Rusia
Tawarkan Rudal S 300Mungkin kita sudah mendengar bagaimana F-18 US
dengan seenaknya melintasi wilayah udara Indonesia. Begitu pula dengan
pesawat negara lain, seperti Australia dan Malaysia.
Bahkan 2 jet tempur F-16 RI yang datang menghalau, justru di-”lock” oleh F-18 US di perairan Bawean dan disuruh menjauh.
f 18 super hornet gHAHj 691 300x199 Rusia Tawarkan Rudal S 300
TNI-AU telah menjalankan tugasnya dengan mengirim F-16 dan mengidentifikasi pesawat asing yang dianggap menerobos.
Tapi bagaimana dengan peran Arhanud ?.
Tentu
Arhanud tidak bisa berbuat apa-apa karena sistem pertahanan mereka
tidak bisa menjangkau F-18 US. Kalau demikian, satuan mana yang
bertanggung jawab menjaga wilayah udara Bawean ?. Padahal tugas Arhanud
adalah pertahanan udara medan operasi serta pertahanan udara nasional.
zur 23mm 300x190 Rusia Tawarkan Rudal S 300
Dari kasus tersebut, terlihat jelas ada “black hole” dalam sistem pertahanan udara Indonesia.
Kondisi
ini membuat kewibawaan Indonesia berkurang, khususnya terhadap
negara-negara tetangga. Mereka mengetahui Arhanud Indonesia hanya bisa
bertahan total sambil menunggu diserang.
Itu
baru ancaman penyusupan (intruder). Bagaimana pula dengan peran Arhanud
untuk melindungi gerakan satuan lain seperti, Batalyon Tank Leopard
2A6,Heli Serbu MI-35, MLRS, Skuadron UAV dan lain sebagainya.
Teknologi
senjata pesawat telah berkembang dengan pesat. Musuh tidak perlu lagi
menghampiri sasaran untuk melakukan penghancuran. Apakah kondisi ini
harus dihadapi satuan darat Indonesia, dengan mencoba melindungi diri
sendiri mengandalkan rudal panggul jarak pendek/manpads ?.
Radar-radar Rusia Tawarkan Rudal S 300
Diskursus
dan pengkajian mendalam tentang pertahanan udara nasional telah
dilakukan secara mendalam. Arhanud juga telah mengusulkan dilengkapinya
peralatan mereka dengan rudal anti-udara jarak menengah.
Apakah
kekosongan pertahanan udara itu akan tetap dibiarkan ?. Akankah pesawat
pesawat asing dengan seenaknya melintasi wilayah RI ?.
Beberapa
tahun terakhir, Indonesia terus membeli peralatan tempur yang canggih
dan tentunya mahal. Antara lain: Jet tempur Sukhoi, Helicopter Serbu
MI-35, Korvet Sigma, Meriam 155mm Caesar, UAV Heron, Tank tempur Utama
Leopard 2A6, dan sebagainya.
Armada perang yang canggih dan mahal itu membutuhkan “Umbrella”, agar bisa berfungsi dengan maksimal.
Pengadaan
rudal jarak menengah tampaknya harus menjadi keniscayaan bagi
modernisasi alutsista TNI. Namun, apakah rudal tersebut akan dibeli ?
Jika
tidak salah rudal jarak menengah telah masuk ke dalam daftar belanja
alut sista TNI tahun 2011. Namun rudal yang dipilih, belum jelas.
Rudal Anti-Udara S 300 Rusia
Kandidatnya
bisa saja S-300P (SA-10 Grumble). Saat ini Rusia benar-benar
mengandalkan rudal S-300P untuk melindungi ibukota negara mereka,
Moscow. bahkan ada sekitar 80 baterai S-300 di sekitar Moscow, untuk
melindungi penduduk dan aset-aset berharga di kota itu.
Teater
S-300 yang digelar Rusia, membuat banyak negara yang juga menggunakan
rudal ini, termasuk: China, Vietnam, Korea Utara, Suriah, Iran, serta
negara-negara Amerika Latin dan Eks-Uni Soviet.
Negara terakhir yang tertarik dengan S-300 adalah Turki yang nota-bene anggota NATO.
S 300 surface to air missile Rusia Tawarkan Rudal S 300
Uji Tembak S-300 Iran
S-300P
mempunyai jarak tembak di atas 150 km dengan kecepatan 4 Mach. Rudal
pintar ini mampu menyergap benda yang terbang rendah maupun tinggi (25M-
25KM). Rudal anti serangan udara ini mampu mendeteksi, menyergap dan
menghancurkan: Pesawat, Helikopter, Drone, Roket Balistik, serta Peluru
Kendali. Varian yang populer saat ini adalah: S-300PMU-1, S-300PMU-2
Favorit (SA-20).
China
yang menggunakan SAM S-300 sejak tahun 1990-an, berhasil mengeluarkan
varian nyadengan nama HQ-12 atau FT-2000. Namun HQ-12 lebih didisain
untuk menghancurkan Intelligence Surveillance dan Reconnaissance
seperti: E-3 AWACS, E-8 JSTARS dan E-2C Hawkeye. China mengkombinasikan
S-300P dan HQ-12, untuk pertahanan udara mereka.
Jika
tidak berhasil mendapatkan S-300P Rusia, tampaknya Indonesia akan
melirik HQ-16 atau KY-80. Aparat TNI dari Kosek Hanudnas Tiga Medan,
telah melihat uji tembak HQ-16 di Gurun Gobi China, akhir tahun 2011.
Radar
HQ-16 mampu menjejak sasaran sejauh 150 km dan melakukan pencegatan
hingga 50 km. Rudal ini diklaim China bisa menembak pesawat tempur,
rudal terbang tinggi dan rendah, hingga Drone/UAV. HQ-16 China Rusia
Tawarkan Rudal S 300
HQ-16 China
Untuk
urusan kehandalan rudal, mungkin China bisa membusungkan dada.
jangankan pesawat atau misil, Satelit yang berada di ruang angkasa saja,
pernah ditembak jatuh oleh China, untuk menunjukkan kemampuan rudal
mereka. So…mau pilih yang mana ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar