sudah bagus. Semuanya bagus lah," terangnya.

Kekuatan kapal selam itu tentunya masih jauh dari kebutuhan pertahanan minimum. Apalagi melihat Indonesia adalah negara kepulauan terluas.

Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 Dua pertiga wilayah Indonesia merupakan perairan atau wilayah laut. Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai 3.287.010 km2 Adapun wilayah daratan hanya 1.906.240 km2.

Jika dihitung Indonesia punya lima kapal selam, maka perbandingan satu kapal selam dengan perairan Indonesia adalah 1: 650.000 km2 wilayah perairan. Masih sangat jauh dari ideal.http://www.merdeka.com/peristiwa/kekuatan-kapal-selam-indonesia-masih-jauh-dari-ideal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar