Marinir unjuk gigi di Natuna. Tak tanggung-tanggung dalam latihan
Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2014, Maret hingga April 2014,
Korps Marinir TNI-AL akan menjadi tuan rumah dari pasukan 18 Negara
yang berlatih di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
18 negara yang terlibat adalah yang tergabung dalam organisasi ADMM
(Asean Defense Miniters Meeting) plus, diantaranya Philippina, Malaysia,
Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar,
Kamboja, Amerika Serikat, Australia, China, Russia, Jepang, India, Korea
Selatan, dan Selandia Baru.
Mengkordinasikan pasukan dari belasan negara dalam sebuah latihan
perang bersama, tentulah bukan perkara mudah. Semua pasukan harus
bermanuver berdasarkan skenario yang ditentukan. Belum lagi unsur
komunikasi, logistik, persenjataan, serta kendaraan tempur yang dibawa
oleh masing-masing negara.
Marinir akan memimpin pasukan dari 18 negara dalam sebuah latihan
perang. Jika latihan ini sukses, maka bisa dibilang kemampuan organisasi
di tubuh Marinir, patut diacungi jempol. Profesional.
Hingga kini mungkin belum ada satuan lain di tubuh TNI yang melakukan
latihan perang yang melibatkan perwakilan negara yang begitu banyak.
Kurang lebih 18 negara. Blessing in disguise buat marinir adalah, semua
negara-negara itu berkepentingan dengan keamanan Laut China Selatan.
Coba kalau latihannya pindah ke Situbondo atau Cilacap, mungkin
banyak negara itu, tidak akan ikut serta. Jadi pilihan Marinir mengambil
lokasi latihan di Natuna, sebuah terobosan yang brilian. China saja
yang menjadi semacam “common enemy” dari negara-negara Asia Tenggara dan
Timur dalam kasus Sengketa di Laut China Selatan dan Timur, memilih
ikut dalam latihan ini.
Dengan demikian, faktor yang paling sulit adalah menentukan negara
mana yang dianggap sebagai musuh bersama. Bisa ditebak musuh yang akan
disimulasikan dalam latihan adalah kelompok teroris dari negara antah
berantah.
Menjelang latihan bersama MNEK 2014 tersebut TNI Angkatan Laut
menyelenggarakan rapat Final Planning Conference (FPC) yang berlangsung
selama 2 hari pada tanggal 16-17 Januari 2014 di Swiss-bell hotel Batam.
Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi Indonesia sebagai tuan rumah dan 18
negara yang tergabung dalam organisasi ADMM (Asean Defense Miniters
Meeting) plus, diantaranya Philippina, Malaysia, Singapura, Thailand,
Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, Amerika Serikat,
Australia, China, Russia, Jepang, India, Korea Selatan, dan Selandia
Baru.
Rapat FPC dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI
Dr. Marsetio dilanjutkan dengan pembahasan materi diskusi yang
dipimpin Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlabar) Laksamana
Pertama TNI Dr. A. Oktavian, sebagai Direktur Latihan.
Rapat dilanjutkan paparan dari masing-masing bidang serta session
tanya-jawab. Paparan Encap disampaikan oleh Letda Marinir Suyudi. Usai
paparan, masing-masing peserta delegasi negara sahabat menajamkan hasil
Mid Planning Conference (MPC) MNEK 2014 yang telah dilaksanakan pada
tanggal 13 November 2013 di Jakarta.
Tim Encap Korps Marinir yang diketuai oleh Komandan Resimen Bantuan
Tempur-2 Marinir (Danmenbanpur-2 Mar) Kolonel Marinir Tri Subandiana
sebagai Dansatgas memimpin jalannya diskusi dengan memberikan penjelasan
rinci kepada tiap-tiap delegasi negara sahabat mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan penempatan personel negara peserta di dua kepulauan
besar yaitu Anambas dan Natuna, serta asset yang akan digunakan,
akomodasi, dukungan logistik dan jenis-jenis proyek yang akan
dikerjakan.
Kegiatan rapat ditutup oleh Pangarmabar Laksmana Muda Arief Rudianto
dilanjutkan hari kedua survey lapangan. Hadir dalam kegiatan ini
Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, Danpasmar-1 Brigjen TNI
(Mar) Siswoyo Hari Santoso dan Asops Kormar Kolonel Marinir Purwadi.
(sumber: marinir.mil.id).
JKGR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar