Setiap pasukan khusus TNI punya penekanan misi dan keahlian tertentu
yang disesuaikan dari asal matranya. Meski ada spesialisasi dalam
penanganan aspek tempur, namun semua unit elit TNI sangat memperhatikan
keunggulan penembak jitu (sniper). Dan, sesuai tuntutan
perkembangan, termasuk pada penguasaan jenis senapan runduk berkaliber
besar, atau yang populer disebut senapan anti material. Seperti halnya
Kopassus TNI AD, Taifib Korps Marinir, dan Kopaska TNI AL, Detasemen
(Den) Bravo 90 Paskhas TNI AU juga punya senapan heavy barrel andalan.
Sebagai pasukan khusus TNI yang berusia paling muda (dibentuk pada
Februari 1990), Den Bravo punya keahlian untuk mengatasi aksi teror
aspek udara, termasuk juga penanganan pembajakan udara, perang kota,
pertempiuran jarak dekat, sniper, lempar pisau, dan lain-lain. Nah,
terkait tugas tempur perang kota dan sniper, Den Bravo mengandalkan
Hecate II untuk melumpuhkan sniper lawan (counter sniper) yang kerap mengganjal jalannya pergerakan pasukan.
Hecate lahir dari keluarga senapan runduk Ultima Ratio yang sudah
kondang di tataran benua Eropa. Senjata ini dirancang Gilles Payen dan
di produksi oleh PGM Precision, Perancis. Material Hecate dibuat dari high grade alumunium dengan metode machining
sangat presisi. Cukup langka untuk senapan sniper kelas berat pada
jamannya. Seperti senapan runduk kelas berat lainnya, Hecate beroperasi
dengan sistem bolt action, dengan bolt dilengkapi tiga lug pada bagian
depan, sama halnya dengan Zastava M-93 Black Arrow yang digunakan
Kopassus TNI AD.
Fitur unggulan Hecate lainnya adalah monopod di bagian popor untuk
meningkatkan kestabilan. Selain itu, fitur keamanan yang terpenting pada
Hecate adalah dengan adanya tingkat tekanan (overpressure vents) yang bekerja membuang tekanan gas bila terjadi keadaan darurat dengan peluru pecah dan meledak di dalam kamar peluru.
Sistem peredaman tolak balik dipercayakan pada muzzle brake satu tingkat dengan bentuk lubang bulat, yang sekilas menyerupai muzzle brake milik tank M48A3 AS. Pasalnya muzzle brake
dilengkapi dual lubang besar pada sisi-sinya sebagai penyalur efek
ledakan energi. Energi ledakan terbuang ke sisi kanan dan kiri. Meskipun
berdaya tembak besar, operator tak akan terpengaruh oleh getaran.
Bukti keandalan
Hecate terbukti ketika senapan ini dipilih menjadi satu dari dua finalis
lomba pemilihan senapan jarak jauh dalam kompetisi Long Range Large
Caliber yang diselenggarakan AD Inggris. Di tangan Perancis, Hecate
menjadi senapan runduk kelas berat yang paling banyak menjalani tour of
duty di seluruh dunia. Mulai dari Horn of Africa, Perang Teluk 1991,
Rwanda 2003 dalam Operation Licorne, dan Afghanistan.
Spesifikasi PGM Hecate II
– Negara asal: Perancis
– Tahun pembuatan: 1993
– Kaliber: .50MG (12,7 x 99 mm NATO)
– Sistem operasi: bolt action
– Panjang total: 1.380 mm
– Panjang laras: 700 mm
– Bobot kosong: 13,8 kg
– Kecepatan proyektil: 830 meter per detik
– Jarak tembak efektif: 1.500 – 1.800 meter
– Jarak tembak maksimum: 2.000 meter
– Kapasitas magasin: 7 peluru
– Negara asal: Perancis
– Tahun pembuatan: 1993
– Kaliber: .50MG (12,7 x 99 mm NATO)
– Sistem operasi: bolt action
– Panjang total: 1.380 mm
– Panjang laras: 700 mm
– Bobot kosong: 13,8 kg
– Kecepatan proyektil: 830 meter per detik
– Jarak tembak efektif: 1.500 – 1.800 meter
– Jarak tembak maksimum: 2.000 meter
– Kapasitas magasin: 7 peluru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar