Ilustrasi (ist)
Pesawat militer Malaysia
beberapa kali kedapatan melanggar dan masuk ke wilayah Indonesia. Dari
hasil evaluasi TNI, diduga terdapat unsur kesengajaan bagi pesawat asal
Negeri Jiran itu ketika memasuki dan melihat wilayah Nusantara,
khususnya di wilayah sengketa Ambalat.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bahwa pihaknya akan
mengambil tindakan dengan mengingatkan pimpinan tertinggi tentara
Malaysia agar tak melakukan hal itu.
“Pasti nanti akan diingatkan ya,” ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (15/6).
Moeldoko menyampaikan pihaknya sebenarnya telah bersepakat dengan
panglima tentara Malaysia untuk tidak membuat hubungan antara kedua
negara kembali memanas akibat isu perselisihan di sekitar Ambalat.
“Sebenarnya kami sudah bersepakat dengan panglima mereka (Malaysia)
untuk masalah Ambalat jangan lagi. Kita ada di sana, kita saling menjaga
saja. Kalian menjaga, saya juga menjaga. Kami sudah sepakat,” kata dia.
Moeldoko mengaku belum tahu apakah akan memberikan teguran atau
tidak. Pasalnya, menurut dia, dalam melakukan diplomasi harus diawali
dengan peringatan halus.
“Dalam dunia diplomasi ada yang diawali dari soft dulu. Kenapa kalian mesti begitu? Kan begitu,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meyakini hubungan
Indonesia dan Malaysia tidak akan memanas akibat isu perselisihan di
sekitar Ambalat yang luasnya mencapai 15 ribu kilometer itu.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini menegaskan TNI tidak menggelar
kekuatan di sekitar Blok Ambalat. “Tidak ada gelar kekuatan. Saya
barusan dari sana. Tidak ada masalah,” ujar Ryamizard di Garut, Jawa
Barat, Jumat (12/6).
Pemerintah, menurut Ryamizard, mengedepankan dialog dalam
menyelesaikan isu pertahanan dan keamanan. Apalagi, hal ini diamanatkan
dalam perjanjian di antara negara ASEAN.
“Kita harus jaga persahabatan, kan sudah sepakat, 48 tahun lalu (saat
pendirian ASEAN). Kalau ada perselisihan, selesaikan dengan dialog
untuk mencari solusi. Tidak main tembak-tembak begitu,” kata Ryamizard.
Saat ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara sedang menggelar
Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Keduanya menurunkan alutsista
mereka, seperti tiga KRI, dua pesawat Sukhoi 27/30, dan tiga F16
Fighting Falcon.
Sementara itu, petugas Landasan Udara Tarakan, Kalimantan Timur,
sejak Januari hingga Mei tahun ini mencatat, terdapat sembilan pesawat
berbendera Malaysia yang telah memasuki wilayah udara Indonesia,
tepatnya di atas Blok Ambalat.
Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia memang kerap bersitegang
terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada tahun 2002,
ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia pada sengketa
kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang berada di Blok
Ambalat.
(CNN Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar