Selasa, 22 Oktober 2013

Bila Bola Tak Pernah Bundar …(Analisa Intelijen)

Rabu, 13 Agustus 1997, Century Golden Hotel, New York, empat pentolan dinas rahasia paling ditakuti di dunia berembug; seorang Mossad, seorang mantan CIA, seorang jenderal KGB, dan satu jenderal intelijen China, Kung-an Pu. Mereka membicarakan nasib seorang perempuan cantik mempesona nan kesohor yang dianggap ancaman serius terhadap kelangsungan bisnis mesin pembunuh mereka.
Untuk banyak orang di dunia, perempuan cantik bernama Lady Diana Spencer dan ibu dari dua pewaris tahta Kerajaan Britania Raya itu adalah simbol keanggunan dan kemuliaan hati perempuan serta penyala spirit bagi para pecinta perdamaian. Tetapi, bagi sebagian kecil yang hidup dengan memuja teror demi keuntungan bisnis, Diana adalah ancaman paling berbahaya dan badai yang bisa menyingkap ambisi jahat mereka merekayasa perang dan permusuhan demi harta.
Mulanya, keempat orang maestro telik sandi dunia itu ragu mengungkap hasratnya; menghentikan kampanye perempuan cantik itu dalam menentang penyebaran ranjau darat yang adalah salah satu item pusaka bisnis mereka. Upaya-upaya internasional sang puteri ayu itu memang telah membuat dunia dan media massa global tiba-tiba fokus menyorot bahaya ranjau darat sehingga para produsennya –Amerika, Rusia dan China– terancam.
Mereka ingin sepak terjang Diana diakhiri selamanya, mereka hendak membunuh Diana. Masalahnya, CIA, KGB dan dinas rahasia China enggan mengerjakan aksi kotor itu. Mereka tidak ingin kematian Puteri Wales yang dilihat dunia tidak memiliki satu pun alasan untuk dibenci apalagi harus diakhiri hayatnya, terlihat tidak wajar.
Diam-diam mereka berharap pada kompatriot mereka, Mossad, yang reputasinya terkenal dalam mengeksekusi manusia tanpa terlihat sebagai korban pembunuhan. Dan ya, dinas rahasia paling efisien dan efektif di dunia itu menyanggupi permintaan ketiga rekannya tersebut. Akhirnya, bersepakat dan bersulanglah mereka, “Death to Diana.”
Babak pertama kisah misteri dibalik pembunuhan perempuan paling diincar media massa internasional sepanjang sejarah ini, dibuka dan mengalirlah paparan intrik dari situ. Selanjutnya, lembar demi lembar novel berjudul “The Lady Di Conspiracy; The Mistery Behind the Tragedy of Pont De L’alma” menyuguhkan kisah mendebarkan mengenai salah satu operasi pembunuhan intelijen paling rapi di dunia.(ref)
Mossad ….
Mossad, dinas rahasia yang paling dibenci sekaligus disegani di dunia. Banyak sudah peristiwa-peristiwa besar yang melibatkan lembaga telik sandi milik pemerintah Israel ini. MEMBUNUH adalah salah satu keterampilan Mossad, dinas rahasia Israel. Terlampau banyak daftar untuk kita sebut yang memperlihatkan bagaimana unit-unit pembunuh Mossad, yang disebut kidon, beraksi lintas negara, bahkan benua.
HaMossad leModi’in v’leTafkidim Meyuhadim berdiri bulan Desember 1949 menyusul deklarasi Zionis Israel yang didukung negara-negara Barat, khususnya Inggris dan Amerika Serikat, setahun sebelumnya. Reuven Shiloah, penasihat menteri luar negeri dan teman dekat perdana menteri David Ben Gurion, menjadi direktur pertama Mossad.
Gurion memerintahkan Shiloah mengkoordinasi semua lembaga intelijen yang dimiliki berbagai instansi di negara itu, dan melaporkan semua pekerjaannya langsung kepada perdana menteri.
“Negara Israel menugaskan Mossad untuk mengumpulkan data intelijen dan melakukan operasi rahasia di luar negeri untuk mengetahui dan menghentikan ancaman terhadap Israel dan warga negaranya, juga untuk menegakkan keamanan dan keselamatan negara,” kata Meir Dagan, direktur kesepuluh yang memimpin Mossad kini.
Berbeda dari dinas rahasia Barat seperti CIA yang membanggakan teknologi spionase dan fabrikasi informasi, Mossad melihat lebih detail dibanding sekedar mengamati dari jauh karena mereka lebih mengandalkan superioritas manusia ketimbang teknologi. Bagi mereka, intelijen yang baik selalu menuntut hadirnya kesadaran, “melihat ke arah cermin satu gambaran yang samar-samar.”
Beberapa hal yang pernah dilakukan oleh Mossad yang membuat dunia geger antara lain menculik salah satu pemimpin nazi Adolf Eichmann dari Argentina tahun 1960, pembunuhan terhadap perancang pembunuhan atlit Israel di munich tahun 1972, dan pembunuhan terhadap senior Hamas dengan menggunakan explosive handphone tahun 1996.
Tak heran, pendengaran dan penglihatan mereka lebih tajam ketimbang CIA, MI6, KGB atau lainnya. Namun, terlepas aksinya yang bengis, Mossad tidak sejorok CIA yang sembarangan mengirimkan tersangka teroris ke penjara-penjara rahasia di seluruh dunia atau ikut mengarang cerita palsu mengenai nuklir Irak.
“Dokumen-dokumen itu palsu. Semuanya diciptakan untuk CIA dan MI6 guna mendukung klaim Tony Blair dan George Bush bahwa Saddam Hussein telah memperoleh bahan uranium,” lapor agen Mossad di Roma, bernama sandi Sammy-O mengenai tuduhan Barat bahwa Saddam menguasai nuklir.
Mossad memiliki unit pembunuh kidon yang menguasai aneka jenis alat pembunuh, dari senar gitar sampai sianida.
Di luar keberpihakan sebagian besar orang Indonesia kepada lawan-lawan Israel di Timur Tengah, kerja dan reputasi Mossad mungkin berguna untuk menggambarkan Israel sesungguhnya.
Dinas rahasia Israel itu dikenal licik, licin, bengis dan selalu bergerak senyap sehingga tidak meninggalkan jejak yang memicu kontroversi pakar mengenai aksi mereka yang bisa sangat kejam itu.
Mossad dan Indonesia
Dari berbagai literatur kita dapat mengetahui bahwa petualangan Mossad di Indonesia bukanlah cerita baru. Dalam buku “Intel: Inside Indonesia’s Intelligence Service” yang ditulis Kenneth Conboy kita dapat mengetahui bahwa agen-agen dinas rahasia Israel itu terlibat begitu aktif ketika pemerintahan Orde Baru yang baru berdiri membentuk unit intelijen bernama Satuan Tugas Khusus Pelaksana Intelijen atau Satsus Pintel bulan November 1968.
Ken Conboy yang juga manajer Risk Management Advisory (RMA), sebuah lembaga konsultan keamanan, di Indonesia antara lain menyebut nama Anthony Tingle, sebagai salah seorang agen Mossad yang memegang peranan penting di lembaga pendidikan intelijen Indonesia di Cipayung.
Dalam buku yang terbit lebih dahulu, “Kopassus: Inside Indonesia’s Special Forces” Ken Conboy menulis bahwa hubungan antara dinas intelelijen Indonesia dan Mossad berlangsung hingga era 1980-an. Di masa itu, seorang agen Mossad bernama-sandi “Arizona” ikut melatih pasukan khusus Indonesia.
Di era Perang Dingin pasca-Sukarno, Indonesia menjadi ladang operasi yang sempurna—setelah Singapura—bagi dinas rahasia negara-negara Barat, terutama Central Intelligence Agency (CIA) milik Amerika Serikat, Secret Intelligence Service (SIS) yang dikenal sebagai MI6 milik Inggris, dan Mossad. Dari Indonesia, mereka mengumpulkan berbagai informasi penting untuk memukul balik Rusia dan China, juga untuk mensabotase kawasan Indo-China yang tengah dilanda perang. (ref)
Sekali lagi jejak dinas rahasia Israel, Mossad, tercium di Indonesia. Kabarnya, Mossad-lah yang memberi tahu Jakarta tentang keberadaan Azhari Husin di Batu, Malang. Apakah dinas mata-mata yang paling disegani di dunia itu juga ikut memberi andil dalam penyerangan teroris di Ciputat dan Aceh? Seorang wartawan bernama Gordon Thomas mengungkapkan kejadian itu dalam bukunya yang berjudul, ‘Gideon’s Spies’ yang diterbitkan Pustaka Primatama.
Seorang sayanim (informan) Mossad di Jawa Timur menghubungi perwira pengedalinya dan menceritakan bahwa dia melihat sejumlah orang mengontrak rumah di Batu. Dua diantaranya mirip Azhari dan Noordin M Top. Tapi Noordin tidak lama di rumah itu.”
Thomas tidak menjelaskan di manakah katsa (istilah Mossad untuk perwira kasus) itu tinggal. Namun dia menulis bahwa hanya dalam beberapa jam, sang mata-mata sudah sampai di Batu, Malang.
Setelah memastikan bahwa memang Azhari dan kelompoknya ada di rumah itu, mata-mata Mossad tersebut segera melakukan sambungan telepon ke Kedutaan Israel di India. Lalu, Kementerian Luar Negeri India diberitahu yang kemudian mengontak sejawatnya di Jakarta.
Maka, tulis Thomas dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, operasi penyergapan pun dilakukan pada awal November 2005 berkat informasi Mossad. Dalam penyergapan itu Azhari tewas dan Noordin M Top tidak ditemukan, persis seperti yang dikatakan sang informan bahwa Noordin sudah meninggalkan rumah sehari sebelum penyergapan.
Tapi kenapa peranan Mossad itu tidak diketahui publik? Thomas punya penjelasan: selama ini memang seperti itulah yang diinginkan Tel Aviv dan negara-negara yang dibantu juga tak berterima kasih kepada Mossad. (inilah.com)
Saya ingin memberikan warning kepada segenap Instansi Intelijen di Republik Indonesia bahwa infiltrasi Mossad begitu dahsyat ke dalam Republik Indonesia. Saya tidak sudah tidak begitu paham sejauh mana infiltrasi Mossad ke dalam instansi pemerintah khususnya intelijen, polisi dan militer. Tetapi sepengetahuan saya, hubungan ketiga instansi tersebut dengan Israel via company, agen, ataupun individu asal Israel sangatlah rawan. (Intelindonesia)
Antara Eli Cohen – Adjie Massaid dan Kegaduhan Bola Indonesia
Di tahun 2005 di Eropa beredar kabar yg santer  Zenit Petersbug yg perempat final piala UEFA mengalahkan Bayern Munchen dan piala Super Eropa mengalahkan Manchester United adalah kerja para “agen2″ KGB di belakang layar. Zenit yg dimiliki Gazprom adalah juara piala UEFA dan Super Eropa.
Kremlin connection agaknya cukup kuat, perusahaan-perusahan vital dipegang oleh para agen-agen yg rata-rata selain menguasai intelligent mereka juga menguasai salah satu bidang pokok, misal ekonomi, atau Putin yg lulusan hukum international. Alexander Litvinenko seorang mantan agen KGB yg terkena racun polonium, karena membelot ke inggris, juga kabarnya diracun oleh seorang pengusaha Russia yg juga agen. Litvinenko diduga diracun di hotel karena temannya yg anggota KGB dan pengusaha Russia datang ke London, sampai saat ini agen tsb masih dilindungi oleh pemerintah Russia.
The Godfather Vladimir Putin, dia mampu kendalikan para agen dan pengusaha seperti Roman Abramovich. Pengusaha-pengusaha  itu bisa membentuk jaringan yg sangat rapi, dan pelan2 pengaruhnya sampai kemana-mana bahkan sudah masuk ke Jakarta. Yang perlu dicatat adalah mereka semua agen terlebih dahulu baru menjadi pengusaha, termasuk Kapersky (ahli encrypt decrypt), dan saya kira profesi agen nggak ada masa pensiunnya. (ref)
Politik memang berkaitan erat dengan dunia Sepakbola. Entah, apakah memang manusia membutuhkan media lain untuk menunjukkan kedaulatannya. Contoh konkret ketika Italia di Piala Dunia 1934 dan 1938 yang menjadi kampanyen politik rezim Benito Mussolini. Bahkan sampai memunculkan isu jika Italia gagal menjadi juara dunia maka nyawa harus dipersiapkan sebagai tumbal. Nyatanya prestasi dalam dunia sepakbola dianggap lebih dari sekedar kebanggan suatu negara.
Politik memang merambah dunia sepakbola. Berlusconi semasa menjabat sebagai perdana menteri sanggup menjadi orang nomor satu di AC Milan. Prestasinya sangat mengesankan. Beberapa kali AC Milan diantarkan ke tangga Juara. Mahkota Liga Champions Eropa bahkan pernah direbutnya. Publik boleh menilai, untuk melapangkan jalan menuju tahta kekuasaan diperlukan banyak pelicin yang kita sebut sebagai uang. Di Indonesia kalimat ini boleh kita tambahkan “Untuk menjadi walikota/bupati kita memerlukan sepakbola sebagai penarik simpati rakyat”. Dengan kata lain pengertian sepakbola di Indonesia memiliki persepsi sebagai ladang uang, simpati dan kesuksesan.
Politik ibarat menjalankan sebuah tirani. Ia kuat mencengkeram Bola Dunia. Artinya di seluruh dunia politik bukan lagi sebuah mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum pendidikan. Politik ibarat authority untuk mengatur kebijakan hidup umat manusia.
Tidak ada aspek kehidupan yang tidak luput dari jamahan politik. Sepakbola bagi sebagian manusia dipandang sebagai agama kedua. Ibaratnya Sepakbola adalah sesuatu yang sifatnya principle. (ref)
Baru-baru ini, Eli Cohen, yang mengaku sebagai pegawai pajak di lingkungan Kementerian Keuangan, mengirimkan email kepada Presiden SBY. Dalam suratnya, Eli membeberkan praktik jual beli laga antara pejabat tinggi PSSI dan bandar judi Malaysia.
Praktik kotor tersebut membuat Indonesia kalah 0-3 dari Malaysia di laga pertama final Piala AFF 2010. Meski akhirnya menang 2-1 di laga kedua, Indonesia gagal menjuarai Piala AFF untuk pertama kalinya.
Eli menulis oknum PSSI itu meneguk keuntungan puluhan miliar dari aksi jual beli dengan bandar judi. “Uang tersebut untuk menyuap  peserta kongres agar memilih NH kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya,” tulis Eli.
Si penulis dipastikan menggunakan nama ‘Eli Cohen’ sebagai nama samarannya. Karena, Eli Cohen sesungguhnya nama seorang agen rahasia Mossad Israel yang dianggap sebagai salah satu mata-mata paling sukses setelah Perang Dunia II.
Eli Cohen (26 Desember 1924 – 18 Mei 1965) lahir di Mesir. Seperti dikutip wikipedia, Cohen ikut serta dalam setiap aktivitas pro Israel di Mesir selama tahun 1950-an. Dia ikut  dalam Operasi Goshen meskipun pemerintah Mesir tidak pernah dapat membuktikannya.(ref)
Tulisan Bambang Pamungkas di bambangpamungkas20.com menyanggah isu yang sangat memalukan yang dihembuskan Eli Cohen. Di akhir tulisannya Bepe menyampaikan sebuah harapan dan tentu juga harapan para pencinta sepak bola tanah air.
Sepakbola akan sangat indah jika di biarkan murni sebagai sebuah olahraga, tanpa ada embel-embel apapun”. Biarkanlah olahraga bernama sepakbola tersebut, terbebas dari isu-isu politik, persaingan bisnis atau dendam pribadi…
Terakhir Kepergian aktor Adjie Massaid begitu mengagetkan karena sebelumnya tidak tampak pria ini mengalami gangguan kesehatan. Menjabat sebagai anggota legislatif dan sekaligus menjadi manajer Timnas U-23 tentu menempatkan almarhum pada kursi panas.
Sempat beredar kabar di BlackBerry Messenger (BBM), bahwa kematian Adjie yang juga menjabat sebagai anggota DPR Komisi V dari partai Demokrat ini adalah karena diracun. Namun segera kabar tersebut dibantah oleh Nugraha Besoes yang juga menjabat sebagai Sekjen PSSI. (Kapanlagi.com)
Kepergian Adjie Massaid yang terbilang mendadak mengusik rasa ingin tahu mantan istrinya, Reza Artamevia. “Yang pasti kami juga masih selidiki apakah mas Adjie kena serangan jantung atau tidak,” ujar Reza saat ditemui di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2/2011).
Reza mengaku sangat kaget saat mendengar Adjie meninggal setelah mengalami serangan jantung. Menurut Reza, Adjie tidak punya riwayat penyakit jantung.”Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Saya juga kaget, kok tiba-tiba dikabarkan kena serangan jantung. Mungkin ini kehendak Ilahi,” ucap Reza. (ref)
Sebuah kebetulankah …. ditengah kegaduhan bola di Indonesia, Adjie Massaid kandidat kuat Sekjen PSSI atau bahkan bakal dicalonkan jadi  ketua PSSI meninggal dunia ??. Benar kata Reza .. Mungkin ini kehendak Ilahi…
Tapi bila bola tidak pernah bundar … apakah sebuah peristiwa dianggap biasa saja ??? susah untuk berharap sepakbola akan sangat indah jika di biarkan murni sebagai sebuah olahraga, tanpa ada embel-embel apapun …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar