Kamis, 13 Maret 2014

Presiden Minta Industri Pertahanan Nasional Tidak Kalah Dengan Negara Lain


Seusai meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut, di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur,Rabu (13 /3), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin rapat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di kawasan dermaga tersebut.
Dalam arahannya, Presiden menegaskan pentingnya pengembangan dan implementasikan kebijakan mengenai pertahanan. Selain itu, Presiden menegaskan pentingnya setiap negara memiliki kekuatan pertahanan yang baik, termasuk Indonesia.
Presiden mengaku ia kurang percaya dan setuju bila dunia tidak perlu pertahanan. “Dengan pertahanan yang baik, dunia akan lebih damai,” tutur Presiden SBY sembari mengingatkan, bagaimanapun sebagai negara berdaulat Indonesia memerlukan pertahanan yang tangguh.
Dalam kesempatan ini, Presiden SBY menyampaikan apresiasinya atas kemampuan TNI melakukan modernisasi pertahanan. “Hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan karena sudah agak lama Indonesia tidak melakukan modernisasi alutsista,” katanya.
Menurut Presiden SBY, krisis ekonomi yeng terjadi beberapa waktu lalu merupakan salah satu penyebab Indonesia belum dapat membangun alutsista. Namun, kini degan izin Tuhan YME, hari ini dapat terlihat bagaimana Indonesia melakukan modernisasi alutsista baik darat,laut dan udara.
“Kita tidak ingin berperang, namun jika harus bertempur dan pertahankan kedaulatan, kita sudah siap,” tegas Presiden SBY.
Ditegaskan Kepala Negara, bahwa perang adalah jalan terakhir. Namun, jika ingin damai, hal itu berarti juga untuk berperang. “Peperangan itu hrganya amat mahal. Itulah alasan mengapa Indonesia lebih memilih politik dan diplomasi,” ujar Kepala Negara.
Presiden menambahkan, bahwa modernisasi alutsista penting dan relevan dalam hal konteks strategis. Karena itu, karena tahun ini adalah masa bakti terakhirnya,  Presiden SBY berharap Presiden berikutnya dapat melanjutkan pengembangan modernisasi alutsista.
Menurut Presiden, saat ini telah dimulai industri strategis dan pertahanan milik swasta/BUMN yang mendukung modernisasi alutsista. Meskipun demikian, Presiden SBY mengingatkan, agar semua ini harus dari kebijakan yang benar, rencana yang benar, dan alokasi anggaran yang tepat.
Presiden SBY menegaskan, bahwa Indonesia tidak boleh kalah dengan industri pertahanan negara lain. Untuk itu, Presiden mengajak seluruh elemen terkait untuk menjadikan industri pertahanan yang kompetitif.
“Bangsa ini harus bersatu,” kata Presiden SBY seraya menyebutkan, ia tidak senang bila kebijakannya dicampuri urusan politik ataupun yang lain.
Rapat KKIP itu  dihadiri oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro selaku Ketua Harian KKIP, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisyahbana, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Mendikbud M. Nuh, Panglima TNI Jendral Moeldoko, para Kepala Staf angkatan dan Kapolri Jendral Sutarman. (Humas Setkab/Oct/ES)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar