Selasa, 17 Desember 2013

Kapal Selam Kilo, Amur dan Rudal C-705 dari Saudara Tua


Kapal Selam Amur 950 Rusia
Kapal Selam Amur 950 Rusia

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia tidak mengincar sistem peluru kendali jarak jauh yang dapat menjangkau antarbenua, namun ingin membangun sistem peluru kendali jarak menengah yang bisa menembakkan rudah berjarak 150-300 kilometer.

“Peluncur peluru kendali antarbenua tidak masuk dalam agenda Indonesia. Keinginan Indonesia tidak muluk-muluk,” ujar menteri Pertahanan, usai menerima kunjungan Menteri Pertahanan China Jenderal Chang Wanquan di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Senin 16 Desember 2013.

Kementerian Pertahanan saat ini tengah membahas pembelian kapal selam jenis Kilo dan Amur dari Rusia. Kemenhan juga sudah menyetujui kemungkinan penggunaan rudal Club S, yakni rudal antikapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air. Jenis peralatan tempur ini termasuk kategori misil pembunuh yang mempunyai jarak tembak hingga 400 kilometer.

Rudal Club S itu akan melengkapi rudal lainnya yang telah dioperasikan oleh TNI AL, yaitu Yakhont. Kemampuan rudal Yakhont dapat menempuh jarak hingga 200 kilometer. “Yang kami bangun saat ini yaitu kemampuan peluru kendali yang bisa mencapai 100, 150, 200, 250, dan 300 kilometer, apakah itu dilemparkan dari kapal selam atau pesawat tempur,” kata Purnomo.

INTRODUCTION
INTRODUCTION
SIZE
SIZE
performance
PERFORMANCE
STRUCTURE
STRUCTURE
propulsion
PROPULSION
AIPSYSTEMS
AIP SYSTEM (POWER SUPPLY)
sensorsystem
SENSOR SYSTEMS
crewcapacity
CREW CAPACITY & PROVISION
firepower
FIRE POWER
stealth
STEALTH

Transfer teknologi rudal
Untuk kerjasama militer dengan China, Menteri Pertahanan mengatakan Indonesia tengah membahas mekanisme transfer teknologi Rudal C-705 yang akan digunakan oleh Angkatan Laut Indonesia. Rudal C-705 ketika diluncurkan dapat menempuh jarak 150 kilometer. Pembuatan rudal ini merupakan bagian dari kerjasama industri pertahanan kedua negara. Kerjasama itu tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Nasional Pertahanan Cina.

Dalam nota kesepakatan itu, disepakati lima hal pokok, antara lain pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah atau Government to Government. Selanjutnya, alih teknologi peralatan militer tertentu mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, upgrade, dan pelatihan.
Selain itu ada pula produksi dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakati antara lain rudal kendali C-705. Kesepakatan pembuatan rudal tersebut dibahas ketika digelar pertemuan di Beijing antara perwakilan Kemhan kedua negara pada tahun 2012.

Rudal C-705 China
Rudal C-705 China

Saat itu disepakati pembuatan bersama rudal antikapal C-705 akan direalisasikan oleh Kemhan serta Badan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Industri Pertahanan Negara (SASTIND) China.
Rudal C-705 merupakan pengembangan dari C-704. Bentuknya lebih menyerupai miniatur C-602. Pengembangan rudal baru ini fokus ke tiga hal, yakni elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu. Desain modular dari mesin baru meningkatkan jangkauan rudal yang sebelumnya 75-80 kilometer menjadi hingga 170 kilometer, dengan jarak efektif 140 kilometer jika didukung sistem targeting di balik cakrawala (OTHT).

C-705 dipersiapkan untuk mengandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton (kelas light corvette). Daya hancur yang dihasilkan rudal C-705 bisa mencapai 95,7 persen, ideal untuk menenggelamkan kapal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar