Senin, 03 Maret 2014

MiG, Terminator Udara Karya Mikoyan Sang Legendaris Era Soekarno


MiG, Terminator Udara Karya Mikoyan
MiG-9. Kredit: RIA Novosti

Pesawat kelas dunia
MiG-9 adalah pesawat tempur pertama yang dimiliki Soviet. Ketika itu para pilot masih takut menerbangkan pesawat tanpa baling-baling dan mekanik belum memiliki pengalaman menangangi mesin jet.Berbekal pengalamannya merancang pesawat itu, Biro Desain Mikoyan Guryevich membangun MiG-15, salah satu pesawat tempur terbaik di zamannya.

Masa kejayaan armada MiG adalah ketika pecah Perang Korea. Militer AS sangat terkejut melihat betapa mudahnya MiG-15 mengenyahkan F-80 yang lamban dan menjatuhkan pesawat-pesawat pembom. 
Untuk menandinginya, AS mengirimkan F-88 Sabre. Ini merupakan tipe pesawat tempur yang baru saja selesai diproduksi dan langsung dikirim bertempur. 
Sebagai komandan skuadron, Sergey Kramarenko yang mencatatkan 13 kemenangan di Korea menjelaskan, “Sangat sering akhir suatu duel ditentukan oleh serangan pertama. MiG dapat bergerak cepat ke atas setelah melakukan serangan, sedangkan ‘Sabre’ cenderung sebaliknya, merendah ke tanah. Masing-masing berusaha menggunakan karakteristik tempur terbaik pesawatnya, jadi pilot Amerika terbang rendah.”

MiG-15. Kredit: RIA Novosti

Sampai saat ini MiG-15 adalah pesawat tempur jet yang paling banyak diproduksi di dunia. Selain Uni Soviet, pesawat ini juga diproduksi dengan linsensi di Polandia, Cekoslowakia, dan China. Total ada lebih dari 15 ribu unit pesawat ini telah diproduksi dan pesawat tempur ini digunakan oleh lebih dari 40 negara selama setengah abad lebih.

Phantom si penghancur 
MiG-19 ada di balik sebagian besar kemenangan pertempuran udara dalam Perang Vietnam dan konflik India-Pakistan. 

MiG-19. Kredit: RIA Novosti

MiG-19 buatan China yang dikenal dengan nama J-6, dan diterbangkan pilot lokal menembak jatuh pesawat-pesawat Phantom milik AS. Di Kashmir pesawat ini menghancurkan Su-7 yang diterbangkan AU India. 
Pesawat tempur ini dipersenjatai senapan 3 x 30 mm dipadukan dengan kemampuan bermanuver yang hebat dan laju naik yang baik. Banyak pilot memuji kehandalan dan kelincahannya.
Uni Soviet menggunakan MiG-19 untuk mencegat pesawat penyusup di perbatasannya. Pada 1960, pesawat ini menembak jatuh sebuah pesawat pengintai jarak jauh RB-47 AS di Kawasan Kutub. Beberapa pesawat lain AU AS dihancurkan di langit Republik Demokratis Jerman, bersama sejumlah aerostat pengintai.

‘Balalayka’ yang mematikan 
Karya sukses Mikoyan berikutnya adalah MiG-21, pesawat tempur supersonik paling banyak populasinya di dunia. Seri pesawat ini yang mulai dibuat lebih dari separuh abad lalu, hingga kini masih diproduksi di China. 

MiG-21. Kredit: Vladimir Perventsev/RIA Novosti
Salah satu fitur yang menonjol dari pesawat ini adalah biaya produksinya yang rendah. Untuk versi ekspor biaya produksinya memakan kurang dari sebuah BMP-1 (Boyevaya Mashina Pekhoty – Pengangkut Personel Bersenjata).

Di negara-negara NATO, MiG-21 diberi julukan aneh ‘fishbed’ (sebuah lapisan geologis yang kaya dengan sisa fosil ikan). Pilot Soviet menyebut pesawat ini ‘balalaika’ karena sayapnya yang berbentuk segitiga.
Seperti para pendahulunya, MiG-21 terbukti sukses dalam perang Vietnam. Badannya yang kecil membuat pesawat tempur ini gesit dan lincah bermanuver. Armada pesawat generasi baru Phantom AS sampai harus kembangkan taktik khusus untuk menghadapinya.  Namun pilot Vietnam yang terapkan taktik Soviet: setelah menarik sasaran dari tanah, mereka memosisikan pesawat di belakang dan di bawah pesawat Amerika yang menyerang dengan peluru kendali, tetap unggul.

Mata yang awas
Pesawat serangan darat MiG-27 dijuluki ‘balkon dengan pemandangan medan perang’ sebagai pengakuan atas luasnya ruang pandang kokpit. Namun pada kenyataannya malah pesawat interseptor MiG-31 yang menjadi pesawat dengan tingkat keawasan tinggi. 


MiG-27. Kredit: RIA Novosti

MiG-31 menjadi yang pertama di dunia yang menggunakan sistem radar berfase. Sistem ini memungkinkannya mengidentifikasi pesawat sasaran (termasuk sasaran dengan ketampakan rendah) pada jarak 320 km.
Perangkat elektronik onboard-nya dapat melacak 24 sasaran sekaligus, mengikuti 10 di antaranya dan memilih 4 paling penting untuk ditembak dengan misil ‘udara ke udara’ jarak jauh. Empat MiG-31 mampu mengontrol ruang udara dengan sebuah garis depan sepanjang 800-900 km.

Gesit dan lincah
MiG-29 modifikasi adalah pesawat tempur utama di AU Rusia. Pesawat ini sekaligus berfungsi sebagai laboratorium terbang untuk menguji teknologi baru. 

MiG-29. Kredit: AFP/East News

Mesinnya menggunakan thrust vectoring, yang memberikan kemudahan manuver yang tinggi. Para pilot menyebut MiG-29 pertama ‘pesawat homing beacon’ karena dapat menampung cukup bahan bakar untuk terbang mengelilingi lapangan terbangnya sendiri. 
Sekarang modifikasi SMT telah dibekali dengan perangkat elektronik on board mutakhir, dan tangki bahan bakar tambahan serta peralatan pengisian ulang bahan bakar di udara.

Pesawat tempur masa depan
Desain prototipe pesawat tempur 1.44 generasi kelima sebenarnya akan diberi nama MiG-35 MFI (Mnogofunktsionalniy Frontovoy Istrebitel – Pesawat Tempur Taktis Multiguna). Pesawat ini akan dibekali mesin thrust vectoring dan teknologi siluman.

MiG-35. Kredit: Sergei Mikheev

Tapi, pada 2002 pemerintah Rusia mengeluarkan peraturan mengenai pembuatan PAK FA (Peredniy Aviatsionniy Kompleks Frontovoy Aviatsii – Kompleks Pesawat Terbang Prospektif untuk Aviasi Garis Depan), yang mengakhiri pengembangan 1.44. Satu-satunya prototipe yang layak terbang, yang mengudara pada 29 Februari 2000, saat ini disimpan di Lembaga Riset Penerbangan Gromov di Zhukovkiy.

Sumber : RBTH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar