Pernyataan bahwa Boeing B-777-200ER Malaysia Air dibajak
sebagai salah satu dugaan di balik misteri hilangnya pesawat berkode
penerbangan MH370 ini, dipertanyakan banyak pihak. Dugaan ini dianggap
terlalu dini atau terlalu prematur mengingat bukti-bukti ke arah itu
terbilang tidak lengkap. Proses pembajakan biasanya diikuti dengan
pernyataan dari pihak pembajak dan di balik setiap pembajakan pasti ada
tuntutan, dan itu tidak pernah terjadi. Sebelum pesawat diambil-alih, di
dalam kokpit yang dilengkapi pintu tahan peluru dan tak sembarang orang
bisa masuk, pilot sesungguhnya juga masih punya waktu untuk mengirim
sinyal darurat ke menara pengawas dan itu juga tidak pernah terjadi.
Pernyataan bahwa MH370 dibajak tersirat kental setelah, dalam
jumpa pers Sabtu (15/3) pagi, PM Malaysia Najib Razak mengumumkan bahwa
pencarian pesawat akan memasuki babak baru. Ia mengatakan, radar militer
Malaysia masih mendeteksi perjalanan pesawat ini setelah keberadaannya
tak terdeteksi radar sekunder penerbangan sipil menyusul terputusnya
komunikasi dengan awak dan matinya sinyal transponder. Dengan demikian,
kalau pun pesawat dibajak, pelaku semestinya memahami benar tentang
teknik mengambil alih pesawat .
Atas dugaan pembajakan yang diumumkan secara resmi PM Malaysia
tersebut, otoritas keamanan tak memungkiri turut memeriksa lebih jauh
jatidiri dan kehidupan awak pesawat MH370 sebagai salah satu terduga
pelaku pembajakan. Dalam salah satu penyelidikan, diketahui pilot
Zaharie Ahmad Shah merupakan simpatisan partai oposisi Partai Keadilan
Rakyat, memiliki simulator B-777 secara pribadi di rumahnya, dan
keluarga yang bersangkutan telah tiga pindah sebelum kejadian.
Pemerintah Malaysia telah meninggalkan Laut China Selatan
sebagai daerah pencarian utama, untuk kemudian memindahkannya ke dua
koridor penerbangan yang ditengarai bisa dilewati MH370 yang dibajak.
Koridor pertama ditelusuri dari kemungkinan jika setelah pesawat
melintas semenanjung Malaysia lalu berbelok ke utara, ke arah
Kazhakstan. Sementara koridor kedua, dikembangkan dari kemungkinan jika
setelah pesawat melintas semenanjung Malaysia, dibawa ke arah selatan
melintas Indonesia menuju Samudera Hindia.
Mulai Minggu (16/3) ini, pencarian sudah memasuki minggu kedua.
Seperti juga terlibat dalam pencarian minggu lalu, pencarian minggu
kedua masih diikuti puluhan pesawat dan kapal dari 14 negara. Komandan
Lanud Soewondo, Kolonel Pnb. Handoko, dalam sebuah wawancara dengan
wartawan Indonesia mengatakan, tim pencari Indonesia senantiasa
berkoordinasi dengan perwira penghubung TNI AU yang ditempatkan di
pangkalan udara Butterworth, Malaysia.
Mendukung teori tentang diterbangkannya pesawat tersebut ke
salah satu dari dua koridor pencarian yang dikeluarkan Pemerintah
Malaysia, sebuah stasiun radio di New York, WNYC, pesawat mungkin saja
mendarat dan disembunyikan di salah satu dari 634 landasan yang ada di
26 negara. Kemungkinan itu didasarkan pada panjang landasan minimal
untuk B777. Selain ditanggapi skeptis bebagai pihak, dugaan pembajakan
juga dikomentari negatif keluarga penumpang. Mereka diantaranya kecewa
mengapa Pemerintah Malaysia baru pada minggu kedua. Pencarian, kata
mereka, juga terkesan lambat atau sengaja dibuat lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar