Selain Denel NTW-20, ada satu lagi senapan anti material asal Afrika
Selatan yang digunakan oleh TNI, yakni Truvelo yang digunakan satuan
elit Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir TNI AL. Senapan heavy barrel
besutan Truvelo Armory ini datang dengan tawaran beragam varian, selain
yang kondang kaliber .50 BMG (12,7 x 99 mm NATO), Truvelo juga
menawarkan kaliber lain yang lebih sangar, yakni 14,5 x 144 mm, 20 x 82
mm, dan 20 x 110 mm. Semakin besar kaliber yang diusung, daya hancur dan
jangkauan tembaknya dipastikan kian menggetarkan.
Nah, yang digunakan Marinir TNI AL adalah Truvelo 12,7 x 99 mm yang
memang dipersiapkan untuk misi counter measure sniper, alias melibas
keberadaan dan eksistensi sniper lawan. Atau dalam tugas-tugas infanteri
pantai khas Marinir, senapan anti material yang punya jarak tembak
efektif hingga 1.800 meter ini mampu melubangi lambung kapal musuh.
Truvelo mengusung sistem operasi bolt action dengan pasokan magasin berisi lima peluru. Untuk peluru yang dapat dimuntahkan tersedia pilihan FMJ (full metal jacket), ball, AP (armor piercing), tracer, dan API (armor piercing incendiary). Pada Truvelo, receiver dicetak utuh dari bagian depan sampai ke popor belakang, termasuk dengan rear grip/monopod
yang dibangun menyatu ke receiver sehingga tidak bisa disetel.
Untungnya, masih ada bantalan popor dan pipi yang masih bisa diatur
ketinggiannya melalui kenop putar yang ada di sisi kanan receiver.
Sistem bolt action Truvelo sepertinya menganut model Mauser bolt
dengan dua lug di depan dan satu lug di belakang. Bolt juga dirancang
dengan flute spiral untuk mengurangi beban dan panas. Seperti halnya
Hecate II yang dipakai Den Bravo Paskhas TNI AU, Truvelo juga dilengkapi muzzle brake standar untuk meredam efek tembakan hingga 50 persen.
Sebagai senapan anti material yang digunakan pasukan dengan
kualifikasi amfibi, wajar bila Truvelo harus tahan dalam kondisi
ekstrim, contohnya pihak pabrikan melansir informasi bahwa Truvelo
sanggup beroperasi pada suhu -40 hingga 70 derajat Celcius. Soal bobot,
seperti halnya senapan anti material lainnya, Truvelo juga terbilang
spektakuler, yakni punya berat antara 13 sampai 16 kg, tergantunbg pada
panjang laras. Dengan bobotnya yang aduhai, maka idealnya gelar senjata
ini lebih tepat untuk menghajar sasaran yang sudah pasti.
Panjang laras Truvelo dapat disesuaikan, mulai dari 686 mm dan 1.000
mm. Yang membedakan Truvelo dengan senapan anti material lain, terletak
pada popor yang bisa dilipat. Lalu bagaimana dengan akurasi bidikan?
Truvelo rupanya ada kemiripan dengan Zastava M-93 Black Arrow yang
dipakai Kopassus TNI AD, yaitu punya akurasi 1 MoA pada jarak tembak 500
meter, tentu saja ini bergantung pada jenis amunisi yang digunakan. MoA
(minute of angle) adalah satuan ukuran yang digunakan sniper
untuk mengukur akurasi. MOA mengukur akurasi tembakan dengan menjadikan
jarak sebagai pertimbangan. (Gilang Perdana)
Spesikasi
– Negara asal: Afrika Selatan
– Kaliber: 12,7 x 99 mm
– Amunisi: FMJ, Ball, AP, Tracer, API
– Panjang: 1.405 mm (popor dilipat)/ 1.720 mm (tergantung pada ukuran laras)
– Panjang laras: 686 mm/ 1.000 mm
– Berat kosong: 13 kg/ 16 kg (tergantung penggunaan laras)
– Jarak tembak efektif: 1.800 meter
– Magasin: 5 peluru
– Negara asal: Afrika Selatan
– Kaliber: 12,7 x 99 mm
– Amunisi: FMJ, Ball, AP, Tracer, API
– Panjang: 1.405 mm (popor dilipat)/ 1.720 mm (tergantung pada ukuran laras)
– Panjang laras: 686 mm/ 1.000 mm
– Berat kosong: 13 kg/ 16 kg (tergantung penggunaan laras)
– Jarak tembak efektif: 1.800 meter
– Magasin: 5 peluru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar