Kamis, 22 Mei 2014

Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Menyatakan CIA Menutupi Masalah MAS MH370

mair
Mantan PM Malaysia Dr. Mahathir bi Mohamad ( Foto : infowar.com)

Sudah hampir dua setengah bulan pesawat Boeing 777 MAS Flight MH370 lenyap tak jelas rimbanya dalam penerbangan dari Bandara Sepang Kuala Lumpur ke Beijing. Banyak teori bermunculan setelah pesawat tersebut dinyatakan jatuh kedalam laut oleh pemerintah Malaysia dengan dasar satelit Inmarsat. Setelah dicari selama dua bulan tanpa hasil, kini mendadak muncul pernyatan dari mantan Perdana Menteri Malaysia yang berkuasa sejak Tahun 1981-2003 tentang kasus MH370.
Mahathir menyatakan pada hari Senin (19/5/2014) seperti dikutip laman IB Times, kecelakaan pesawat itu janggal dan menyatakan bahwa badan intelijen Amerika Serikat CIA (Central Intelligence Agency) telah menyembunyikan informasi penting terkait hilangnya MAS MH370. Mahathir juga menyatakan bahwa pencarian pesawat itu di pantai Barat Australia (Samudera Hindia) adalah pekerjaan sia-sia, membuang uang dan waktu saja.
Mahathir menegaskan kemungkinan pesawat itu berada disuatu tempat tanpa inisial Malaysia.  Dikatakannya, "The plane is somewhere, maybe without MAS (Malaysia Airlines) markings,” he said. “It is a waste of time and money to look for debris or oil slick or to listen for pings from the black box.”
Seseorang atau badan pemerintah AS menyembunyikan sesuatu dalam kasus ini dan rasanya tidak adil apabila Malaysia yang harus disalahkan, begitu dia menuliskan dalam blognya. Mahathir juga meminta agar CIA membagi informasi kepada Malaysia. Selain itu dia menyatakan bahwa pesawat telah diambil alih kendalinya. Pabrik Boeing serta instansi pemerintah AS mempunyai kemampuan mengambil alih kendali pesawat dari jarak jauh.
Mahathir juga menyatakan bahwa media tanpa alasan yang jelas telah membatasi pemberitaan tentang Boeing dan CIA. ".“For some reason, the media will not print anything that involves Boeing or the CIA,” tegasnya. Seperti diketahui, selama memerintah, Mahathir dikenal  sering mengkritisi negara-negara Barat, misalnya dia mengatakan bahwa serangan ke WTC adalah sebuah rekayasa agar ada alasan untuk dilakukannya serangan terhadap dunia muslim. Mahathir tidak percaya sebuah pesawat canggih sekelas Boeing 777 hilang begitu saja, dimana diketahui bahwa pesawat dilengkapi dengan alat komunikasi sistem yang canggih, radio dan satelit tracking.
Sebagai dasar argumennya Mahathir menggunakan referensi artikel flightglobal.com   tahun 2006 yang menyatakan bahwa CIA dapat mengaktifkan autopilot khusus yang diinstal pada pesawat untuk mencegah teroris apabila terjadi pembajakan dengan kekerasan. Boeing dan CIA akan mengaktifkan kendali pesawat tersebut dan dapat dikontrol untuk didaratkan.
Pernyataan mantan PM Malaysia tersebut tidak/belum  mendapat tanggapan baik dari CIA, Boeing maupun pemerintah AS. Pernyataan resmi pernah keluar dari Kepala CIA John Brennan  pada tanggal 12 Maret 2014, bahwa teori hilangnya pesawat karena pilot MH370 melakukan aksi bunuh diri atau  kemungkinan adanya aksi teroris tidak dapat diabaikan.
Sementara itu pencarian pesawat di Samudera Hindia tetap dilanjutkan. Commander James R. Lybrand, anggota tim pencari dari Royal Australian Navy menyatakan keraguannya  bahwa beberapa sinyal elektronik yang terdeteksi selama ini bukan berasal dari kotak hitam pesawat MH370. Keraguan tersebut berdasarkan analisis akustik lebih lanjut dari transmisi oleh otoritas Australia selama beberapa pekan terakhir. Menurut Lybrand, sinyal transmisi yang selama ini terdeteksi lebih rendah dari frekuensi 37,5 kHz yang dirancang pada locator beacon.” Sejauh frekuensi yang terdeteksi antara 27 kHz dan 33 kHz, terjadi lompatan frekuensi yang cukup besar,” katanya.
Masalah besar lainnya adalah kendala soal biaya. Untuk pencarian bawah laut itu membutuhkan biaya USD 55,58 juta  atau hampir Rp640 miliar, yang belum jelas siapa yang akan menanggungnya. Fase pencarian bawah laut ini akan dimulai setelah sebuah data hasil pencarian berdasarkan sonar dan visual dianalisis, dan kontraktor pencarian menemukan peralatan yang akan digunakan dalam operasi ini. Wakil PM Australia Warren Truss mengatakan, pihaknya kemungkinan akan meminta Boeing sebagai produsen pesawat 777-200, dan Rolls-Royce sebagai pembuat mesin, ikut membiayai operasi pencarian.

Analisis
Pernyataan dari mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad merupakan sebuah pernyataan keras pertama dari pihak Malaysia terkait MH370. Memang kini Malaysia menerima resiko kerugian yang semakin lama semakin besar. Selain kasus MH370 memukul bidang pariwisata, konon diberitakan juga bahwa kepercayaan publik terhadap keamanan Malaysia Airlines System menurun dan tersisa 74 persen. Selain itu MAS mengalami kerugian yang terus membengkak.
Kini sulit bagi Malaysia untuk membela diri, sementara Boeing sebagai  pihak produsen pesawat nampaknya tetap tenang-tenang. Memang dalam rumusan kecelakaan pesawat, masalah human error akan lebih menguntungkan produsen dibandingkan dengan masalah teknis. Boeing pernah mengalami masalah teknis dengan produksinya, Boeing 767 yang beberapa waktu harus grounded di seluruh dunia. Sementara dalam kasus MH370, walau pesawat belum ditemukan dan belum ada bukti-bukti nyata, nampaknya penyebab kecelakaan lebih terarah kepada captain pilot. Disinilah dimulainya tekanan terhadap Malaysia.
Karena itu Malaysia harus membela diri, apakah benar Captain Pilot Zaharie pelaku utama penghilangan pesawat? Ini masih merupakan misteri. Oleh karena itu pernyataan Mahathir, lebih menjurus kepada upaya membela negara Malaysia, dengan menyatakan dan bahkan lebih serius menuduh badan intelijen CIA dari Amerika serta pabrik Boeing telah mengambil alih jarak jauh kendali pesawat tersebut. Memang kini diketahui,  dengan teknologinya militer AS (USAF) telah berhasil melakukan operasi pesawat tanpa awak (drone) yang dikendalikan dari jarak ribuan kilometer untuk beroperasi disebuah daerah operasi. Drone ini yang dikendalikan oleh CIA banyak menuai kesuksesan dalam peniadaan tokoh-tokoh Al-Qaeda di Yaman, Afghanistan, Pakistan misalnya.
Karena itu pernyataan Mahathir perlu juga mendapat  penjelasan dari pabrik Boeing. Pertanyaannya apakah Captain pilot mereka deteksi melakukan penyimpangan ekstreem kemudian kendali di ambil alih? Lantas mengapa pesawat diarahkan ke Samudera Hindia. Selain itu juga, bagaimana dengan awak pesawat lainnya? Mereka bisa melakukan hubungan tilpon, mengapa tidak dilakukan? Nampaknya masih tersisa beberapa pertanyaan yang diluar logika dari Mahathir yang perlu dijawab. Kesimpulan penulis, MH370 akan lama dan mungkin tidak ditemukan, dan Mahathir menginginkan adanya keseimbangan tekanan  psikologis dalam kasus ini. Apabila tidak, Malaysia akan terus menerima akibat yang tidak terkirakan. Tetap disalahkan dan runtuhnya citra.
Walaupun demikian, karena Mahathir mantan PM Malaysia yang sangat terkenal dan smart,  pendapatnya perlu kita cermati bersama. Kita perlu juga angkat jempol dengan keberanian Mahathir membela negaranya, jarang ada tokoh yang sudah pensiun dan uzur berani berbicara sekeras dia. Yang ditabraknya bukan badan sembarangan CIA dan Amerika. Dia berani menuduh, mungkin ada insider information yang dipunyainya. Dengan kecanggihan intelijen AS yang mampu memonitor jutaan alkom di dunia, kita heran mengapa sistem disekitar  MH370 lolos dari penyadapan.
Indonesia juga memiliki beberapa buah Boeing 777, apakah tidak ada penjelasan dari pabrik Boeing bagi crew bahwa pesawat bisa diambil alih oleh sebuah teknologi yang tidak dibuka? Ada ataupun tidak crew Garuda harus tahu. Yang ini harus jelas pastinya bukan?

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar