Sabtu, 09 Januari 2016

Menjadi Prajurit dan Guru di Perbatasan RI – PNG

  prajurit tni

Banyak murid-murid SD yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Melihat kondisi itu, Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan menjadi guru di wilayah terpencil perbatasan RI-PNG yang sulit dijangkau, ujar Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya. Dia memantau langsung kegiatan mengajar bagi siswa siswi SD yang dilakukan Prajurit TNI Yonif 406/CK, Satgas Pamtas RI-PNG di Kampung Molov dan Kiwirok, Keerom, Papua, (7/1/2016).

“Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan mengajar dengan berbagai metode seperti permainan sulap dan pemberian reward kepada murid, sehingga apa yang diajarkan dapat diterima, dimengerti, dan diingat oleh murid-murid sekolah,” ujar Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

Tidak semua kampung yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK memiliki sekolah. Bila dilihat dari segi fasilitas, sekolah-sekolah yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK bisa dibilang jauh dari kata layak, dimana sekolah-sekolah yang ada belum memiliki sarana prasarana yang memadai, seperti buku tulis, buku belajar, tempat yang bersih dan nyaman.

Bila dilihat dari sisi tenaga pengajar lebih memprihatinkan, beberapa sekolah hanya memiliki dua guru yang mengajar beberapa kelas dalam waktu yang sama. Selain itu akses jalan menuju sekolah juga cukup jauh jarak tempuhnya, sehingga apabila ke sekolah tersebut harus menyusuri sungai dengan perahu selama kurang lebih dua jam perjalanan.

Bapak guru Ferry dan tokoh Adat di Kampung Kiwirok Bapak Tobias Lembar mengungkapkan kesenangannya dan mengucapkan terimakasih kepada Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK yang dengan sukarela dan ikhlas jauh-jauh datang ke kampung kami untuk mengajar dan berbagi ilmu.

Puspen TNI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar