Demi akuntabilitas, sebagai lembaga tinggi negara Kementrian Pertahanan
harus bisa mempertanggung jawabkan pemakaian dana yang telah
dipercayakan. Paling tidak demikianlah aroma yang ARC tangkap ketika
Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengadaka pertemuan dengan segenap Pemimpin
Redaksi Media Massa di Jakarta pada awal Oktober lalu. Dalam acara itu,
Wamenhan yang juga sebagai ketua HLC (High Level Committee) pengadaan
persenjataan, menjelaskan dengan gamblang proses pengadaan alutsista
yang terangkum dalam MEF tahap 1, 2010-2014.
Dalam penjelasannya, sejak 2010 telah dilakukan 24 kegiatan pengadaan
besar. Dimana 19 kegiatan diantaranya telah memasuki fase kontrak, dan 5
lainnya dalam proses kontrak. Dari kontrak sebanyak itu 7 diantaranya
sudah dalam proses produksi di negara produsen. Namun demikian, ARC
memiliki informasi terbaru, bahwa meriam 155 howitser Caesar yang dalam
presentasi masih dalam proses aktivasi, saat ini sudah kontrak efektif.
Jika tidak ada aral melintang, meriam canggih asal Prancis itu akan tiba
pada pertengahan 2014. Untuk lebih jelasnya, simak copy presentasi
sederhana dari Wamenhan.
Perlu diketahui, dalam proses pengadaan ini, dilakukan dengan banyak
skema. Mulai dari skema pembiayaan dalam negeri, pembiayaan luar negeri
dan rupiah murni.
Jika dilihat secara utuh, memang pengadaan kali ini bisa dinilai luar biasa. Hanya dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, Indonesia berhasil membangun kekuatan. Karenanya kini diperlukan konsistensi dari pemerintahan selanjutnya untuk melanjutkan program pembangunan kekuatan. Semoga saja.
ARC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar