Bila Puspenerbal TNI AL mendapatkan ‘kado’ AS 565 MB Panther untuk melengkapi sistem senjata pada kapal perang, maka di matra udara dan darat pun turut kebagian jatah modernisasi di lini helikopter. Di lingkungan TNI AD, Puspenerbad seperti banyak diwartakan, bakal menerima heli serbu AH-64 Apache yang akan datang mulai tahun 2015 hingga 2017. Selain itu, korps kavaleri udara ini juga mendapatkan heli tempur serbaguna NBell-412EP buatan PT Dirgantara Indonesia (DI).
Nah, masih terkait dengan peran PT. DI, Penerbad TNI AD juga dijadwalkan akan menerima ‘barang baru’ untuk memperkuat lini heli serbunya. Kali ini yang digadang bukan heli tempur sangar kelas berat macam Mi-35P, tapi TNI AD juga melirik segmen heli serbaguna ringan. Dan, untuk segmen heli serbaguna ringan yang punya kemampuan serbu, tentu bukan cerita baru buat TNI AD yang telah mengoperasikan heli NBO-105 sejak tahun 70-an. Mungkin melihat tipikal medan di Indonesia, kebutuhan heli ringan serbaguna berkemapuan serbu nyatanya masih cukup besar, sementara NBO-105 sudah dihentikan produksinya pada tahun 2011.
Meski karir NBO-105 di lingkungan TNI AD belum bakal diakhiri dalam waktu dekat, TNI AD sudah menyiapkan ‘kawan’ yang sepadan, yaitu AS 550 Fennec buatan Eurocopter. Walau saat tulisan ini dibuat, belum terlihat penampakan Fennec di muka publik, tapi bakal hadirnya heli ini sudah mendapat konfirmasi dari pihak operator. TNI AD dijadwalkan mulai akan menerima Fennec pada tahun 2014 ini. Jumlah yang dipesan memang hanya untuk jatah melengkapi satu skadron, yaitu 12 heli dengan rencana kedatangan mulai periode 2014 hingga 2015. Disebut terkait dengan PT DI, karena helikopter ini nantinya akan dirakit di Bandung, sama halnya dengan AS 565 Panther yang juga produksi Eurocopter.
AS 550 Fennec berangkat dari rancangan heli sipil AS 350 Squirel, jadi jangan bayangkan sosok heli ini punya tampang sangar, malah tampangnya terbilang imut dengan sumber tenaga hanya dari satu mesin. Meski begitu, heli ringan dengan bobot kosong hanya 1,2 ton ini dapat membawa persenjataan yang mematikan berikut perangkat avionik canggih. Manuvernya yang lincah dengan mobilitas tinggi, menjadikan heli ini bakal disiapkan untuk memperkuat Skadron 12/Serbu Waytuba, Lampung dan Skadron 12/Serbu Tanjungredep, Kalimantan Timur. Untuk gelaran heli ini pun sudah dirilis ke publik, 8 unit akan ditempatkan pada Skadron 12 dan 3 unit di Skadron 13, dan sisanya 1 unit akan memperkuat Pusdik Penerbad TNI AD di Semarang, Jawa Tengah. Untuk menyiapkan operasional AS 550 Fennec, TNI AD menyiapkan 23 penerbang dan 31 teknisi.
Pilihan TNI AD mengadopsi Fennec tentunya bukan sekedar ‘coba-coba,’ Fennec sendiri kini sudah dioperasikan oleh AU Singapura, AU Australia, AU dan AD Brazil, AD Denmark, AD Perancis, dan AD Uni Emirate Arab. Fennec beroperasi dengan mesin tunggal, sosoknya terbilang tangguh , dan dapat dioperasikan untuk misi anti tank, pertempuran di udara, close air support bagi pasukan di darat, transpor pasukan, logistik, dan ambulan udara. Untuk operasi tempur, Fennec punya kode tersendiri, yaitu AS 550 C3.Untuk keperluan tempur, AS 550 C3 dapat menggotong aneka persenjataan, sebut saja senapan mesin, senapan mesin laras ganda dalam pod, hingga rudal anti tank TOW.
Bicara soal ketangguhan, Fennec disokong desain airframe dan fuselage dari bahan fiberglass khusus, sehingga bobot total helikopter ini jauh lebih ringan dibanding heli lain dikelasnya. Rotor utama Fennec dibuat dari bahan khusus Starflex , demikian pula untuk blade rotor, dibalut bahan komposit yang kuat dan mampu mereduksi kebisingan akibat putaran rotor. Sementara untuk urusan mesin, mengadopsi jenis Turbomeca Arril B agar mampu menahan tembakan senapan mesin kaliber besar, mesin diberi lapisan baja yang cukup tebal.
Tak hanya mesin yang mendapat porsi perlindungan khusus dari ancaman tembakan musuh, kursi pilot dan penumpang juga dilapisi baja. Saat digunakan sebagai heli transpor, Fennec sanggup membawa lebih dari lima orang pasukan dengan senjata lengkap. Sementara saat difungsikan sebagai ambulan udara, ruang kabin Fennec dapat memuat satu tandu pasien dan dua dokter. Desain pintu belakang Fennec dirancang dengan model buka tutup dengan cara sliding (geser) memudahkan penumpang atau kargo yang dimuat serta dikeluarkan dari heli. Pola yang sama juga digunakan oleh heli ringan BO-105. Muatan kargo yang bisa dimuat sebanyak 1.160 kg dan barang yang dibawa dengan hoist atau sling seberat 204 kg.
Kokpit Fennec dilengkapi dengan peralatan canggih dan berfungsi secara single control dan sanggup dioperasikan saat gelap karena dbekali dengan alat penglihatan malam. Perangkat navigasi yang ada di dalam kokpit mencakup GPS, VHF omni directional radio ranger dan instrument landing system (VOR/ILS), penentu arah dan target yang bekerja secara otomatis, dan masih banyak lainnya. Saat menerbangkan Fennec, pilot juga dapat memonitor kondisi mesin dan putaran rotor menggunakan layar khusus di dalam kokpit.
Berangkat dari platform heli sipil, untuk paket persenjataan tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kocek dari negara pembeli. Misalnya, Fennec yang dioperasikan militer Denmark, dibekali dengan pemandu rudal anti tank yang dapat bekerja secara elektronik. Perangkat yang dimiliki heli diantaranya rudal TOW, pembidik yang bisa dioperasikan siang dan malam yang ditambahkan pelacak target berpemandu laser atau laser range finder.
Kendati punya kemampuan serbu, Fennec tidak memiliki senjata internal. Sistem persenjataan yang dimiliki Fennec antara lain peluncur roket Forges de Zeebrugge yang sanggup memuat roket kaliber 2,75 inchi (roket FFAR) atau peluncur roket Thales Brandt yang dapat diisi dengan 12 roket kaliber 68 mm, senapan mesin M621 Giat kaliber 20 mm, dan senapan mesin laras ganda FN Herstal kaliber 7,62 mm atau 12,7 mm dalam wadah pod. Sementara untuk mencari target, Fennec masih dilengkapi dengan sistem perangkat pengintai infra merah, kamera canggih pencari sasaran, FLIR (forward looking infra red), radar peringatan dini EWR-99, dan dispenser pengecoh rudal.
Dirunut dari misinya, Fennec memang mirip BO-105 yang jadi helikopter standar TNI Polri, termasuk kemampuan heli ini untuk beroperasi di lautan, Fennec juga dilengkapi landing gear yang bisa difungsikan untuk mendarat di laut. Dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, tidak mengherankan jika Fennec terbilang heli ringan yang laris untuk keperluan militer, meski sosoknya jauh dari kesan sangar, tapi nyatanya Fennec telah dibeli oleh 70 negara.
Bicara tentang keterlibatannya dalam operasi tempur, pada 20 Januari 2011, satu unit Fennec milik AL Malaysia (TLDM) ikut ambil peran dalam operasi pembebasan sandera di kapal tanker kimia yang dibajak pera perompak asal Somalia. Dalam misi tersebut, Fennec membawa pasukan komando Paskal yang melakukan misi intai hingga tembakan dari udara ke sasaran perompak. (Sam)
Spesifikasi AS 550 Fennec
Crew: 2
Capacity: 4 passengers
Length: 10.93 m (fuselage length), 12.94 m (overall length)
Height: 3.34 m
Empty weight: 1,220 kg
Max takeoff weight: 2,250 kg
Fuel capacity: 540 liter
Powerplant: 1 × Turbomeca Arriel 2B turboshaft, 632 kW (847 shp)
Main rotor diameter: 10.69 m
Maximum speed: 246 km/h
Range: 648 km
Service ceiling: 5,280 m
Rate of climb: 10.30 m/s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar