Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI fokus melaksanakan latihan pembebasan sandera dengan skenario sasaran di darat bertempat di Mamburungan kota Tarakan Kalimantan Utara, (15/4/2016).
Latihan gabungan tiga angkatan terdiri dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta unsur Brimob dari Polda Kaltim melibatkan sekitar 500 prajurit dengan skenario ada dua sasaran di darat yang menawan para sandera. Latihan gabungan PPRC TNI merupakan latihan pemanasan dengan skenario atau asumsi sesuai dengan medan yang paling mungkin terjadi diwilayah Republik Indonesia.
Latihan gabungan PPRC TNI dikombinasikan dengan tiga angkatan yang setiap medannya tidak sama sehingga latihan ini sangat memperhitungkan cuaca, medan dan karakteristik lainnya sehingga rangkaian kombinasi latihan ini dapat berjalan dengan baik.
Latihan disaksikan langsung oleh Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi yang bertindak selaku Pangkoops TNI yg mengendalikan kegiatan operasi dan latihan PPRC TNI. Dalam kesempatan tersebut Pangkostrad mengatakan bahwa, Latihan Gabungan PPRC merupakan suatu kegiatan operasi dengan tepat dan cepat kepada sasaran nyata diwilayah NKRI dalam rangka mencegah dan menghancurkan musuh.
Pangkostrad memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pasukan PPRC TNI karena dengan profesionalisme dan terlatihnya pasukan PPRC TNI ini dapat di gerakkan setiap saat bila bangsa dan Negara membutuhkan.
Latihan PPRC TNI di awali kegiatan dari laut oleh Kapal KRI Surabaya yang membawa personil PPRC TNI yaitu Denjaka dan Kopaska bersandar tidak jauh dari Dermaga Lantamal XIII Mamburungan Kota Tarakan Provinsi Kaltara.
Sebanyak 24 orang Tim gabungan Komando pasukan Katak ( Kopaska ), Detasemen Jala Mangkara ( Denjaka ) dan Gultor dengan menggunakan 1 Sea Rider dan 3 LCVP (Landing Craft Vehicle Personal) yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta senjata lengkap menuju sasaran tepi dekat pantai dengan gerakan yang penuh siaga, kerahasiaaan dan senyap untuk melakukan penyerangan dan membebaskan tawanan.
Sementara itu di saat yang sama pasukan Free Fall dari Gultor melaksanakan penerjunan dengan pesawat C-130.no.seri A. 1332 dengan kekuatan 10 prajurit dengan komposisi 2 orang sebagai penembak sniper terjun dimedan kritik yang dekat dengan sasaran dan dapat memantau sasaran dan 8 prajurit lainya mengamankan daerah tempat penerjunaan untuk bergabung dengan pasukan yang sudah mendarat terlebih dahulu selanjutnya bersam-sama menuju posisi ke daerah sasaran musuh yaitu rumah dan pembebasan sandera tawanan serta penghancuran dan peledakan markas musuh.
Pada saat kedudukan sasaran sudah diketahui dan merupakan jarak efektif tembakan, pasukan PPRC TNI membuka tembakan dengan tepat dan cepat pada sasaran dengan mendekati, merebut dan mengamankan para tawanan. Pasukan Mobil Udara (Mobud) PPRC TNI yang menggunakan dua Hely Bell memberikan bantuan penyerangan dengan kekuatan 16 prajurit kepada pasukan yang berada di depan.
Sandera dan pasukan setelah pelaksanaan aksi penyerbuan dan pembebasan dibawa dengan KRI Teluk Surabaya menuju wilayah kedaulatan RI. Para sandera yang sudah diamankan selanjutnya dilakukan pengecekan, sebelum diserahkan kepada pihak yang berwewenang yaitu pihak kepolisian.
Puspen TNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar