Kekuatan pertahanan Indonesia
kini sudah tak bisa lagi dianggap remeh. Keberhasilan pemerintah dalam
pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) membuat banyak pihak
yakin TNI akan memiliki kekuatan yang cukup memadai, seperti diungkapkan
oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Kekuatan TNI Angkatan Udara akan terus meningkat. Ada 102 alutsista
baru pada rencana strategis pembangunan TNI AU tahun 2010-2014, seperti
pesawat tempur F-16, T-50i, Sukhoi, Super Tucano, CN-295, pesawat angkut
Hercules, Helikopter Cougar, Grob, KT-1, Boeing 737-500 dan radar.
Pesawat tempur T-50i yang dibeli dengan nilai kontrak 400 juta USD
ini, akan digunakan sebagai pesawat pengganti Hawk MK-53 yang menjadi
bagian dari Skuadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Madiun, di bawah Komando
Operasi AU-II.
Pesawat T-50i adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea
Selatan dan dikembangkan oleh Korean Aerospace Industry dengan bantuan
Lockheed Martin. Pesawat ini mampu ditempatkan digaris depan sebagai
Light Fighter yang dilengkapi dengan peralatan tempur. (Missile
Guided/Unguided, Rocked, Bomb, Canon 20 mm serta radar.
Lanjut Menhan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok
52 buatan AS sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014, akan
hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skadron dalam
rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.
Juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi
skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang
dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.
Untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia
sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil
kerjasama PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1
skadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut
ringan.
Dalam rangka mendukung kegiatan airlift dan OMSP, telah dilakukan
penambahan 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang mulai tiba
secara bertahap.
TNI AU juga telah mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be
buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter
sebanyak 1 skadron.
Peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan
mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia 30
tahun dengan pesawat latih generasi baru, Grob G-120 TP buatan Jerman
sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.
Untuk rotary wing, telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu
Helikopter Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helikopter Full Combat
SAR EC-725 Cougar Eurocopter sebanyak 6 unit.
Pertahanan Udara
Untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 baterai/6 firing unit buatan Rheinmetall Air Defence Switzerland, untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU. 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.
Untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 baterai/6 firing unit buatan Rheinmetall Air Defence Switzerland, untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU. 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.
TNI AD
Khusus TNI Angkatan Darat, selain membeli 114 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Tepatnya sebanyak 30 unit Leopard dan 21 Marder akan tiba sebelum bulan september 2014.
Khusus TNI Angkatan Darat, selain membeli 114 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache tipe AH-64E. Tepatnya sebanyak 30 unit Leopard dan 21 Marder akan tiba sebelum bulan september 2014.
Demikian pula dengan Meriam Caesar, dimana dari 37 unit, 4 unit akan
tiba sebelum Oktober 2014. Sementara untuk roket MLRS Astros II akan
tiba 13 unit sebelum Oktober 2014.
Masih dari TNI-AD, rudal pertahanan udara jenis Starstreak serta
Mistral dijadwalkan tiba sebelum Oktober 2014, khususnya Mistral akan
datang sebanyak 9 unit pada Juni 2014.
TNI Angkatan Darat (AD) akan lebih memfokuskan diri untuk melakukan
transformasi organisasi pada 2014, guna menghadapi rencana strategis II
periode 2015-2019.
Pertambahan alutsista membuat TNI AD harus segera mendesain ulang
organisasi. Dulu TNI AD hanya memiliki meriam 105 mm yang jarak
tembaknya hanya 12 kilometer, saat ini sudah memiliki meriam 155 mm
dengan daya jangkau 42 kilometer.
TNI AD juga telah memiliki Multilauncher Rocket System (MLRS) dengan
daya jangkau hingga 100 kilometer, ditambah lagi tank Leopard dengan
kapabilitasnya luar biasa.
TNI AL
Sementara itu untuk matra laut, terdapat upgrade Kapal perang korvet kelas Fatahillah, Kapal latih pengganti KRI Dewaruci, pengadaan 2 unit Kapal Hidro Oceanografi, tiga Light frigate dari Inggris dan lain lain. Untuk tank amfibi BMP-3F sebanyak 37 unit, beberapa diantaranya sedang dalam proses uji terima.
Sementara itu untuk matra laut, terdapat upgrade Kapal perang korvet kelas Fatahillah, Kapal latih pengganti KRI Dewaruci, pengadaan 2 unit Kapal Hidro Oceanografi, tiga Light frigate dari Inggris dan lain lain. Untuk tank amfibi BMP-3F sebanyak 37 unit, beberapa diantaranya sedang dalam proses uji terima.
Sementara panser amfibi BTR-4 sebanyak 5 unit, dimana 2 unit diantaranya akan tiba di tanah air pada September 2014.
Target MEF 42 Persen
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menargetkan tahun 2014 ini kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menargetkan tahun 2014 ini kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) pada rencana strategis I dapat mencapai 40-42 persen.
Kementerian Pertahanan optimistis pencapaian kekuatan pokok minimal
dapat dilakukan pada 2019 atau lebih cepat lima tahun dari target yang
telah ditentukan pada 2024.
Pencapaian MEF yang lebih cepat lima tahun dari yang ditargetkan
merupakan terobosan dan keberhasilan, berkat besarnya APBN yang
digelontorkan ke Kementerian Pertahanan. Anggaran pertahanan pada 2013
mencapai Rp 77 triliun, dan pada 2014 ini meningkat menjadi Rp 83,4
triliun. (Syaiful Hakim/ Antaranews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar