Kamis, 21 November 2013

Efek Topan Haiyan, Hempaskan Mi-17 TNI AD


Helikopter Mi-17 TNI AD
Helikopter Mi-17 TNI AD

KASAD Jenderal Budiman mengatakan, jatuhnya helikopter MI-17 di Malinau, Kalimantan Utara, disebabkan  hantaman angin kuat. “Ini kesimpulan dari hasil investigasi di lokasi kejadian.  Situasi angin di lokasi tak pasti. Sebelum kejadian, angin normal, tapi tiba-tiba kencang sekali,” kata Jenderal Budiman kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 19 November 2013.
KASAD mengingatkan helikopter MI-17 jatuh bersamaan dengan bencana topan Haiyan yang melanda Filipina, Sabtu, 9 November 2013. Menurut dia, angin besar yang menerpa helikopter MI-17 merupakan bagian dari badai Haiyan. “Lokasi Malinau masih berada sedikit di ujung pergerakan badai,” kata Budiman. Meski begitu, dia tetap akan melakukan evaluasi terhadap penerbang TNI Angkatan Darat. Budiman ingin seluruh penerbang punya kemampuan yang tinggi saat bertugas.

heli-tni-jatuh-grafis

Selain itu, Jenderal Budiman juga bakal memanggil pihak Rosoboron, eksportir alat sistem utama persenjataan Rusia. Dia ingin mengajak Rusia turun tangan membahas kelemahan yang dimiliki helikopter MI-17. “Agar ditemukan solusi, biar tidak terjadi lejadian serupa,” kata dia.
Jenderal Budiman mengatakan helikopter MI-17 punya kelemahan yang berisiko tinggi. Helikopter buatan Rusia ini tak boleh mendapat hantaman angin yang kencang saat hendak mendarat. “Khususnya angin besar dari arah belakang dan kanan sisi belakang,” kata dia.

mi-17-jatuh
Sabtu, 9 November 2013, helikopter Komando Daerah Militer VI Mulawarman jenis MI-17 jatuh di Malinau. Helikopter TNI ini diduga membawa 19 penumpang, terdiri atas personel Kodam dan warga sipil. Sebanyak 14 penumpang diduga tewas dan lima lainnya luka-luka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar