Agen mata-mata elektronik Australia, Defence Signals Directorate
(DSD), mencegat komunikasi militer dan Angkatan Laut Indonesia melalui
stasiun pendengaran rahasia yang berada di daerah terpencil di Kepulauan
Cocos.
Menurut mantan pejabat pertahanan Australia,
DSD mengoperasikan pencegatan sinyal dan fasilitas pemantauan yang
berada di wilayah Samudera Hindia Australia, 1100 kilometer barat daya
Jawa.
Menurut media Australia, Sydney Morning Herald
edisi 1 November 2013, stasiun pemantauan ini tidak pernah diakui secara
terbuka oleh pemerintah Australia, atau dilaporkan di media, meskipun
beroperasi selama lebih dari dua dekade.
Lebih
terkenal sebagai Shoal Bay Receiving Station dekat Darwin, fasilitas di
Cocos Island dilaporkan sebelumnya merupakan bagian penting dari upaya
pengumpulan sinyal intelijen Australia yang menargetkan Indonesia.
Fasilitas ini meliputi radio pemantauan dan peralatan pencari arah dan
dan stasiun satelit bumi.
Departemen Pertahanan
Australia tidak akan mengomentari soal fasilitas itu dan hanya
mengatakan bahwa Kepulauan Cocos adalah tempat "stasiun komunikasi" dan
itu "merupakan bagian dari jaringan yang lebih luas komunikasi bidang
Pertahanan."
Mantan perwira Departemen Pertahanan
Australia telah mengkonfirmasi bahwa stasiun itu adalah fasilitas
Defence Signals Directorate (DSD) yang dikhususkan untuk mengawasi
maritim dan militer, khususnya angkatan laut, angkatan udara, dan
komunikasi militer Indonesia.
Profesor dan ahli bidang
intelijen di Australian National University, Des Ball mengatakan,
fasilitas itu dioperasikan dari jarak jauh, dari kantor pusat DSD di
Bukit Russell di Canberra.
Sinyal yang dicegat lalu dienkripsi
dan diteruskan ke Canberra. Persiapan untuk mendirikan fasilitas di
Cocos itu dimulai pada akhir 1980-an.
IndoDefence.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar