Perkembangan
lingkup regional membawa kompetisi
kedaulatan wilayah dan akses ekonomi di kawasan Laut Cina Selatan yang dari
waktu ke waktu cenderung meningkat, perlu mendapat perhatian dan kesiapan
bersama. Demikian halnya dengan keamanan dirgantara di kawasan, dikarenakan Indonesia
berada pada salah satu wilayah perlintasan transportasi dunia dan juga terkait
dengan rencana pemberlakuan kebijakan ASEAN Open Sky Policy 2015. Kondisi
ini membawa implikasi terhadap potensi pelanggaran wilayah udara yang harus
kita sikapi dengan tingkat kewaspadaan tinggi.
Demikian
dikatakan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, dalam sambutannya pada Upacara
Peringatan HUT ke-68 TNI Angkatan udara, di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu
(9/4). HUT TNI Angkatan Udara kali ini tidak melibatkan Alutsista yang biasanya
selalu menunjukkan atraksi udaranya di Langit Jakarta, karena bertepatan dengan
hajat Nasional berupa pemilihan Legislatif (Pileg).
Dirgantara
nasional sebagai wilayah kedaulatan yang memayungi kelangsungan hidup bangsa
harus dipertahankan dan diamankan. Karenanya, Angkatan Udara sebagai komponen
utama Pertahanan Negara aspek dirgantara harus dapat menjadi kekuatan udara Nasional
(National air power) yang handal.
Kosekuensinya,
TNI Angkatan Udara harus memiliki kesiapan operasional yang tinggi,
yang didukung Alusista modern serta prajurit profesional, agar selalu
pada posisi siap siaga setiap saat. Program penambahan, penggantian dan
modernisasi Alutsista yang sudah berjalan selama ini patut kita sambut dengan
gembira.
|
Kamis, 10 April 2014
Kasau : ASEAN Open Sky Policy 2015 Membawa Implikasi Terhadap Potensi Pelanggaran Wilayah Udara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar