Sabtu, 15 Februari 2014

Kapal Perang China Lintasi Indonesia

Kapal Perang China yang Patroli di Asia Timur 2013 (photo: Zhong Kuirun/Getty Images)
Kapal Perang China yang Patroli di Asia Timur 2013 (photo: Zhong Kuirun/Getty Images)

Angkatan Udara Australia (RAAF) memantau latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tanpa pengumuman terlebih dahulu oleh tiga kapal perang China di perairan internasional di utara Australia, 13/2/2014.
Latihan Angkatan Laut yang tidak biasanya ini, akhir minggu lalu, dianggap sebagai langkah sengaja oleh China untuk mengirim pesan jelas kepada kawasan.
Untuk pertama kalinya, Angkatan Laut China mengirim kapal-kapal perang berlayar melalui Selat Sunda. Kapal-kapal itu berlayar menyusur perairan selatan Jawa, dekat dengan Christmas Island, dan kemudian melewati Selat Lombok.
Langkah itu dianggap sebagai unjuk kekuatan militer yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh China, dan akan mempunyai dampak signifikan terhadap penentuan kebijakan keamanan dan strategis untuk Australia dan negara-negara kawasan, terutama Indonesia dan India.
Para analis berpendapat, dengan mengirim kapal-kapal perang melalui kawasan dengan cara seperti itu, Beijing ingin menunjukkan dengan jelas bahwa China kini menganggap Samudra Hindia sebagai prioritas strategis.
China mengisyaratkan bahwa mereka akan mengerahkan militernya untuk melindungi kepentingannya di kawasan, jika perlu.

Reaksi Australia
Australia bergegas mengirim sebuah pesawat pengintai AP-3C Orion dari RAAF Basis Edinburgh, dekat Adelaide, untuk memantau latihan militer China yang muncul tanpa pemberitahuan di dekat ke wilayah Australia.
Pengamat menilai langkah ini merupakan pengembangan strategi yang signifikan dari China dengan melakukan simulasi tempur antara Pulau Christmas dan Indonesia.
Royal Australian Air Force (RAAF) AP-3C Orion, of 92 Wing, jettisons flares during a trial of electronic warfare self-protection systems by the Aircraft Research and Development Unit (ARDU) based at RAAF Base Edinburgh, South Australia.
Royal Australian Air Force (RAAF) AP-3C Orion, of 92 Wing, jettisons flares during a trial of electronic warfare self-protection systems by the Aircraft Research and Development Unit (ARDU) based at RAAF Base Edinburgh, South Australia.

Tiga kapal Cina yang berlayar melintasi perairan di utara Australia terdiri dari dua kapal perusak dan kapal pendaratan mampu membawa ratusan marinir. Ini adalah pertama kalinya China telah melakukan simulasi militer dekat wilayah maritim Australia.
Tiga kapal perang datang melalui Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera, menyusuri sepanjang sisi selatan Jawa -dekat Pulau Christmas- sebelum berbalik ke utara melalui Selat Lombok berikutnya ke Bali.
Analis menekankan langkah China itu sah -terjadi di perairan internasional- dan tidak bersikap bermusuhan. Tapi manuver itu merupakan sinyal dari Beijing untuk menunjukkan kekuatan angkatan laut yang benar-benar global, yang secara fundamental ikut mengubah posisi strategis Australia.
Direktur program keamanan internasional Lowy Institute Australia, Rory Medcalf mengatakan, China telah mengirimkan pesan bahwa Samudra Hindia merupakan bagian dari kepentingan China, seperti halnya wilayah laut di Pasifik.
“Hal ini harus menjadi pemikiran Australia karena selama puluhan tahun, kebijakan pertahanan Australia didasarkan pada pandangan bahwa Indonesia adalah antara kita dan kekuatan besar dari Asia Timur. Pandangan Itu tidak lagi cukup, dengan adanya kasus ini”, ujar Rory Medcalf.
Latihan China ini, sinyal yang diarahkan bukan hanya kepada Australia, tetapi juga untuk negara di wilayah Asia Pasifik, termasuk pesan kepada Amerika Serikat dan India, bahwa mereka tidak bisa memblokade jalur laut yang penting melalui Selat Malaka, jika krisis/ konflik dengan China.
Profesor studi strategis di Universitas Nasional Australia, Hugh Putih mengatakan, latihan itu, demonstrasi yang sangat jelas tentang seberapa jauh dan cepat perubahan-perubahan telah terjadi.
Juru Bicara Kementeri Pertahanan Australia, David Johnston mengatakan, Australia tidak diberitahu sebelumnya tapi tida ada kewajiban bagi China untuk melakukannya.

Reaksi Indonesia.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan latihan tiga kapal perang China itu telah diketahui oleh pemerintah Republik Indonesia. China meminta izin kepada atase pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing.
“Tak ada yang salah dengan latihan simulasi perang yang digelar AL China,” kata Untung kepada VIVAnews, Jumat 14 Februari 2014. Salah satu latihan meliputi cara mengatasi perompakan.
alki-ri
Untung mengatakan, berdasarkan pemantauan instansinya, AL China taat prosedur saat melintasi perairan Indonesia. “Mereka melewati perairan Alur Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 dengan rute dari Laut China Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, lalu terakhir menuju Samudera Hindia,” kata dia.
Untuk rute pulang, ketiga kapal perang China itu akan melalui ALKI 2, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Sawu, Laut China Selatan, dan kembali ke pangkalan mereka di Kota Hainan, China.
Untung menyatakan, tiga kapal perang China tersebut berlatih secara legal karena masih berada di perairan internasional. Selain itu, saat melewati perairan Indonesia, kapal-kapal itu menujukkan itikad damai tanpa bermusuhan.
Menurut Untung, AL dari negara manapun berhak untuk memproyeksikan kekuatannya di laut internasional. “Sepanjang mereka memiliki kekuatan AL tingkat dunia atau disebut Blue Water Navy,” kata dia.
AL yang masuk kategori ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Sementara itu, China sedang menuju tahapan Blue Water Navy. (detik.com/vivanews.com).

JKGR.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar