Sabtu, 01 Februari 2014

Awas, Intelijen AS dan Inggris Memonitor Android, iPhone, Twitter, YouTube, Angry Birds dll

File Top Secret (foto : sott.net)
Intelijen Amerika Serikat (NSA) dan Inggris (GCHQ) jelas sangat tidak menyukai Edward Snowden yang terus membocorkan langkah taktis dan strategis kedua badan intelijen negara tersebut dalam melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) dari seluruh dunia. Setelah beberapa kali mengirimkan bocoran ke media, Snowden mantan kontraktor CIA dan NSA yang kini untuk sementara dipelihara Rusia kembali mengirimkan bocoran ulah NSA dan GCHQ. Dia mengirimkan bukti upaya surveilans  kedua badan intelijen tersebut  terhadap jejaring sosial kepada harian terkemuka AS dan Inggris (The New York Times, The Guardian dan ProPublica) dan ditayangkan pada hari Senin (27/1/2014) serta kepada NBC News pada Selasa (28/1/2014).
Snowden menyebutkan bahwa kedua badan intelijen kedua negara tersebut sejak tahun 2007 telah bekerja sama memonitor dan membangun akses masuk ke perangkat komunikasi terbaru dengan sistem Android dan iPhone. Keduanya mampu mengakses email, foto-foto, data-data seperti daftar kontak, lokasi serta jejaring sosial lainnya. Disamping juga menyimpan data-data pribadi seperti profile, termasuk umur seseorang, alamat, jenis kelamin, status, pendidikan dan data keluarga lainnya. GCHQ melakukan fokus kearah Irak dan Afghanistan untuk memonitor kegiatan teroris. Sementara sebuah dokumen rahasia (bulan Mei 2010) dari NSA tentang hasil para analisnya menyebutkan sebuah operasi yang dinamakan "Golden Nuget," bahwa Android dan iPhone adalah sebuah sumber informasi yang kaya (target potensial).
Aplikasi yang juga merupakan sumber informasi intelijen yang dimonitor adalah Flickr, Lindkedln, Twitter dan aplikasi yang terkoneksi ke Facebook. Sementara game yang terkenal seperti Angry Birds juga dimata-matai GCHQ dan NSA untuk dimonitor para penggunanya.
Badan-badan itu ternyata telah lama mencegat generasi lalu lintas ponsel sebelumnya seperti pesan teks dan metadata dari hampir setiap segmen jaringan mobile dan , baru-baru ini , lalu lintas komputer yang berlangsung pada saluran/jaring internet. Karena jaringan-jaringan yang sama tersebut  membawa aliran data dari kebocoran aplikasi , NSA dan GCHQ  memiliki cara yang siap pakai untuk mengumpulkan dan menyimpan sumber daya baru ini . Dokumen Snowden tidak membahas berapa banyak pengguna yang  mungkin akan terpengaruh , apakah mereka termasuk warga Amerika atau seberapa sering monitor dilakukan.
Operasi spionase GCHQ terbuka setelah Snowden membuka data NSA, yang telah dikirimkannya kepada NBC News, ditayangkan  pada Selasa (28/1/2014). Sandi operasi oleh GCHQ sebagaimana  yang dilaporkan ke NSA diberi nama "Squeaky Dolphin," yang khusus memonitor Youtube. GCHQ mampu mengumpulkan nama, alamat dan informasi pengguna dari demikian banyaknya video yang diakses setiap[ harinya. Fous lebih diarahkan kepada content yang populer, pengguna terbanyak serta tayangan radikal terkait dengan kegiatan teroris.
Dengan demikian maka sebenarnya kini tidak ada satupun jejaring sosial yang bebas dari aksi mata-mata kedua badan intelijen yang masuk dalam kelompok "5-eyes." Termasuk Australia, Canada dan Selandia Baru. Nampaknya kedua badan intelijen tersebut terus mengumpulkan jaringan ancaman atau potensi ancaman yang akan berpengaruh dan berubah menjadi ancaman riil terhadap keamanan nasional masing-masing negara serta juga sekutunya. Dan jelas disamping itu aksi spionase memberikan informasinya kepada end user di negaranya masing-masing, khususnya dalam kaitan sembilan komponen intelijen strategis.
NSA (National Security Agency) dari AS  langsung memberikan bantahan dan menyatakan tidak tertarik dengan data/informasi intelijen di luar "target intelijen yang pasti." NSA membantah dan menyatakan tidak melakukan monitoring pada ponsel pintar atau peralatan komunikasi serta jejaring sosial rakyat AS sendiri. NSA yang pada tahun fiskal 2013 mendapat gelontoran black budget sebesar US$14,7 milyar mempunyai job discription "melindungi sistem informasi pemerintah, mencegat sinyal informasi intelijen luar negeri. Snowden membocorkan bahwa total Black budget sebesar US$52,6 milyar pada tahun fiskal 2013 diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat  kepada lima badan intelijennya.
Demikian juga badan intelijen Inggris GCHQ (Government Communications Headquarters) tidak memberikan komentar dengan pemberitaan di media-media tersebut. GCHQ tetap berpendapat dan bersikeras menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah kegiatan yang legal, penting dan sesuai dengan proporsinya.  GCHQ adalah sebuah badan intelijen Inggris yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menyediakan Signal Intelligence (SIGINT) serta jaminan informasi kepada pemerintah Inggris dan angkatan bersenjata.  Dalam melakukan operasinya berada  di bawah arahan Komite Intelijen Gabungan (Joint Intelligence Committe), bersama-sama MI6 (Secret Intelligence Service). Oleh karena itu dengan dukungan dana dari NSA, maka GCHQ juga secara rutin memberikan informasi intelijen kepada NSA. Demikian informasi singkat ini, pada intinya,kita waspada sebelum terlambat, khususnya bagi para pengemban amanah.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar