Jumat, 07 Februari 2014

Snowden: Intel Inggris Pernah Retas Anonymous

GCHQ menyusup ke chatroom dan menangkapi para hacker.

Logo perkumpulan hacker Anonymous
Logo perkumpulan hacker Anonymous  
Dokumen milik mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional, Edward J Snowden, kembali membuka fakta baru. Kali ini, dokumen yang dipublikasikan oleh media Amerika Serikat, NBC, itu menyebut agen intel Inggris (GCHQ) pernah meretas sebuah layanan chatroom yang kerap digunakan  kelompok hacker Anonymous untuk berkomunikasi.

Dilansir kantor berita BBC, Kamis 6 Februari 2014, agen GCHQ disebut meretas ke layanan chatroom itu menggunakan teknik denial of service attack (DoS) yang justru kerap digunakan Anonymous untuk meretas para korbannya. Kejadian itu dilaporkan tahun 2011 silam.

GCHQ disebut membentuk tim bernama Kelompok Intelijen Bersama Analisa Ancaman (JTRIG). Kelompok ini bertanggung jawab atas penggunaan serangan DoS dan keberadaannya tidak pernah diungkap sebelumnya ke publik.

Dengan menyamar, unit ini juga memata-matai dan ikut berkomunikasi dengan para peretas Anonymous yang berhasil mencuri informasi.

Dalam sebuah kasus misalnya, seorang agen disebut berhasil menipu seorang peretas dengan nama sapaan P0ke, yang berhasil mencuri informasi milik Pemerintah AS. Para agen JTRIG itu berhasil mengetahui identitas asli P0ke dengan mengirimkan sebuah tautan berita BBC berjudul "Siapa yang Menyukai Aktivis Peretas (Hacktivist)?"

P0ke dilaporkan tertipu dan mengklik tautan tersebut. Dengan cara itu, JTRIG berhasil menerobos pengamanan dari peretas dan memperoleh identitasi asli P0ke. NBC menyebut P0ke merupakan seorang mahasiswa Skandinavia. Namun, dia tidak pernah ditahan kendati agen GCHQ berhasil mengungkap identitas aslinya.

Tetapi dokumen Snowden turut menyebut beberapa peretas yang identitasnya berhasil diungkap dalam operasi JTRIG dibui oleh agen intel Inggris itu.

Salah satu peretas yang berhasil dibui yakni Edward Pearson, yang secara ilegal berhasil mencuri informasi kartu kredit dan kartu debit di akun Paypal. Dari transkrip pembicaraan yang terekam di chat room terlihat Pearson mengontak agen GCHQ yang tengah menyamar dan mengatakan dia tahu seorang peretas yang tengah mereka selidiki.

Namun, kenyataannya Pearson yang menggunakan nama samaran GZero turut dibui selama dua tahun pada 2012 silam.

Picu Keprihatinan


Aksi agen intel Inggris ini mengundang keprihatinan dari beberapa pihak, salah satunya peneliti keamanan di Universitas Cambridge, Steven Murdoch. Dia berpendapat serangan DoS malah akan berdampak ke layanan yang lain.

Pasalnya, DoS dipraktekkan oleh lebih dari 500 orang yang secara bersama-sama menyerang sebuah situs hingga kolaps.

"Sangat mungkin, bahwa server saat itu tengah digunakan untuk kepentingan lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Anonymous," ungkap Murdoch.

Murdoch menambahkan pembicaraan yang tengah terjadi di ruang chat Anonymous itu bisa saja tidak kaitannya dengan aksi peretasan, karena orang-orang tergabung dalam Anonymous terdiri dari beragam individu.

"Sebagian mungkin berbuat tindak kriminal, tetapi banyak juga yang hanya menyampaikan protes, kampanye surat terbuka dan hal lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan tindak kriminal," imbuh Murdoch.

Sementara seorang peneliti dari kelompok kampanye privasi internasional, Eric King serangan DoS yang dilakukan GCHQ sama sekali tidak didasari hukum.

"Jelas tidak ada hukum yang membenarkan GCHQ untuk melakukan serangan siber," kata dia.

GCHQ sudah lama memiliki kebijakan untuk tidak pernah mengomentari aksi intelijen mereka. Namun, seorang juru bicaranya mengatakan bahwa semua aktivitas GCHQ dilakukan sesuai dengan koridor hukum yang ketat dan kebijakan yang berlaku.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar