“Tahun 2015, panser anoa akan bisa beroperasi di laut dengan teknologi hydrojet,”ujar Wahyu Utomo. Untuk mendapatkan kemampuan itu, PT Pindad bekerjasama dengan Italia dan Korea Selatan.
Pada tahun 2014, Panser Anoa amphibi akan melakukan uji dinamis, untuk mengarungi danau dan sungai dan diharapkan bisa diserahkan kepada TNI pada tahun 2015. Di tahun yang sama, PT Pindad akan mendorong kemampuan Anoa amphibi agar bisa beroperasi di laut. “Ada senjatanya juga, ada recovery, ada logistik,” ujar Wahyu Utomo.
“Teknologi yang dikembangkan meliputi kemampuan Anoa untuk bermanuver tidak saja di darat, tapi juga bisa bergerak dinamis menghadapi gelombang laut,” tambah Marketing Manajer Pindad, Sena Maulana.
Perkembangan Panser 8×8
Ada sedikit anomali terkait dengan pengembangan APC Anoa 6×6 buatan PT Pindad ini. Ketika negara-negara lain mulai membangun APC/IFV 8×8, Indonesia justru terpaku dengan APC 6×6.
Jepang saja yang telah maju dalam industri pertahanan mulai memikirkan betapa pentingnya kendaraan tempur roda 8×8. Untuk itu mereka mulai membangun Panser MCV yang akan diproduksi massal pada tahun 2016. Panser berbobot 26 ton ini dinilai lebih lincah daripada kendaraan tempur Jepang yang menggunakan rantai (tracked). Berat Panser ini pun cocok dengan minimum payload dari pesawat taktikal transport baru Jepang Kawasaki C-2 yang sedang dikembangkan.
M1126 Stryker
Amerika Serikat pun belum terlalu lama mengembangkan Infantry Carrier Vehicle (ICV) M1126 Stryker 8×8 yang dimulai pada tahun 2002. AS memilih menggunakan M1126 Stryker agar militer mereka memiliki kemampuan mengirim pasukan sebanyak 1 brigade ke berbagai tempat di dunia dalam waktu 96 jam, atau mengirim 1 divisi dalam waktu 120 jam.
M1126 Stryker dianggap cocok sebagai kendaraan tempur yang memiliki mobilitas tinggi didukung oleh persenjataan canggih. Infantry Carrier Vehicle Stryker M1126 mampu mengangkut 9 tentara ditambah 2 kru ICV Stryker.
Dari M1126-ICV Stryker ini, AS mengembangkannya ke dalam berbagai varian:
M1134-ATGM: Kendaraan tempur Anti-Tank Guided Missile dipersenjatai rudal TOW untuk memperkuat brigade infanteri dan pengintaian, serta menyediakan tembakan anti-tank jarak jauh, di luar jangkauan efektif pesenjataan lapis baja lawan.
M1127-RV: Kendaraan pengintai digunakan oleh batalyon RSTA (Reconnaissance, Surveillance, and Target Acquisition), untuk bergerak di sepanjang medan perang demi mengumpulkan dan mengirim data intelijen yang real-time untuk awareness pasukan.
Varian lainnya dari Stryker adalah: M1128-MGS Mobile Gun System mengusung Canon 105 mm M68A1; M1129-MC Mortar Carrier yang mengusung Soltam 120 mm (HE, illumination, IR illumination, smoke, precision guided, dan DPICM cluster bombs); M1130-CV Command Vehicle; M1131-FSV Fire Support Vehicle; serta beberapa varian lainnya.
Patria AMV
Kendaraan tempur 8×8 lainnya yang sedang naik daun adalah Patria AMV buatan Finlandia yang mulai diproduksi tahun 2006 oleh Finish Defense Force. APC ini telah diekspor ke berbagai negara antara lain: Kroasia, Polandia dan Slovenia.
Patria AMV banya disebut pengamat militer sebagai salah satu APC terbaik karena memiliki perlindungan yang maksimal yang tahan terhadap tembakan senjata 30-mm serta memiliki proteksi ranjau yang top-class, yakni mampu menahan ledakan sebesar kekuatan 10 kg TNT. Dua unit Patria AMV milik Angkatan Darat Polandia sempat tertembak oleh roket RPG-7, namun tembakan itu tidak menembus badan Patria AMV dan APC/IFV itu dapat kembali ke pangkalan.
Patria AMV dilengkapi senjata mesin otomatis 12,7 mm serta peluncur granat otomatis 40-mm. Didorong oleh mesin 490 atau 540 tenaga kuda, APC/IFV ini sangat bertenaga dan berkemampuan penuh amphibi (sungai, danau dan laut).
Sama dengan M1126-ICV Stryker, APC/IFV Patria AMV juga memiiki berbagai varian yang bisa difungsikan sebagai: Tank Killer, IFV, Ambulans perang, Kendaraan pengintai, pusat komunikasi, platform untuk berbagai senjata berat dan sebagainya. Tak heran dengan kemampuan dan ketangguhannya itu, lapis baja Finlandia ini banyak diminati, termasuk oleh Afrika Selatan, Uni Emirat Arab dan Swedia. Bahkan Marinir AS dikabarkan tertarik dengan Patria AMV.
The Piranha V
Lapis baja 8×8 lainnya adalah IFV Piranha V buatan Swiss tahun 2010. Dengan hull yang dicor dan diintegrasikan dengan add-on composite modular armor, IFV/APC ini mempu menahan tembakan kaliber 25mm. Double floor dari Piranha V mampu menahan ranjau berdaya ledak 10 Kg TNT. Persenjataanya dilengkapi senjata mesin 12,7 mm serta granat launcher 40-mm dan digerakkan oleh mesin bertenaga 580 hp.
Boxer, BTR-82, Pandur II
Negara lain yang mengembangkan lapis baja 8×8 di tahun 2000-an adalah Jerman dengan Boxer yang masuk produksi massal pada tahun 2004, BTR-4 Ukraina tahun 2009, BTR-82 Rusia yang masuk servis tahun 2011, Pandur II buatan Austria mulai beroperasi tahun 2007, ataupun KTO Rosomak Polandia yang dibuat tahun 2003 berdasarkan disain Patria AMV Finlandia.
Kanada adalah negara yang termasuk generasi awal dalam pengembangan lapis baja roda 8×8 modern dengan mengusung LAV III Kodiak pada tahun 1999. Disain LAV III Kanada ini lah yang digunakan AS untuk membangun M1126-ICV Stryker pada tahun 2002.
Lapis baja 8×8 Jiran
Tetangga kita Singapura juga telah mengembangkan IFV 8×8 yang diberinama Terrex dan mulai digunakan Angkatan Darat Singapura tahun 2006. Terrex mampu menahan serangan senjata kaliber 14,5 mm, memiliki double V-shaped hull, serta mampu menahan ledakan ranjau berkekuatan 12 kg TNT, agar Terrex tetap bisa berjalan.Terrex mengusung remotely-controlled 40-mm automatic grenade launcherserta senjata mesin 7.62-mm coaxial atau 12.7-mm. Lapis baja beroda ini didorong mesin 400 hp independent suspension system dan memiliki kemampuan amphibi.
Malaysia pada tahun 2013 mulai menggunakan lapis baja beroda 8×8 AV8 yang dikembangkan oleh FNSS Turki, sesuai kebutuhan Angkatan Darat Malaysia. AV8 bermesin 523 hp ini merupakan evolusi dari PARS Turki. Bagian depan AV8 mampu menahan tembakan senjata mesin 14,5 mm. Sementara secara keseluruhan AV8 mampu menahan tembakan 7,62-mm. Dengan Hull yang V-shaped hull, AV8 mampu menahan ranjau berkekuatan 8kg TNT di bagian bawah roda serta 6kg TNT di bawah hull. Versi terbaru AV8 dilengkapi canon 30-mm serta senjata mesin 7,62-mm coaxial serta memiliki anti-tank guided missile launchers.
Bagaimana dengan Indonesia. PT Pindad sebenarnya sempat mengeluarkan disain Panser 8×8 namun kabar kelanjutannya tidak lagi terdengar.
Kendaraan tempur roda 8×8 dinilai tepat untuk militer modern. Dengan bobot yang relatif ringan sekitar 20-ton, lapis baja ini mampu bergerak lincah, cepat, mengangkut banyak pasukan dan mudah diangkut lewat darat, laut dan udara. Tambahan lagi dengan platform roda 8×8 kendaraan tempur ini dianggap stabil untuk mengusung berbagai jenis persenjataan militer modern termasuk canon 120mm ataupun rudal anti udara jarak menengah/jauh.
JKGR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar