Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia
melakukan kunjungan kerja ke Lanud Eltari, Kupang, Nusa Tenggara Timur
(NTT), Senin (3/2/2014). KSAU ingin melihat langsung kondisi Lanud
Eltari, terkait: kesiapan operasi, personel, logistik dan kendala yang
ada. Kunjungan kerja ini KSAU ini disambut langsung Komandan Lanud
Eltari Kupang, Kolonel Penerbang Eko Dono Indarto, Dansatrad 226 Buraen,
Mayor Lek Amzidil dan sejumlah pejabat lainnya.
Dari laporan ini diharapkan para pengambil keputusan tingkat Markas
Besar Angkatan Udara dapat memperoleh informasi secara langsung dari
satuan bawah, mengenai hal-hal yang perlu mendapatkan keputusan dan
solusi atas permasalahan yang dihadapi.
KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan Lanud Eltari, Kipan
C Paskhas, dan Satuan Radar (Satrad) 226 Buraen merupakan kepanjangan
tangan dari Markas Besar Angkatan Udara di wilayah selatan Indonesia
yang memiliki peran penting dalam operasi udara di wilayah NTT,
sekaligus sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara.
Oleh karena itu, Lanud Eltari dituntut untuk memiliki kesiapan personel,
sarana dan prasarana pangkalan dan peralatan pendukung operasi.
KSAU mengatakan, Satrad 226 Buraen beroperasi satu kali dua puluh empat jam dan sepanjang masa sebagai mata bangsa Indonesia.
Situasi ini menjadikan Lanud Eltari sangat strategis.
Untuk itu, dia mengharapkan para Komandan dapat membina dan melakukan
pengawasan melekat kepada anggota mereka. Dengan demikian, para prajurit
tampil menjadi profesional, tangguh, dan berdaya tempur tinggi serta
mampu menjalankan tugas-tugas guna mendukung operasi serta memberikan
santiaji tentang pentingnya soliditas sesama Angkatan Udara, TNI, Polri
dan masyarakat sipil untuk mewujudkan motto “bersama rakyat TNI kuat”.
“Laporan Danlanud Eltari yang mempunyai wilayah tanggung jawab lebih
luas dari Provinsi NTT, sesuai eskalasi ancaman memungkinkan ke depan
akan digelar pesawat untuk melaksanakan operasi,” ujar KSAU dalam siaran
pers Kadispenau, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto.
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia membenarkan masih mengalami
kekurangan personel, namun kedepan secara bertahap akan dipenuhi. Meski
begitu, KSAU mengingatkan bahwa hal ini bukan alasan untuk tidak dapat
optimal dalam pelaksanaan tugas.
Radar Thomson TRS 2215
Satrad 226 mengoperasionalkan Radar Thomson TRS 2215 R buatan pabrik Thomson-CSF Airsys Bagneux, Perancis 1980 dan dioperasionalkan oleh Satrad tahun 1982. Radar ini adalah tipe radar mobile, sehingga selain melaksanakan tugasnya di home base, Radar juga mampu mobile ke daerah-daerah lokasi operasi maupun latihan. Radar ini sebagai Radar Early Warning/(EW (peringatan dini) dan Ground Control Interception /GCI (penuntun buru sergap).
Satrad 226 mengoperasionalkan Radar Thomson TRS 2215 R buatan pabrik Thomson-CSF Airsys Bagneux, Perancis 1980 dan dioperasionalkan oleh Satrad tahun 1982. Radar ini adalah tipe radar mobile, sehingga selain melaksanakan tugasnya di home base, Radar juga mampu mobile ke daerah-daerah lokasi operasi maupun latihan. Radar ini sebagai Radar Early Warning/(EW (peringatan dini) dan Ground Control Interception /GCI (penuntun buru sergap).
Radar Thomson TRS 2215 R merupakan keluarga dari E/F-Band air
defence radar yang mampu menampilkan data azimuth, jarak dan ketinggian
sasaran yang terdeteksi, serta dapat bekerja dalam segala cuaca baik
siang maupun malam. Radar Thomson TRS 2215 dilengkapi dengan Secondary Surveilance Radar, untuk membedakan pesawat kawan dan lawan. Selain itu berfungsi juga sebagaiIdentification Friend and Foe (IFF). Bagian-bagian Radar TRS 2215 meliputi, antena unit, transmitter unit, receiver processing unit, operational cabin, communication unit dan sumber tenaga listrik/ generator set.
Selain Indonesia radar radar TRS-2215 buatan Perancis ini juga
dioperasikan oleh Siprus, Brazil, India, dan Tunisia. Radar TRS dengan
E/F-band (2 to 4 GHz) fixed or mobile 3-D ini memiliki kemampuan:
Max Jangkauan Deteksi : 510 km
Max Ketinggian Deteksi : 30.500 meter
Data renewal rate : 10 detik
Elevation coverage: -3 to +30°
Antena TRS-2215
Dimensi : 5 m span x 5.5 m high
Aperture : 1.5° azimuth; 1.3-3.6° elevation
Gain: 38.5 dB
Beamwidths (3dB): 1.5° (azimuth); 2-4° (elevation)
Antena TRS 2230
Gain: 40 dB
Beamwidths (3 dB): 1.5° (azimuth); 1.3-3.6° (elevation)
Polarisation: circular, fixed
Rotation speed: 6 rpm
Max Ketinggian Deteksi : 30.500 meter
Data renewal rate : 10 detik
Elevation coverage: -3 to +30°
Antena TRS-2215
Dimensi : 5 m span x 5.5 m high
Aperture : 1.5° azimuth; 1.3-3.6° elevation
Gain: 38.5 dB
Beamwidths (3dB): 1.5° (azimuth); 2-4° (elevation)
Antena TRS 2230
Gain: 40 dB
Beamwidths (3 dB): 1.5° (azimuth); 1.3-3.6° (elevation)
Polarisation: circular, fixed
Rotation speed: 6 rpm
Satrad 226 Buraen bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan kesiapan
operasional Radar dan komlek dalam rangka pertahanan udara serta
melaksanakan tugas khusus/kegiatan lain sesuai kebijaksanaan dari
Pangkosekhanudnas dalam mendukung tugas Kohanudnas.
Sebelumnya Satrad ini berada di bawah jajaran Kosekhanudnas IV dengan
nama Satrad 241 Buraen. Namun karena secara geografis Satrad ini lebih
dekat dengan Kosekhanudnas II Makassar, maka Satrad 241 Buraen
dialihkodalkan ke Kosekhanudnas II Makassar dengan Keputusan Kepala Staf
Angkatan Udara Nomor : Kep 438/V/2013 tanggal 28 Juni 2013 dan
berdasarkan Kepusan Kasau Nomor : Kep/499/VIII/2013 berubah nama menjadi
Satrad 226 Buraen. Pengalihkodalan ini dilaksanakan gar kemampuan
deteksi dan ground control, kemampuan alat komunikasi radio pada semua
jenis frekuensi Satrad akan lebih optimal dalam pelaksanaan operasi
hanud.
Upgrade TRS 2215
pada Desember 2010, Perancis menggelontorkan uang sebesar 70 juta
(84.5 juta USD) kepada ThalesRaytheonSystems (TRS), untuk kontrak
upgrade 10 radar darat yang menjadi bagian dari French Air Force’s SCCOA
integrated air command-and-control system.
Kontrak ini meliputi upgrade midlife terhadap empat
radar high-altitude TRS 22XX dan enam radar medium-altitude TRS 2215,
sekaligus membuat radar tersebut memiliki kemampuan 3D dan sesuai dengan
aturan Uni Eropa tentang regulasi emisi elektromagnetik. Up grade oleh
TRS ini juga meliputi upgrade radar dari dua hingga tiga negara lain
yang tidak disebutkan namanya,
“Hal ini sangat penting karena kami memperkenalkan teknologi baru ke
dalam radar ini menuju radar baru GM400″, ujar Direktus support and
services TRS, Franck Hébert. Pekerjaan upgrade radar itu juga meliputi
pembangunan radar baru Ground Master (GM), untuk memperpanjang masa
aktif radar hingga tahun 2025.
Diupgradenya radar Perancis termasuk radar TRS 2215, membuat
kemampuan deteksi radar French Air Force’s meningkat tajam, terutama
untuk kebutuhan France’s air command and control system.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar