Kelompok separatis kabur ke jalur perbatasan PNG setelah baku tembak.
(VIVAnews/Muhamad Solihin)
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
Jenderal Budiman, Senin 7 April 2014, mengakui bahwa pihaknya memiliki
kendala menangkap kelompok separatis OPM yang menurunkan bendera merah
putih di Perbatasan RI-PNG, tepatnya di Pos Skow Jayapura, dua hari
lalu.
Sebab, kelompok bersenjata itu melarikan diri memasuki wilayah
negara Papua Nugini, sehingga TNI yang mengejar tidak bisa masuk wilayah
tersebut lantaran sudah masuk daerah kekuasaan negara setempat. Dalam
pengejaran itu sempat terjadi kontak senjata antara TNI dengan kelompok
separatis tersebut.
"Karena mereka menembak di luar perbatasan, di luar wilayah
Indonesia, kami tidak bisa mengejar masuk ke wilayah itu. Jika TNI
berbuat salah (masuk wilayah PNG) itu bisa diekspos Internasional dan
dunia luar bisa menekan kita, itu salah satu bahayanya," kata Budiman di
Mabes TNI AD, Jakarta.
Menurut Budiman, sebelumnya dia sempat memerintahkan anggotanya
untuk mengejar pelaku sampai tertangkap. Namun, berhubung kelompok
separatis itu lari ke wilayah kekuasaan negera tetangga, sehingga TNI
tidak bisa bertindak lebih jauh.
"Memang saya perintahkan agar pelaku dikejar sampai dapat, tapi
situasi disana ternyata tidak bisa seperti itu. Jadi harus hati-hati dan
gunakan strategi yang tepat," terangnya.
Untuk menangkap pelaku yang bersembunyi di wilayah PNG, lanjut
Budiman, perlu koordinasi secara diplomatik dengan otoritas setempat,
yakni Pemerintah PNG. Menurutnya, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih
(Pangdam) telah melapor kepada Panglima TNI untuk meminta Menteri Luar
Negeri mengkoordinasikan hal itu dengan Pemerintah PNG.
"Pencarian pelaku perlu komunikasi diplomatik," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu 5 April lalu terjadi baku tembak
antara aparat keamanan dengan sekitar 40-an kelompok separatis. Mereka
menembaki tower serta membakar papan reklame di sekitar pos TNI Skow.
Bendera merah putih diturunkan dan menaikan bendera bintang kejora
sebagai simbol bendera OPM.
Korban dilaporkan berjumlah tiga orang diduga sebagai anggota
kelompok sipil bersenjata. Satu korban di antaranya tewas dan dua
lainnya belum diketahui kondisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar