pasukan elite RI. ©2013 Merdeka.com
Kemampuan pasukan elite TNI mendapat pengakuan dunia. Sesuai
namanya, pasukan ini dipilih dari anggota pasukan terbaik. Dilatih keras
dan dipersenjatai dengan peralatan terbaik.
Indonesia memiliki
pasukan elite di setiap kesatuan, misalnya Angkatan Darat (AD) memiliki
Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Angkatan Udara (AU) memiliki Paskhas
dan Angkatan Laut (AL) memiliki pasukan katak dan marinir.
Baru-baru
ini lembaga analisa peringkat militer globalfirepower.com menaikkan
peringkat militer Indonesia. Bila sebelumnya peringkat militer Indonesia
di posisi 18, kini naik di posisi 15.
Untuk kemampuan individu
personel, militer Indonesia memang tidak kalah dibanding kemampuan
militer negeri lain. Buktinya, beberapa prestasi sempat disandang oleh
pasukan elite TNI. Contohnya adalah prestasi Kopassus.
Kehebatan
yang dimilikinya Kopassus membuatnya disegani militer negara lain.
Bahkan, sejumlah negara di dunia meminta Kopassus untuk melatih pasukan
militernya, seperti negara-negara di Afrika Utara dan Kamboja.
Bahkan
konon, 80 Persen pelatih militer di negara-negara Afrika Utara
diketahui menggunakan pelatih militer dari Kopassus. Para perwira
komando juga ditugaskan untuk melatih pasukan militer yang dimiliki
negara-negara di benua hitam itu.
Soal kemampuan anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menjamin pasukan elite RI tak kalah dengan Navy Seals yang sedang naik daun gara-gara menembak mati Osama bin Laden.
"Pasukan
elite kita tidak kalah. Tidak hanya soal kemampuan personel. Soal
persenjataan, Kopassus pun sama baiknya dengan pasukan dari luar
negeri," kata TB Hasanuddin kepada merdeka.com, Minggu (2/9).
Namun selain kemampuan tempur, Kopassus diminta memperbaiki profesionalisme dan disiplin. TB Hasanuddin berharap kasus Cebongan tak terulang kembali.
Pensiunan
jenderal bintang dua ini juga menambahkan tak mudah membina pasukan
khusus. Selain latihan terus menerus, mereka juga harus diberi
penugasan. Latihan tanpa penugasan akan membuat prajurit jenuh. Tenaga
dan kemampuan prajurit harus disalurkan untuk operasi sehingga tak
menjadi hal-hal negatif.
"Kenapa tak dilibatkan saja dalam
operasi counter teroris. Menurut saya mereka punya kemampuan untuk
melakukan operasi penyergapan. Untuk melacak pun mereka punya sandi
yudha. Ini bisa digunakan agar prajurit tak hanya jenuh latihan,"
katanya.
Sementara itu Markas Besar TNI menjelaskan selain
kemampuan individu, sebenarnya ada hal lain yang mempengaruhi pamor
militer Indonesia. Apa itu?
Menurut Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul
, prestasi TNI terakhir ini menonjol dalam bentuk pengabdian kepada
negara. Misalnya, tentara sudah tidak berpolitik praktis, TNI netral,
TNI beberapa kali bekerja sama dengan negara tetangga, terutama latihan
bersama.
"TNI bekerja sama dengan negara tetangga begitu baik,
meningkatkan latihan bersama terutama untuk pendidikan penanganan
bencana. TNI juga tetap konsisten meningkatkan alutsista," terangnya
kepada merdeka.com, Jumat (1/9).
Selain itu, tak
kalah penting adalah hubungan baik antara TNI dengan parlemen. Misalnya
soal manajemen waktu dan target pengadaan alutsista. Semua program TNI
didukung dengan baik oleh parlemen, sehingga pengadaan alutsista bisa
dipenuhi sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Untuk penanganan
bencana, walau pasukan elite, pasukan Kopassus, Marinir atau Paskhas
jadi yang terdepan. Mereka terjun mulai dari evakuasi korban Merapi,
pencarian korban Sukhoi di Gunung Salak, hingga ikut memadamkan
kebakaran hutan. Pasukan elite RI pun tak ragu terjun ke Ciliwung
membersihkan sungai. Atau membangun WC umum di kelurahan bersama warga.
Ini adalah sebuah nilai plus. Tak semua pasukan elite dunia punya kemampuan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar