Minggu, 17 Januari 2016

Cerita lucu Ahmad Yani minta bantuan Mayor AS lawan operasi CIA

Cerita lucu Ahmad Yani minta bantuan Mayor AS lawan operasi CIA
CIA di Indonesia. ©2014 merdeka.com

Central Intelligence Agency (CIA) terkenal usil turut campur dalam mengurusi masalah dalam negeri orang lain. Indonesia tak luput dari operasi-operasi rahasia mereka.

Tahun 1955-1965, CIA menggelar sejumlah operasi untuk menggulingkan Presiden Soekarno. Mereka menuding Soekarno akan membawa Indonesia menjadi negara komunis dan masuk poros Timur dan Uni Soviet.

CIA pun memberi bantuan peralatan militer dan persenjataan pada pemberontak Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Sulawesi. Mereka juga mengirim sejumlah besar uang ke sana.

PRRI/Permesta sebenarnya hanya ingin mengkritik pemerintah pusat yang dinilai terlalu sentralistik. Daerah tak merasakan pembangunan ekonomi. Mereka juga minta otonomi seluas-luasnya. Salah satu alasan lainnya adalah mereka khawatir dengan berkembangnya komunis di bawah kepemimpinan Soekarno.

Keadaan memburuk saat Wapres Mohammad Hatta mengundurkan diri. Hubungan pusat dan daerah makin memburuk.

Soekarno menjawab ultimatum PRRI/Permesta ini dengan operasi militer. Kolonel Nasution menugaskan Letkol Ahmad Yani memimpin operasi gabungan TNI darat, laut dan udara yang pertama kali digelar.

Para agen CIA bekerja keras mengirimkan suplai persenjataan ke Sumatera. Mereka merekrut sejumlah veteran Perang Korea. Total senjata yang dikirimkan cukup untuk mempersenjatai 8.000 orang serdadu. CIA mengaku tujuan utama membantu para pejuang di Sumatera untuk melawan komunis.

"Ahmad Yani sebenarnya termasuk perwira antikomunis yang lebih proBarat. Dia lulusan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat AS di Port Leavenworth. Yani, pun berkawan akrab dengan Mayor George Benson, atase militer Kedubes AS di Jakarta," demikian ditulis Tim Weiner dalam buku Membongkar Kegagalan CIA yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2008.

Lucunya, Yani yang sedang mempersiapkan serangan ke Sumatera meminta bantuan Benson untuk menyediakan peta-peta. Benson yang tak tahu ada operasi CIA di Sumatera pun dengan senang hati membantu Yani.

Jadi perwira AD AS sendiri turut membantu Indonesia menggagalkan operasi rahasia CIA di Sumatera.

Kisah lain juga diceritakan dalam memoar Jenderal Ahmad Yani. Saat itu dia menghadap Nasution dengan seragam tempur lengkap dengan pistol sebelum operasi militer.

Biasanya perwira TNI AD mengenakan pistol di pinggang. Namun Yani bergaya lain, dia mengenakan pistol di samping tubuhnya.

Nasution tertawa melihat Yani. Dia menanyakan gaya apa itu, Yani menjawab itu gaya detektif Amerika. Hubungan mereka pada saat itu memang erat.

Peperangan di Sumatera tak lama dipadamkan. Para pemberontak berperang setengah hati. Misi CIA pun gagal.

Kelak justru Yani yang jadi korban sejumlah perwira yang disusupi PKI. Dia tewas dini hari tanggal 1 Oktober 1965.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar