Hiasan ini sangat populer hampir di setiap era ada saja
pesawat yang dihiasai dengan motif seperti ini. Tampilanya dari zaman ke
zaman nyaris tidak jauh berbeda yaitu bentuk gigi yang menyeringai
warna putih dengan ekspresi mata yang sedang marah. Dan jika menggunakan
baling-baling pada bagian ujung (cone) hidung pesawat biasanya diberi warna merah.
Kalau diperhatikan pesawat yang menggunakan motif ini
adalah keluaran pabrikan dari AS. Padahal Luftwaffe adalah yang pertama
kali mengunakannya di tahun 1915 pada pesawat Roland C.II yang dipiloti
oleh Oberleutnant Ritter von Schlech. Cuma saat itu motifnya masih
bernama Walfisch (ikan paus) dengan bentuk gambar yang belum begitu jelas. Tapi inilah yang menjadi cikal baka dari motif moncong hiu.
Barulah pada saat PD II bergelora motifnya mulai terlihat jelas, yaitu pada Messerschmitt 110 dari 11Gruppe ZG76 Haifisch (ikan hiu) yang menjadi standar dari kesatuan itu dan terlihat juga di beberapa glider
tempur Gotha Go 242A. Rupanya motif ini juga disenangi oleh pihak
Sekutu terutama Amerika Serikat dimana hampir di semua jenis pesawat
kalau tidak dihiasi lukisan wanita seksi ya tentunya moncong hiu itu.
Sebut saja seperti pada pesawat P-38 Lightning,P-39D Airacobra, P-51A/B Mustang,dan P-61 Black Widow. Bahkan pesawat-pesawat pembom pun tidak mau ketinggalan seperti A-20 Havoc, B-17 Flying Fortress, B-24 Liberator, B-25 Mitchell, B-26 Marauder, dan A-26 Invader. Rupanya motif gigi hiu ini juga mewabah sampai ke pesawat kecil seperti L-4 Piper Cub dan L-5 Stinson .
Flying Tiger
Motif moncong hiu ini baru benar-benar melegenda saat
digunakan oleh para penerbang yang tergabung dalam AVG (American
Volunteer Group) yang bertugas di Burma ketika bertempur melawan Jepang.
Ide penggunaan motif ini datang ketika Letjen Claire Chennault ingin
membuat insignia yang khas pada tiga skadron pesawat tempurnya
yaitu P-40. Untuk memenuhi keinginan pimpinanya beberapa penerbang
dengan bantuan seniman lokal mencoba membuat sketsa dari kapur tulis
motif gigi hiu pada bagian moncong pesawatnya. Ide ini sebenarnya sudah
ada sebelum pimpinan kharismatik itu memintanya dan ternyata sketsa yang
diajukan disetujui. Para penerbang ini juga mengakui bahwa ide ini
mereka adopsi dari pesawat tempur milik Jerman yang bertempur di atas
pulau Kreta.
Dengan tambahan gambar seekor macan bersayap sedang menerkam, sejak saat itu nama pangilan dari AVG dikenal dengan The Flying Tiger. Apalagi setelah majalah Time terbitan 6 Desember 1943 sampulnya membuat ilustrasi wajah sang jenderal dengan latar lukisan macan terbang.
Perang Dunia II usai tapi konflik berlanjut di
Semenanjung Korea, rupanya motif ini masih tetap disenangi. Mungkin
selain lebih indah pesawat yang dilukis motif moncong hiu ini akan
terlihat lebih garang. Selain Mustang yang sudah menggunakan
terlebih dahulu, beberapa pesawat jenis jet yang baru pertama kali
diterjunkan dalam pertempuran ramai-ramai mengadopsi motif ini seperti
F-80C Shooting Star dan F-86 Sabre.
Konflik berlanjut ke Perang Dingin, motif moncong hiu
tetap hadir. Peminatnya lumayan banyak, paling tidak di awal konflik
saja sejumlah pesawat tempur menggunakannya seperti F-9F Panther, F-11F Tiger, F-86D Sabre Dog, F-89D Scorpion, F-94B Star Fire, dan F-102A Delta Dagger
Perang Dingin semakin memanas. Dengan dimulainya Perang
Vietnam pesawat dibuat semakin canggih dan helikopter mulai digunakan
untuk bertempur. Motif moncong hiu masih saja diminati seperti yang
terlihat pada pesawat-pesawat F-8H Crusader, F-105D Thunderchief, OV-1C Mohawk, F-4 Phantom, AH-1G Cobra,UH-1B Huey, A-7 Corsair, dan OV-10A Bronco.
Era Perang Vietnam berlalu, bahkan Perang Dingin
pun berakhir. Dunia memang masih menyisakan beberapa perang besar
seperti Perang Malvinas dan Perang Teluk, tapi masih ada saja pesawat
yang menggunakan motif ini seperti F-14 Tomcat, A-10Thunderbolt, dan F-16C Fighting Falcon yang berpangkalan di Jerman bahkan ada juga pesawat F-15E Strike Eagle yang meggunakan motif moncong hiu walaupun tidak terlalu menonjol.
Di Amerika yang masih setia menggunakan motif ini adalah
pesawat A-10 dari 23rd Fighter Group yang berpangkalan di Lanud Macdill,
Florida. Belum lama ini memperingati 70 tahun (1942-2011) dari skadron Flying Tiger dengan mengundang para pelakunya yang masih ada.
Di Indonesia motif moncong hiu ini mulai dikenal ketika Belanda membawa pesawat P-51D Mustang
sebagai kekuatan tempurnya dan sebagian menggunakan motif moncong hiu.
Di sinilah mulai dikenal sebutan Cocor Merah dan Mustang Gigi. Sampai
Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan memiliki Angkatan Udara sendiri
(AURI) dengan modal pesawat-pesawat yang diserahkan oleh Belanda kepada
Indonesia. Motif moncong hiu ini masih dipertahankan yang saat itu Mustang tergabung dalam Skadron Udara 3.
Setelah tertidur cukup lama TNI AU kembali menghidupkan motif ini pada pesawat tempur terbarunya yaitu EMB-314 Super Tucano. Legenda Si Cocor Merah diharapkan bisa bangkit lagi di dalam Skadron Udara 21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar