Ada yang aneh dengan perilaku para awak kapal selam KRI Cakra dan
Nanggala, akhir-akhir ini. Kapal selam itu seakan diumbar/dipertontonkan
kepada rakyat Indonesia. Tidak itu saja, para pejabat daerah pun, tidak
tanggung-tanggung diajak masuk ke dalam kapal selam, untuk melihat isi
dari alutsista “strategis itu”. Dan sebagai bukti bahwa sosialisasi
telah dilakukan, kunjungan itu disertai photo-photo untuk dokumentasi
dan disebarkan ke publik.
Jika anda hanya punya dua kapal selam yang dikategorikan alutsista
strategis, apakah anda mengumbar dan mempertontonkan senjata anda itu
kepada publik ?.
Dalam perjalanannya, perwira kapal selam pun berbicara cukup detil
tentang rute perjalanan kapal, waktu tempuh hingga jumlah kru yang
diangkut. Hal ini terjadi antara wartawan di Timika dengan Komandan
Kapal selam. Apakah Komandan kapal selam berani membeberkan isi kapal
selamnya kepada publik, jika itu alat perang utama untuk pertempuran?
Rasanya agak mustahil juga. Sudah tidak ada lagi kerahasiaan dan faktor
senyap, jika hal itu dilakukan.
“Sosialisasi Kapal selam U-209″ milik TNI, akhirnya mendatangkan reaksi dari negeri Jiran.
Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Abdul Rahim Bakri
mengatakan: “Baru-baru ini, Vietnam juga bercadang membeli enam buah
kapal selam dan Indonesia telah memiliki dua buah kapal selam yang dibekalkan Rusia“.
Lho kok, ketika Indonesia menyosialisasikan kepal selam Cakra dan
Nanggala U-209 buatan Jerman Barat, tiba-tiba Wakil Perdana Menteri
Malaysia menyebutkan Indonesia punya dua kapal selam dari Rusia ?.
Tentu, kita harus menghargai pernyataan itu, apalagi ucapan tersebut
bukan dari semabrang orang, melainkan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia.
Tugasnya adalah memperhitungkan geopolitik dalam dan luar negeri/
negara tetangga, sehingga bisa membangun kekuatan militer yang tepat,
untuk mengamankan negara. Informasi yang masuk ke Departemen
Pertahanan, tentu memiliki tingkat akurasi yang tinggi, karena
taruhannya terkait dengan proyeksi kekuatan militer sebuah negara.
Kalaulah yang berbicara tentang kapal selam itu Menteri Perdagangan atau
Menteri Pariwisata, mungkin bisa kita abaikan ucapannya.
Maksud dan tujuan dari ucapan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, bisa
ditebak arah dan tujuannya. Tidak lain, meminta tambahan dana, untuk
membeli alutsista yang lebih banyak.
Kebijakan Malaysia yang hanya membeli 2 kapal selam Scorpene, memang
sudah membingungkan sejak awal. Mau diapakan kapal selam itu ?.
Singapura memiliki 6 kapal selam (1/2 lusin), Australia 11 kapal
selam (1 lusin -), Vietnam membeli 6 kapal selam (1/2 lusin). Di jaman
Presiden Soekarno Indonesia memiliki 12 kapal selam (1 lusin). Proyeksi
Indonesia tahun 2024, ada 12 – 18 kapal selam (1 hingga 1 1/2 lusin).
Kita dengarkan ucapan lebih lanjut dari Wakil Menteri Pertahanan Malaysia:
Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) memerlukan sekurang-kurangnya enam buah kapal selam bagi membentuk angkatan yang berupaya mengawal sempadan maritim negara secara berkesan.Ada apa dengan Malaysia ?. Mengapa tiba-tiba panik dan ingin menambah kapal selam sedikitnya 6 unit. Sementara Korps Hiu Kencana TNI AL dengan 2 KRI tua Cakra dan Nanggala, santai-santai berkeliling pulau di nusantara, sambil memamerkan isi kapal selamn ke rakyat Indonesia ditambah photo-photo segala. Ah…memang aneh.
Timbalan Menteri Pertahanan, Datuk Abdul Rahim Bakri berkata, aset pertahanan itu penting kerana kedudukan Malaysia di kawasan tengah Asia Tenggara terdedah dengan konflik bilateral dengan negara-negara jiran termasuk isu Kepulauan Spratly.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar