Ilustrasi saat prajurit Kopassus TNI AD berdefile pada peringatan HUT
ke-67 TNI di Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ambarawa,
Jateng, Jumat (5/10). Hari ini Kopassus TNI AD berulang tahun setelah
didirikan pada 16 April 1952 dengan nama Kesatuan Komando Tentara
Teritorium III/Siliwangi. (ANTARA FOTO/R Rekotomo)
"Kita harus
berterima kasih atas semua yang telah kita peroleh selama ini terutama
kepada rakyat, dan harus mempertanggungjawabkan atas pemakaian uang
rakyat dalam bentuk kesiapsiagaan kita," kata Komandan Jenderal Kopassus
TNI AD, Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo, di Markas Komando Kopassus TNI
AD, Cijantung, Rabu.
Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus TNI AD) berulang tahun ke-62 secara sederhana di tengah kesiapsiagaan mereka menunaikan tugas sebagai personel garis depan TNI AD dalam menjaga negara dan bangsa.
Peringatan hari jadi pasukan elit yang digagas Kolonel Alex E Kawilarang dan Letnan Kolonel Slamet Rijadi dan dilatih perwira pertama eks KNIL, Kapten Rokus Bernardus Visser, itu dipusatkan di Balai Komando, di lingkungan ksatrian mereka.
Biasanya, para purnawirawan dan mantan komandan atau pejabat di lingkungan Kopassus TNI AD diundang, kali ini tidak demikian.
Upacara militer pun cuma di lingkungan markas komando tanpa defile pasukan dan unjuk kebolehan personel Kopassus TNI AD.
Sutomo dalam amanat tanpa teksnya menegaskan berkali-kali bahwasanya Kopassus TNI AD berasal dari rakyat dan harus menyatu dengan rakyat.
Dia menilai kondisi kesejahteraan material personel Kopassus TNI AD sejak 10 tahun terakhir sudah sangat baik ketimbang sebelumnya.
"Sudah ada gaji ke-13, kenaikan uang lauk-pauk, dana jabatan, tunjangan renumerasi, dan lain-lain kesejahteraan. Kita harus berterima kasih pada perhatian pemerintah, perjuangan negara, dan uang rakyat yang membiayai itu semua. Semuanya dibiayai uang rakyat dan kita harus mampu mempertanggungjawabkan," kata dia.
Belum lagi kelengkapan dan persenjataan personel ataupun satuan, semuanya berdatangan.
"Banyak yang datang dan kita harus mahir mengoperasikannya. Latihan, latihan, dan latihan… isi hari-harimu dengan latihan, jangan buang waktu percuma. Mari kita hilangkan pelanggaran dalam bentuk apapun. Tingkatkan prestasi," kata Sutomo.
Tentang kesiapsiagaan dan menu latihan yang makin padat, komprehensif, dan sinambung itu, dia menyitir pertanyaan seorang pendengar radio saat dia diwawancara.
Pendengar itu, menurut dia, mempertanyakan kinerja Kopassus TNI AD yang "sekedar" latihan "tanpa pembuktian" di medan tempur.
"Saya katakan, perang itu pilihan paling akhir negara juga karena menyangkut harga diri bangsa. Perang bukan pilihan namun kami harus selalu siap. Perang bisa memiskinkan bangsa dan negara ini, makanya kita bersiap melatih diri terus menerus," katanya.
"Kopassus TNI AD adalah aset bangsa Indonesia, apa yang telah diberikan harus dipertanggungjawabkan. Kemampuan harus dilatih, ditingkatkan, dan dibina. Contohnya, nanti semua personel harus ikut sekolah terjun bebas," kata dia.
Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus TNI AD) berulang tahun ke-62 secara sederhana di tengah kesiapsiagaan mereka menunaikan tugas sebagai personel garis depan TNI AD dalam menjaga negara dan bangsa.
Peringatan hari jadi pasukan elit yang digagas Kolonel Alex E Kawilarang dan Letnan Kolonel Slamet Rijadi dan dilatih perwira pertama eks KNIL, Kapten Rokus Bernardus Visser, itu dipusatkan di Balai Komando, di lingkungan ksatrian mereka.
Biasanya, para purnawirawan dan mantan komandan atau pejabat di lingkungan Kopassus TNI AD diundang, kali ini tidak demikian.
Upacara militer pun cuma di lingkungan markas komando tanpa defile pasukan dan unjuk kebolehan personel Kopassus TNI AD.
Sutomo dalam amanat tanpa teksnya menegaskan berkali-kali bahwasanya Kopassus TNI AD berasal dari rakyat dan harus menyatu dengan rakyat.
Dia menilai kondisi kesejahteraan material personel Kopassus TNI AD sejak 10 tahun terakhir sudah sangat baik ketimbang sebelumnya.
"Sudah ada gaji ke-13, kenaikan uang lauk-pauk, dana jabatan, tunjangan renumerasi, dan lain-lain kesejahteraan. Kita harus berterima kasih pada perhatian pemerintah, perjuangan negara, dan uang rakyat yang membiayai itu semua. Semuanya dibiayai uang rakyat dan kita harus mampu mempertanggungjawabkan," kata dia.
Belum lagi kelengkapan dan persenjataan personel ataupun satuan, semuanya berdatangan.
"Banyak yang datang dan kita harus mahir mengoperasikannya. Latihan, latihan, dan latihan… isi hari-harimu dengan latihan, jangan buang waktu percuma. Mari kita hilangkan pelanggaran dalam bentuk apapun. Tingkatkan prestasi," kata Sutomo.
Tentang kesiapsiagaan dan menu latihan yang makin padat, komprehensif, dan sinambung itu, dia menyitir pertanyaan seorang pendengar radio saat dia diwawancara.
Pendengar itu, menurut dia, mempertanyakan kinerja Kopassus TNI AD yang "sekedar" latihan "tanpa pembuktian" di medan tempur.
"Saya katakan, perang itu pilihan paling akhir negara juga karena menyangkut harga diri bangsa. Perang bukan pilihan namun kami harus selalu siap. Perang bisa memiskinkan bangsa dan negara ini, makanya kita bersiap melatih diri terus menerus," katanya.
"Kopassus TNI AD adalah aset bangsa Indonesia, apa yang telah diberikan harus dipertanggungjawabkan. Kemampuan harus dilatih, ditingkatkan, dan dibina. Contohnya, nanti semua personel harus ikut sekolah terjun bebas," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar