Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pindad, Wahyu Utomo
mengatakan, material yang produksi Indonesia masih belum secanggih
material impor. Material dalam negeri disebut cepat panas jika dibuat
senjata.
"Kemampuan material laras dan senjata masih impor. Sekarang Krakatau
Steel baru mulai mengembangkan," ucap Wahyu ketika ditemui di Monas,
Jakarta, Jumat (4/10).
Saat ini, Wahyu mengakui, perusahaan dalam negeri masih malas
mengembangkan material ini. Kebutuhan investasi yang besar serta pasar
yang sedikit membuat perusahaan berpikir dua kali untuk investasi.
"Terkait dengan ekonomis. Kalau mau investasi duit harus balik dan
investasi cukup mahal. Sekarang kita impor dari Korea," katanya.
Material yang diimpor ternyata juga bukan hanya material senjata
saja. Material pertahanan di Indonesia rata rata masih di impor. Selain
itu, teleskop untuk senjata juga masih harus impor karena tidak ada yang
mengembangkan di Indonesia.
"Material kapal juga masih impor. Teleskop juga masih minim. Mau
ngembangin skala ekonomis repot. Investasi Rp 100 miliar dan dibeli
berapa sih," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar