Meski didaulat mampu menembus halang rintang dan medan berat, tapi
pada kenyataan tidak semua rintangan bisa dilalui oleh ranpur lapis baja
beroda rantai, alias tank. Betapa pun perkasanya tank,toh akhirnya akan
bertekuk lutut bila menghadapi rintangan seperti kontur jurang/cerukan
dan sungai dengan kedalaman diatas kewajaran. Untuk tank/panser
berkualifikasi amfibi mungkin masih bisa untuk berenang, tapi bagaimana
dengan tank/panser yang tak punya kemampuan amfibi?
Dari semenjak era Perang Dunia Kedua, hambatan alam untuk laju tank
seperti diatas sudah ditemukan solusinya. Wujudnya seperti aksi gelar
jembatan ponton dan jembatan bailey yang menjadi suguhan korps zeni.
Baik jembatan ponton dan jembatan bailey punya keunggulan dari sisi
kapasitas, lebar, kekuatan, dan panjang jembatan. Tapi dari sisi
kecepatan gelar, kedua jembatan tadi butuh waktu dalam penggelarannya.
Belum lagi ada risiko jatuh korban selama instalasi, maklum satuan zeni
beroperasi di medan terbuka.
Menghadapi situasi diatas, satuan kavaleri
juga dapat mengatasi tantangan tersebut secara mandiri. Tanpa harus
mendapat dukungan dari satuan zeni, satuan tank dan panser dapat
melintasi medan cerukan yang dalam. Jika sudah begini, yang jadi ujung
tombak adalah ranpur jenis AVLB (armored vehicle launched bridge),
dalam bahasa lain sering disebut tank bridgelayer, atau tank penggelar
jembatan. Keberadaan tank AVLB sudah lumrah menjadi bagian organik di
batalyon kavaleri.
Sifat dari AVLB sangat mobile dan dapat dipindahkan dengan cepat.
Dengan AVLB, lintas penyeberangan medan juga lebih aman dari gempuran
senjata kelas ringan, lantaran memiliki lapisan pelindung. Meski
demikian, AVLB punya keterbatasan pada jarak bentangan (span).
Tapi disisi lain, model ini lebih cocok dan efektif untuk menyeberangi
rintangan alam yang tidak terlalu lebar, seperti anak sungai. Umumnya
untuk menghemat dana pengembangan, AVLB mengambil basis tank yang sudah
ada. Dengan mengambil basis tank yang sama, urusan suku cadang dan
logistik menjadi lebih mudah.
Stormer AVLB
TNI AD pun sudah akrab dengan keberadaan AVLB, tepatnya kavaleri TNI
AD saat ini mengadopsi jenis Stormer AVLB, karena basisnya berasal dari
tank Stormer APC (armored personnel carrier) yang juga menjadi arsenal batalyon kavaleri. Pengadaan Stormer AVLB bersamaan dengan pemesanan tank Scorpion dan tank Stormer
pada periode tahun 1995 – 1997. Indonesia tercatat memiliki 2 unit tank
Stormer AVLB, kemungkinan tiap AVLB ditempatkan di dua batalyon
kavaleri yang mengusung sista tank Scorpion/Stormer, yaitu YonKav 1
Tank/Kostrad dan YonKav 8/Kostrad.
Dengan model jembatan tipe class 30 scissors, panjang bentang
jembatan mencapai 15 meter. Dengan mekanisme hidrolik, jembatan dapat
diluncurkan dalam tempo kurang dari 5 menit. Menurut spesifikasinya,
Stormer AVLB diawaki oleh 3 orang personel. Stormer AVLB ditenagai mesin
Perkins Phaser 250 HP Military Turbo Charged Diesel. Tenaga yang
dihasilkan mencapai 250 HP/2600 RPM dengan transmisi semi otomatis.
Dengan kapasitas BBM 330 liter dapat dicapai jarak jelajah hingga 600
Km. Tanpa dibekali persenjataan, Stormer AVLB dapat dipacu hingga
kecepatan 80 Km per jam.
TNI AD terbilang jarang menampilkan sosok Stormer AVLB ke publik.
Baru pada ajang Pameran Alutisista TNI 2013 di lapangan Monas, sosok
tank ini nongol. Selain punya body yang unik, lipatan jembatannya yang
cukup besar banyak diminati oleh para pengunjung untuk meneduh dari
teriknya sinar matahari.
Leopard 2A4 AVLB
Bicara tentang armada MBT Leopard 2A4 yang mulai berdatangan
memperkuat kavaleri TNI AD. Kabarnya nanti juga akan didatangkan Leopard
2 versi bridgelayer. Ada dua varian, yakni Leopard 2L dan
Panzerschnellbrucke 2 (PSB2) Modular Bridge System. Keduanya dibangun
dari sasis Leopard 2, bahkan mesin penggeraknya juga sama persis.
Pembeda utamanya adalah ketiadaan kubah yang digantikan lembaran
jembatan lipat.
Baik Leopard 2L dan PSB2 mampu memikul beban maksimum setara
klasifikasi MLC70 (70 ton). Karena ukurannya pun jauh lebih jumbo dari
Stormer, bentang jembatan pun lebih panjang, yakni hingga 22 meter
dengan lebar 4 meter. Tentunya, keberadaan AVLB sangat dibutuhkan bagi
operasi satuan kavaleri, pasalnya medan tempur di Tanah Air memang sarat
dengan cerukan dan sungai kecil yang berpotensi membuat pergerakan
satuan tank mati kutu sebelum bertemu musuh.
Spesifikasi Stormer AVLB:
- Manufaktur : Alvis
- Dimensi : 5,72 meter
- Lebar : 2,76 meter
- Tinggi : 2,66 meter
- Berat Tempur : 12,8 ton
- Bebas Dasar : 406 mm
- Tekanan Jarak : 0,4 kg/Cm2
- Kecepatan di Jalan Raya : 80 km/jam
- Kecepatan di Air : 5 km/jam
- Rintangan Tegak : 60 Cm
- Rintangan Miring : 30%
- Rintangan Parit : 1,7 meter
- Tanjakan : 60%
- Jarak Jelajah : 600 Km
- Mesin : Perkins Phaser 250 HP Military Turbo Charged Diesel
- Kapasitas BBM : 330 liter
- Transmisi : Semi otomatis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar