Minggu, 24 November 2013

Kasus Penyadapan, Indonesia Buta Lawan dan Kawan

Antara/Zabur Karuru/vg

Penyadapan yang dilakukan Autralia merupakan dampak dari sikap Indonesia yang belum bisa menentukan kawan dan lawan dalam sikap politiknya.
Indonesia  telah lama menjadi bidikan penyadapan kerangka kerja lima negara (Amerika, Autralia, New Zealand, Inggris, Kanada) aliansi intelejen dunia The Five Eyes untuk di kawasan Asia Timur, Selatan dan Tenggara.

Hal ini disampaikan politikus Partai Keadialan Sejahtera (PKS) Mahfud Sidiq dalam dialog kebangsaan bertajuk Penyadapan dan Diplomasi, di rumah pergerakan ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Jakarta Timur. 

"Jadi ada 12 negara yang menjadi user hasil sadapan sinyal ini. Jadi jangan kaget dengan penydapan ini sebenarnya. Autrali sudah nyatakan itu sejak lama,"ujarnya.

Selain itu, secara teknis Indonesia juga bertahun-tahun membuka ruang penyadapan yang luas dengan menggunakan teknologi komunikasi yang dimiliki oleh negara Amerika.

Dalam sejarahnya, menurut Ketua Komisi I DPR RI ini, penyadapan yang dilakukan oleh Australia sudah terjadi sejak 1950, tapi yang menjadi mengagetkan adalah program politik pemerintah yaitu diplomasi luar negri  dengan zero.  enemy.

Atas kisrus penyadapan yang tak kunjung selesai tersebut, Mahfud menegaskan sudah saatnya pemerintah memperkuat sistem teknologi dengan menentukan sendiri tekonologi yang akan digunakan. 
Pun tegas dalam menentukan sikap kultur dalam berkomunikasi dengan teknologi

"Masyarakat kita terlalu kegirangan dengan teknologi dengan mengungkapkan semuanya pada teknologi, kita sangat telanjang dengan sistem komunikasi kita," cetusnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar