Kamis, 13 Agustus 2015

Jelang HUT RI Ke-70, Koarmabar Tambah Kesiapan dengan Tiga Unit KCR40

14009_20140922124131silep04
Meski sudah diluncurkan dan serah terimakan pada bulan September 2014, namun baru awal Agustus ini Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI AL resmi mengoperasikan tiga unit KCR (Kapal Cepat Rudal)-40/KCR40, yakni KRI Surik 645, KRI 646, dan KRI Parang 647. Ketiganya merupakan elemen Satkat (Satuan Kapal Cepat) yang berisikan armada kapal bertonase ringan (250 ton), punya fleksibilitas tinggi, dan tentunya dibekali rudal anti kapal.
Seperti dikutip dari Kemhan.go.id (29/9/2014), lima kapal TNI AL yang terdiri dari satu unit kapal Patroli Cepat (PC)-43 dan empat unit kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 produksi galangan kapal dalam negeri secara resmi memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL. Kelima kapal perang tersebut masing-masing satu unit Kapal PC 43 KRI Sidat 851 dan satu unit KCR 40 KRI Terapang 648 produksi galangan PT. Citra Shipyars, Batam. Sedangkan tiga unit KCR-40 lainnya KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 diproduksi PT Palindo Marine Shipyard, Batam.
1529699_-_main
Dengan dimensi yang lebih kecil dari KCR 60 (Sampari Class), KCR 40 (Clurit Class) tetap menjadi kekuatan pemukul taktis yang sangat diperhitungkan. Punya keunggulan dalam hal fleksibilitas dan kecepatan reaksi, KCR 40 dilengkapi senjata andalan utama dua peluncur rudal anti kapal C-705. Terlihat bahwa TNI AL memproyeksikan KCR 40 untuk menghadapi insensitas konflik kelas sedang, ini dibuktikan dengan adopsi kanon CIWS (close in weapon system) AK-630M. Kanon dengan enam laras putar ini di integrasikan dengan perangkat Sewaco (sensor, weapon and control system) layaknya di kapal perang kelas korvet. Menunjang kanon AK-630, turut hadir di tracking radar TR-47C dan searching radar SR-47G.
KRI Alamang 644
KRI Alamang 644
KRI Terapang 648
KRI Terapang 648
Awak KCR 40 dengan senjata SMB M2HB kaliber 12,7 mm
Awak KCR 40 dengan senjata SMB M2HB kaliber 12,7 mm
Namun dari delapan KCR 40 yang telah diluncurkan, hingga saat ini baru KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 yang terlihat sudah ‘ditanamkan’ kanon AK-630 pada haluannya. Sementara KRI Beladau 643, KRI Alamang 644, KRI Surik 645, KRI Siwar 646, KRI Parang 647 dan KRI Terapang 648, keenamnya masih mengandalkan kanon PSU Denel Vektor G12 kaliber 20 mm yang masih dioperasikan secara manual. Mengingat awalnya KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642 menggunakan Denel Vektor G12, maka besar kemungkinan keenam KCR 40 akan dipasangi AK-630 bila kondisi anggaran memungkinkan.
indonesia-6441551209_20140927011341
Rencananya TNI AL akan memesan 16 unit KCR 40 yang punya kecepatan maksimum 30 knots ini, dan hingga kini baru delapan unit yang diserahkan. KCR 40 merupakan andalan lapis kedua untuk jenis KCR produksi dalam negeri, selain ada KCR 60 yang diproduksi PT PAL. Dikutip dari Wikipedia, harga satu unit KCR 40 diluar sistem senjata dan sensor mencapai US$750 ribu. Kembali ke KRI Surik 645, KRI 646, dan KRI Parang 647, ketiganya akan mengambil home base di pangkalan Tanjunguban Bintan, namun titik operasi tidak mutlak di Kepulauan Riau. (HANS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar