Senin, 12 Mei 2014

Untuk Kebutuhan Militer, Produk Bom Made in Subang Diekspor ke 26 Negara

Bom Made in Subang
PT Dahana (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen bahan peledak untuk keperluan industri dan militer. Produk bahan peledak Dahana telah dijual hingga ke 26 negara.
Hampir sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara telah membeli produk bahan peledak dari pabrik Dahana di Subang, Jawa Barat.
“Kita sudah ekspor bahan peledak ke 26 negara,” kata Chief Executive Officer (CEO) PT Dahana (Persero) Harry Sampurno kepada detikFinance di Pabrik Dahana di Subang, Jawa Barat akhir pekan lalu.
Selain negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Kamboja, negara-negara di Timur Tengah hingga Kanada juga menjadi konsumen PT Dahana.
“Kita mulai dari Malaysia (Serawak), Thailand, kemudian Filipina, kemudian Kamboja sudah kirim, Timor Leste. Kita sedang penetrasi ke Vietnam dan Burma,” jelasnya.
Untuk produk bom versi industri, Dahana menjual jenis detonator, booster, hingga catridge emulsion (dinamit). Sedangkan untuk versi militer, Dahana mengekspor tipe bom plastik (dayagel sivor).
“Yang kita ekspor itu ada detonator (Nonel) kemudian kedua adalah booster ketiga adalah catridge emulsion (semacam dinamit). Itu komersial semua. Tapi yang untuk militer. Kita baru ekspor beberapa tempat,” paparnya.
Perseroan tidak terlalu mengkhawatirkan rencana dimulainya pasar bebas ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Pasalnya produk Dahana justru telah dipakai di beberapa negara Asia Tenggara.
“Kalau tahun 2015 ada MEA. Kita banyak yang nggak tahu, itu nggak berpengaruh terhadap industri karena AFTA sudah berlaku sejak tahun 2007. Kita sudah mulai ekspor sejak 2005. Walau jumlah kecil tapi makin lama makin besar,” sebutnya.
Meski pasar di tanah air menjadi rebutan pemain dunia, namun Dahana perlahan tapi pasti menjajaki mendirikan pabrik bahan peledak di Australia. Begitu pula dengan pasar ASEAN. Dahana sedang menjajaki menjual produk bom ke Eropa hingga negara ASEAN yang belum tersentuh.
“Tahun ini kita sedang negosiasi untuk bisa ekspansi ke Australia. Kalau berhasil maka tahun depan kita bangun pabriknya,” jelasnya.
Aktivitas ekspor Dahana menyumbang 10% dari total pendapatan perseroan. Sedangkan 5% dari militer dan 85% dari industri tambang. Dahana pada tahun 2013 berhasil meraup pendapatan Rp 1 triliun dengan perolehan laba bersih sebanyak Rp 50 miliar.
“Struktur pendapatan kita itu untuk ekspor masih kecil atau sekitar 10%. Dan ini membuat kita kaget. Untuk militer hanya 5%. Di luar itu adalah dalam negeri untuk komersial. Strukturnya seperti itu,” paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar