Kepala Staf TNI-AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menegaskan operasi militer terhadap kelompok Abu Sayyaf di Filipina, menjadi pilihan terakhir jika upaya negosiasi membebaskan 10 WNI yang disandera mengalami jalan buntu.
“Berbagai langkah negosiasi telah dilakukan untuk membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai langkah terakhir adalah melakukan operasi militer,” ujarnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/4/2016).
Jenderal TNI Mulyono berada di perbatasan RI-Timor Leste sejak Rabu (30/3/2016) untuk melihat dari dekat kondisi prajurit TNI yang bertugas di tapal batas negara, serta meninjau beberapa pos pengamanan dan meninjau pasukan di Pulau Ndana Rote. Pulau kecil di wilayah paling selatan Indonesia yang berbatasan dengan Australia itu, merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Pulau ini dijaga prajurit TNI dari Yonif 743/PSY (pasukan organik Korem 161/Wirasakti Kupang) dan satu batalyon dari Marinir. KSAD tidak mau bicara lebih detail soal operasi militer yang dimaksud, karena Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmatyo telah menyampaikan semuanya kepada media tentang upaya pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf.
“Panglima TNI telah memberikan komentar dan telah memberikan gambaran kepada semua media, sehingga saya merasa tidak perlu menjelaskan lagi. Saya pikir, kita sampai di sini saja,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya menyelamatkan ke 10 WNI yang di sandera kelompok teroris Abu Sayaf di perairan Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pemerintah sedang mengupayakan pembebasan 10 Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Sumber : Republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar