Jumat, 18 April 2014

Soal Usman-Harun, Channel News Asia salah tafsirkan kutipan

Soal Usman-Harun, Channel News Asia salah tafsirkan kutipan
Replika KRI Usman Harun-359 dipajang di gerai TNI AL arena pameran seusai pembukaan Jakarta International Defence Dialogue IV, di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Rabu (19/3/14). Perdana Menteri Singapura (saat itu), Lee Kuan Yew, telah menabur bunga secara resmi di makam Usman dan Harun, di TMP Kalibata, Jakarta, pada 1970, sebagai bagian simbol normalisasi hubungan Singapura kepada Indonesia. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
 
Hasil wawancara khusus Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dengan Channel News Asia soal Usman-Harun menimbulkan polemik, yang ditegaskan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI Fuad Basya terjadi karena koresponden stasiun televisi Singapura itu salah menafsirkan materi wawancara.

Berita Channel News Asia itu muncul mula-mula dalam bahasa Inggris, berjudul Indonesian Armed Forces Chief Expresses Regret Over Naming of Warship, pada Selasa lalu (15/4).

Basya menyatakan berita berbahasa Inggris itu juga dikutip sejumlah media massa nasional ke dalam bahasa Indonesia, Panglima TNI: Permintaan maaf ke Singapura atau Panglima TNI minta maaf soal Usman Harun, di teks berjalan sejumlah televisi nasional.
 
Untuk menegaskan salah tafsir itu, Pusat Penerangan TNI, di Jakarta, Kamis petang, melansir penggalan transkrip wawancara Moeldoko dengan koresponden Channel News Asia tentang Usman-Harun itu, yang seluruhnya dilakukan dalam bahasa Indonesia. 

Di bawah ini penggalan hasil wawancara di rumah dinas Moeldoko, Jakarta Pusat itu, seturut keterangan Pusat Penerangan TNI (dalam huruf italik).

Koresponden Channel News Asia: Soal yang  terakhir bapak, saya kembali pada bilateral tadi, jadi ke depan masih juga Indonesia (TNI) penamaan kapal itu diteruskan juga dan dua SAF dan TNI sudah ada komunikasi? Dan low intensity situation ini tidak akan keluar dari jalur yang sewajarnya.
 
Moeldoko: Saya pikir itu sebuah keputusan kami bahwa Usman-Harun tetap penamaan itu dan sekali lagi mohon maaf bahwa apa yang telah kami pikirkan tidak sama sekali berkaitan dengan membangun emosi kembali, tidak. 

Yang kedua bahwa hubungan kedua negara telah ada recovery pendekatan-pendekatan antara pimpinan, antar leader, antara saya dengan Panglima SAF dan kondisi sekarang sudah menuju ke low intensity emosi.

Saya kira ini harus dijaga, tidak perlu lagi dari rekan rekan dari Singapura melakukan hal hal yang tidak produktif, kami juga seperti itu, Saya kira kita pada posisi yang saling menjaga, saling menghormati dan saling percaya.
 
Menurut Basya, pernyataan panglima TNI itu ditafsirkan reporter Channel News Asia bahwa atasannya itu meminta maaf atas penamaan KRI Usman-Harun-359 kepada pemerintah Singapura. 

"Padahal maksud dari pernyataan panglima TNI tersebut adalah permohonan maaf atas tidak dipenuhinya permohonan penangguhan penamaan KRI Usman-Harun yang sudah final dan tidak akan berubah," kata dia. 

"Sekali lagi bukan permohonan maaf panglima TNI kepada pemerintah Singapura atas penamaan KRI (Usman Harun-359) itu," kata Basya.  

Oleh Singapura, berita seolah "permintaan maaf" dari Moeldoko itu disambut hangat namun sebaliknya, menimbulkan kontroversi di Tanah Air yang sedang menuju putaran Pemilu Presiden 2014 setelah selesai melangsungkan Pemilu Legislatif 2014 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar