Matt Christopher Lockley ditangkap (sumber : dailymail.co.uk)
Jumat siang (25/4/2014), saat penulis
sedang menyelesaikan pembuatan kata pengantar untuk buku yang akan
diterbitkan, mendadak hand phone berdering, dari salah seorang sahabat
yang mantan pejabat teras Bais TNI, mengabarkan bahwa telah terjadi
pembajakan pesawat Australia Virgin Airline. Informasi awal menyebutkan
pesawat itu dibajak dalam rute Brisbane-Bali (Ngurah Rai) dan sudah
mendarat di Bali. Wah pasti ramai beritanya, pikir penulis.
Dari hasil kordinasi ke jaringan di
Bali, penulis mendapat informasi bahwa pesawat Boeing 737-800 (setipe
dengan pesawat Presiden RI) dari maskapai Virgin Blue Australia flight
number VOZ-41 telah dibajak. Detail lainnya, pilot pesawat mengirimkan distress call, mengaktifkan signal transponder "hijack" (terjadinya pembajakan). Signal yang diterima ATC Makassar dan Ngurah Rai kemudian dikonfirmasi ke pesawat, dijawab "hijack.".
Signal transponder pembajakan transmit
pada pukul 14.05 Wita (13.05 Wib). Kemudian pesawat sesuai prosedur
apabila terjadi pembajakan dituntun landing di Bandara Ngurah Rai pada
pukul 14.45 Wita (13.45 Wib).
Sesuai prosedur, Bandara menyatakan "aerodrome close,"
dimana beberapa pesawat yang akan mendarat dialihkan ke Bandara Juanda.
Komandan Lanud Ngurah Rai, Kolonel PNB Sugihartio Prapto segera
menyiapkan team intelpam, Pom AU serta pasukan Lanud untuk
mengantisipasi terhadap segala kemungkinan terburuk. Kordinasi ketat
sesuai standard emergency dilakukan dengan Polda dan Kodam di Bali.
Pesawat diparkir, diisolasi jauh dari terminal.
Setelah berhasil melakukan komunikasi
dengan pilot pesawat, akhirnya pasukan pengamanan Lanud Ngurah Rai
diijinkan naik ke pesawat dan kemudian melakukan pengamanan pelaku yang
pada awalnya diberitakan membajak pesawat.
Fakta-fakta Terkait
Dalam pemeriksaan diketahui bahwa pelaku
bernama Matt Christopher Lockley (28) adalah warga Queensland, bekerja
sebagai kontraktor. Dia pernah berkunjung ke Bali dan saat itu akan
berlibur seorang diri. Yang bersangkutan duduk di seat 30A, kemudian
berjalan kearah cockpit dan mengatakan kepada pramugari meminta obat,
dia menggedor pintu cockpit. Saat itulah Captain menguncui pintu cockpit
dan menghidupkan transponder hijack yang diterima Bandara Makassar dan
Ngurah Rai.
Menurut Direktur Keselamatan dan
Standarisasi Penerbangan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Wisnu Darjono, pesawat dengan registrasi
VH-YIF dan flight number VOZ41 itu mengirim sinyal pembajakan (kode
hijack 7500) ke petugas menara lalu lintas udara (air traffic
controller/ ATC) pada pukul 14.05 Wita. Saat itu pesawat berpenumpang
137 orang dan 6 kru ini berada di ketinggian 38 ribu kaki, en route
Brisbane-Rai. Pesawat kemudian dipandu mendarat ke Bandara Ngurah Rai
dan diisolasi.
Setelah dilakukan sterilisasi, Matt si
pembuat kekacauan itu ditangkap dan dibawa ke posko Lanud untuk
diperiksa dan kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian untuk diproses
lebih lanjut.
Menurut keterangan dari awak pesawat,
setelah menggedor pintu cockpit, Matt dapat ditangkap dan diarahkan
duduk ke seat paling belakang. Dijelaskan nampaknya Matt mereka katakan
paranoid (istilah umum di Indonesia 'parno'). Akan tetapi
kondisi ketegangan masih terasa, karena captain pilot yang berkebangsaan
Australia tetap khawatir, mengingat apabila ada yang mengamuk dapat
saja membuat celaka pesawat dan seisinya. Misalnya ulah pelaku membuka
emergency window misalnya.
Kondisi Matt saat pemeriksaan seperti
bingung (linglung) dan oleh pihak kepolisian Polda Bali dilakukan
pemeriksaan darah untuk memastikan apakah dia sedang 'on' (mabuk
narkoba), mabuk minuman keras atau karena persoalan mental seperti
paranoid. Matt kemudian oleh pihak Lanus diserahkan ke Polda Bali untuk
menjalani proses hukum lebih lanjut.
Analisis
Kondisi pilot yang diketahui panik saat
ada indikasi tindak kekerasan di dalam pesawatnya dapat dimaklumi,
mengingat masyarakat Australia, terlebih para pilot nampaknya masih
trauma dengan kasus MH370 yang diduga dibajak tetapi masih merupakan
misteri karena masih hilang dan diduga bangkai pesawat berada diarea
dekat dengan Australia.
Ketakutan pilot dikritik oleh Direktur
Keselamatan dan Standar Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia Wisnu Darjono, Jumat, 25 April 2014. Menurut
Wisnu, seharusnya pilot mematikan sinyal pembajakan setelah mengetahui
keadaan aman terkendali. Tindakan pilot membuat aparat keamanan menjadi
semakin serius, menganggap pembajak masih menguasai pesawat, karena
pilot yang ternyata juga 'parno' tidak melakukan komunikasi.
Distress call yang dikirimkan Virgin tersebut adalah squawking
(7500) yang akan memberi sinyal Hijack pada air traffic
control. Beberapa kode lainnya yang terdapat pada transponder pemancar
sinyal tersebut antara lain adalah emergency (kode 7700) misalnya engine trouble, dan failure communication (kode 7600).
Perwakilan Virgin Air di Bandara Ngurah
Rai, Heru kemudian menyatakan bahwa peristiwa bukanlah pembajakan, hanya
miss komunikasi. Demikian juga pernyataan dari Direktur Utama Angkasa
Pura I Tommy Soetomo mengatakan pesawat Virgin Australia bukan dibajak
oleh teroris. "Itu bukan pembajakan," katanya.
Berita pembajakan pesawat jelas
menyebabkan kegaduhan pemberitaan, kesibukan terjadi, dimana
Menkopolhukam, Marsekal (Pur) Djoko Suyanto terus memonitor dan
memerintahkan tindakan emergency dilakukan aparat keamanan apabila
diperlukan. Mabes TNI menyiapkan persiapan, kesiagaan apabila
diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman. Kapuspen TNI Mayjen
TNI M Fuad Basya juga meyatakan TNI terus memonitor distress call
tersebut dan menyatakan telah menyiapkan dua team pasukan anti teror
TNI yaitu Tim Gultor (penanggulangan teror Kopassus TNI AD) serta tim
Den Bravo 90 (pasukan teror anti bajak udara Paskhas dari TNI AU).
Disamping itu Polri juga menyiapkan tim Densus 88 yang juga mempunyai
spesialis anti teror.
Demikian informasi perkembangan
pemberitaan pembajakan, dimana setelah dinyatakan bahwa kasus bukan
peristiwa pembajakan dan hanya ulah pemabuk, penulis batal memberikan
analisis sebagai narsum di Metro TV dan TV One yang awalnya mengundang.
Sebagai catatan, apabila persoalan tidak
teratasi, kasus paranoid atau mabuk di pesawat memang dapat menjadi
kasus yang lebih serius dan menjadi tindak pembajakan. Sebagai contoh
misalnya, pada tanggal 19 April 2009 pesawat Jamaica (CanJet Airlines,
Boeing 737-800) dengan 182 penumpang dan crew dibajak oleh Stephen Fray
dari Motenggo Basy. Fray yang bersenjata membajak dan menginginkan
pesawat diterbangkan ke Cuba. Pesawat akhirnya dapat diambil alih oleh
pasukan anti teror militer Jamaica. Ternyata Fray adalah orang yang
mengalami gangguan mental
Kasus pembajakan lainnya, pada tanggal 9
September 2009, pesawat Aero Mexico flight 576 (boeing 737-832) dengan
104 penumpang telah dibajak oleh José Marc Flores Pereira asal Bolivia
dan mengancam akan meledakkan pesawat. Flores ternyata pecandu obat
bius, mantan napi dan penggemar masalah gaib. Dia percaya bahwa dengan
angka 9/9/09 dipercayainya seperti angka setan 666. Flores berbohong
ternyata kotak bahan peledak yang diakuinya ternyata hanya minuman
(juice). Akhirnya pembajak dapat diamankan dan dia dipenjara 7 tahun dan
7 bulan. Flores akhirnya dinyatakan mengalami gangguan mental.
Nah dari dua contoh kasus, bukan tidak
mungkin kasus Virgin Air juga merupakan kejadian serupa, dimana Matt
mengalami gangguan mental bisa karena narkoba, atau stress yang
dialaminya. Atau juga hanya karena dia mabuk. minuman keras.
Sebuah pembelajaran bagi awak pesawat
penerbangan sipil di Indonesia, bahwa dalam penerbangan ancaman serupa
akan dapat muncul sewaktu-waktu, hanya bagaimana para awak pesawat
benar-benar terlatih dan bersikap profesional apabila menghadapi ancaman
dalam penerbangan. Pintu menuju ke cockpit harus dalam kondisi tetap
terkunci (pintu hanya dapat dibuka dengan kode tertentu yang diketahui
oleh pilot dan purser). Umumnya pilot di tanah air kurang disiplin dalam
soal mengunci pintu cockpit itu.
Kemampuan pramugari Virgin sangat baik
karena dapat mengatasi masalah dan menenangkan pelaku. Nah, sikap dan
langkah profesional awak kabin patut di acungi jempol. Kepanikan pilot
adalah wajar merupakan kelemahan manusia, ketakutan membayangkan
nyawanya diujung tanduk, takut apabila pesawat diledakan di angkasa
mungkin atau dia membayangkan apabila jatuh dari ketinggian 38.000 kaki.
Yah itulah manusia, kadang rasa takut mengalahkan nalar kita. Semoga
bermanfaat.
Oleh : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar