Pemerintah menginginkan investasi dari Korea Selatan untuk
pembangunan industri komponen dan mesin alat utama sistem persenjataan
(alutsista) di Indonesia. Hal tersebut diharapkan dapat masuk di
perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antar kedua Negara
(Indonesia-Korea Commprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA),
kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Senin (10/3).
MS Hidayat selaku pihak pimpinan tim negoisator IK-CEPA lebih lanjut
mengatakan selain investasi di sektor elektronik, petrokimia, baja, dan
mineral dari Korsel, pemerintah juga bersepakat mengusulkan investasi
dari negara produsen pesawat tempur itu di sektor komponen alutsista.
Usulan beberapa sektor sasaran investasi itu juga menjadi sikap
terakhir pemerintah menjelang negosiasi ke-8 antara Indonesia dan
Korsel, yang dilaksanakan sebelum Mei 2014. "(Komponen alusista) itu
investasi yang kita harapkan dari Korsel," ujar Hidayat, setelah rapat
dengan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Kepala BKPM Mahendra
Siregar, dan pihak Kedutaan Besar RI untuk Korsel.
Selama ini, kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang
alusista, di antaranya, berupa kerja sama mengenai pembuatan pesawat
tempur yang diberi nama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter
Xperiment (KFX/IFX).
Indonesia memang masih mengimpor sejumlah alusista. Maka itu, dengan
mengucurnya investasi untuk komponen Alusista, diharapkan Indonesia
dapat mengembangkan produksi alusista dalam negeri. Namun, Investasi
Korsel ke Indonesia masih terkonsentrasi di sektor industri karet,
plastik, kimia, tekstil, gas, air dan baja.
Menurut KBRI Seoul, pada 2013 realisasi investasi Korsel ke Indonesia
adalah sebesar 2,2 miliar dolar AS, meningkat 15,7 persen dari tahun
2012 sebesar 1,95 miliar dollar AS. "Maka dari itu, komponennya adalah
bagian dari industri yang kita harapkan masuk," ujar Hidayat.
Mengenai target dan besaran investasi, baik Menperin dan Mendag Luthi
mengaku belum dapat membeberkannya sebelum disepakati oleh kedua
negara. Kemenperin dalam beberapa kesempatan, menyatakan pengembangan
industri alusista, maupun komponennya memang membutuhkan modal besar
dengan dukungan teknologi yang tinggi.
Di sektor lain, Korsel juga masih mengkaji untuk mengucurkan
investasi seperti di bidang besi baja dan otomotif. Misalnya, untuk
investasi perusahaan baja Korsel, POSCO, kedua perwakilan negara masih
dalam proses perundingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar