Untuk mendukung pertahanan Ibu Kota, TNI Angkatan Darat
membangun garasi tank tempur utama (main battle tank/MBT) Leopard di
bawah tanah dekat Monumen Nasional. Garasi ini untuk mempermudah
pergerakan pasukan dan mendukung pertahanan dalam perang kota.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, mengatakan,
garasi tank bawah tanah tersebut akan dibangun dekat kompleks rumah
susun TNI AD yang sedang dibangun di Pejambon, Jakarta Pusat. “Batalyon
MBT Leopard berpangkalan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk melindungi
ibu kota Jakarta dibangun pangkalan berupa garasi bawah tanah dekat
Istana Negara dan Monas,” kata Jenderal Budiman optimistis.
Garasi bawah tanah tersebut mempermudah pergerakan pasukan dan
mendukung pertahanan dalam perang kota. TNI AD belajar dari situasi
kekacauan yang pernah terjadi di Ibu Kota sehingga perlu antisipasi.
Operator MBT Leopard dan tank angkut personel (APC) Marder adalah
Divisi I Kostrad di Cilodong, Jawa Barat, dan Divisi II Kostrad di
Malang, Jawa Timur.
Proyek tersebut, menurut Budiman, akan bersinergi dengan pembangunan pertahanan ruang udara Jakarta.
TNI AD juga menunggu kedatangan sejumlah peluru kendali darat
permukaan (surface to air missile/SAM) terbaru yang didatangkan dari
Eropa. Sistem rudal itu adalah Mistral buatan Perancis dan Starstreak buatan Inggris.
Rudal Starstreak
Koordinasi dengan Jokowi
KSAD mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk penempatan rudal tersebut di puncak-puncak gedung di kawasan bisnis penting Jakarta kalau suatu saat negara memerlukannya.
KSAD mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk penempatan rudal tersebut di puncak-puncak gedung di kawasan bisnis penting Jakarta kalau suatu saat negara memerlukannya.
“Payung hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang
Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah yang mengatur tentang Tata
Wilayah Pertahanan. Bahkan, disiapkan gorong-gorong (drainase) yang
menjadi sarana pertahanan seperti di luar negeri,” kata Budiman.
Dia meyakini Gubernur Joko Widodo bisa berkordinasi dengan para
pemilik gedung demi kepentingan pertahanan negara. Penempatan baterai
rudal dan unit-unit helipad di atas gedung itu juga akan digunakan untuk
pertahanan keadaan darurat.
Pertahanan gorong-gorong tersebut bukan hal baru. Pada abad ke-19 di
Kota Batavia sudah dibangun garis Van den Bosch atau jalur pertahanan
berupa gorong-gorong yang menghubungkan titik strategis di Kota Batavia.
Rusun TNI AD
KSAD menambahkan, saat ini ada dua tower rumah susun TNI AD yang selesai dibangun di sebelah selatan Monas. Rumah susun tersebut menampung para perwira TNI AD agar tinggal tidak jauh dari Markas Besar TNI AD.
KSAD menambahkan, saat ini ada dua tower rumah susun TNI AD yang selesai dibangun di sebelah selatan Monas. Rumah susun tersebut menampung para perwira TNI AD agar tinggal tidak jauh dari Markas Besar TNI AD.
Setiap hunian yang dibangun itu mampu menampung perwira dengan istri
dan dua anak. Satuan rumah susun yang sudah dibangun adalah tipe 70
sebanyak 59 unit dan tipe 47 sebanyak 162 unit. Pembangunan rumah susun
empat lantai dengan empat menara tersebut menelan biaya Rp 85 miliar.
Rumah susun tersebut dilengkapi dengan helipad, mess, dan fasilitas
seperti apartemen. Biaya pembangunan rumah susun TNI AD tersebut ditekan
sedemikian rupa sehingga hanya Rp 2.3 juta per meter persegi.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanudin yang dihubungi terpisah berpendapat langkah itu sangat strategis.
“Namun, harus diingat, penempatan MBT Leopard di garasi bawah tanah
tersebut berfungsi sebagai basis operasi dan bukan basecamp. Basis
operasi itu dalam keadaan damai bisa digunakan untuk kepentingan sipil,”
kata Tubagus Hasanudin.
Dia mencontohkan, di bawah Lapangan Merah (Krasnoyarsk Ploshchad)
Moskwa pun terdapat ruangan bawah tanah untuk instalasi militer. Bahkan,
ada sarang peluru kendali (silo) di lapangan sebelah Kremlin (secara
harfiah berarti ‘benteng’) yang menjadi pusat pemerintahan Rusia.
Tubagus Hasanudin mengingatkan, selain menyimpan tank Leopard di
bawah tanah, KSAD juga harus memperhitungkan dengan cermat pengaturan
pergerakan tank tersebut di Ibu Kota dalam keadaan darurat. (ONG/ Kompas
Cetak 23/10/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar