Sabtu, 07 Desember 2013

Australia terus mata-matai RI, ini reaksi Menlu Marty

Australia terus mata-matai RI, ini reaksi Menlu Marty
Menteri Luar Negeri RI, Marty M. Natalegawa (Ist)
Pemerintah Australia memang berjanji tidak menyadap telepon para pemimpin Indonesia, tapi mereka tidak akan berhenti memata-matai Indonesia. Pernyataan itu, disampaikan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natalegawa, beberapa jam kemudian, merespons pernyataan Abbott itu. Marty mengaku memahami sikap Pemerintah Australia.

Menlu Marty mengatakan, dia tidak mempunyai masalah dengan komentar Abbott. ”Saya tidak melihat apa-apa dengan pernyataan seperti,” katanya, dalam sebuah wawancara dengan media Australia, ABC, beberapa jam setelah komentar Abbott muncul.

”Pengumpulan informasi dari adalah sesuatu yang dilakukan sebuah negara, tetapi harus dilakukan di bawah kerangka kerja sama,” lanjut Marty. ”Jika semua ini dilakukan sebagai bagian dari formal, antar-lembaga, dan dalam kerangka antar-lembaga intelijen, saya pikir itu sangat konsisten dengan semangat kerjasama yang kita suarakan sekarang.”

Marty memahami bahwa, Abbott telah berjanji untuk menghentikan penyadapan intelijennya terhadap telepon pemimpin Indonesia, seperti yang pernah dilakukan terhadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009.

Sebelumnya, saat berbicara pada Fairfax Radio, Jumat (6/12/2013), Abbott ditanya, apakah Australia telah sepakat untuk berhenti total dalam upaya mengumpulkan informasi tentang Indonesia dari intelijennya. Abbott menjawab; ”Tidak. Dan mereka (Indonesia) pasti tidak setuju untuk berhenti mengumpulkan informasi intelijennya terhadap Australia.”

”Tapi kita adalah teman dekat, kami adalah mitra strategis dan saya pasti ingin Australia menjadi mitra terpercaya dari Indonesia dan saya berharap Indonesia bisa menjadi mitra terpercaya dari Australia,” lanjut Abbott.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar